Part 3

25.8K 4.3K 565
                                    

TIGA hari sudah berlalu, Taeyong bersyukur selama tiga hari ini ia belum bertemu dengan Jaehyun karena Alpha tampan itu sedang memiliki urusan di pack lain. Ternyata hidupnya di White Moon Pack tidak terlalu buruk, ia tidak merasa kesepian. Karena Mark akan selalu datang menemaninya jika Taeyong memiliki waktu senggang.

Dan karena hal itu pula, ada beberapa Maid yang tidak menyukai Taeyong. Yah wajar saja, sebelumnya tidak pernah ada Maid yang mendapatkan perlakuan khusus seperti Taeyong. Seperti tidur di tempat yang bisa di bilang lumayan berkelas, lalu Mark juga terkadang mengajak Taeyong untuk makan di meja makan.

Sebenarnya ini bukan salah Taeyong sepenuhnya. Ia tidak melakukan apapun, apalagi mendekati Mark terlebih dahulu. Hanya saja, lelaki tampan berstatus Beta itu memang selalu mendekatinya; Mark bilang, Taeyong memiliki sesuatu yang bisa menarik orang-orang untuk mendekat. Taeyong juga memiliki pesona yang bisa membuat orang di sekitarnya nyaman.

Seperti sekarang, karena Taeyong tidak memiliki pekerjaan. Mark mengajaknya untuk pergi ke halaman belakang; menyirami tanaman milik Jaehyun. Jujur saja, Alpha dari White Moon Pack itu tidak membiarkan sembarang orang untuk menyentuh bunga yang sudah di tanam oleh mantan mate-nya. Jaehyun hanya mempercayai Mark untuk merawat semua bunga itu agar terus hidup. Karena itu adalah salah satu kenangan yang di buat oleh mantan mate Jaehyun.

"Semua bunga disini sungguh Indah dan memiliki wangi yang begitu menenangkan." ujar Taeyong sembari menyirami bunga itu dengan penuh kehati-hatian. Ia takut jika sentuhannya akan merusak tanaman Indah itu.

Mark mengangguk, ia sudah menyemprotkan vitamin agar bunga-bunga tersebut tumbuh sehat. "Tentu saja, semua bunga ini di rawat dengan baik! Jaehyun Hyung tidak akan membiarkan bunga Indah ini rusak atau bahkan mati."

Taeyong mengangguk setuju. Ia terus menyirami semua bunga itu hingga tanah menjadi basah; senyuman tulus terukir di wajah cantiknya. Sudah lama ia tidak merasakan ketenangan seperti ini, selama hidupnya, Taeyong selalu saja mendapatkan ketidakadilan. Ia juga tidak tahu kenapa. Mungkin Moon Gooddes memang ingin mengujinya seumur hidup.

Setelah selesai, mereka berdua berjalan menuju gazebo yang terletak di dekat taman bunga. Sinar matahari yang hangat berhasil membuat Taeyong memejamkan mata; ia menikmati bagaimana hangatnya benda bersinar itu.

"Luka di sebelah matamu, kenapa Hyung?" tanya Mark penasaran. Luka di dekat mata Taeyong terlihat begitu jelas sekarang.

Mendengar itu Taeyong membuka mata dan tersenyum pedih. Mengingat masa lalu, ketika usianya lima tahun. Lalu ada segerombolan anak yang menempelkan besi panas di dekat matanya; untung saja besi itu tidak masuk ke dalam mata Taeyong.

"Bukan apa-apa, hanya luka yang tidak akan pernah bisa hilang." gumam Taeyong lirih, kemudian kembali menutup mata.

"Yongie, jangan bersedih.." bisik Willy sembari menempelkan dagu pada lantai; kedua matanya terlihat begitu sendu.

"Tidak Ly, aku hanya sedang berpikir. Apakah disini, aku bisa mendapatkan kebahagiaan walaupun tanpa Mate? Kita adalah sampah yang terbuang, tidak memiliki mate, rumah, atau bahkan sandaran. Hatiku terasa kosong, bisakah kita hidup lebih lama tanpa mate?" balas Taeyong di dalam kepala. Ia hanya mencoba untuk berangan-angan.

"Aku tidak tahu Yongie.. Kita harus mempercayai moon Goddes untuk masalah ini. Takdir kita sudah di putuskan. Aku akan selalu bersamamu hingga akhir hidup kita berdua Yongie, kita pasti bisa menjalaninya."

"Kau benar Ly.. Kita harus berjuang bersama."

"Hyung," Mark sudah berdiri di hadapan Taeyong; kedua matanya memicing. Memperhatikan sebuah tanda yang berbentuk seperti simbol aneh pada kedua kelopak mata Taeyong.

Only Hope《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang