#12✔️

4.3K 344 8
                                    

Eh eh kenapa tuh cewek

Tolong woy tolong

Eh eh

Ya ampun

Dengan gerakan refleks Alex melihat pada Salsa. Ia takut gadis yang di maksud teman-teman nya adalah Salsa.

Dan benar saja, gadis itu terduduk di tanah dengan tangan yang masih meremas kerah baju nya sendiri. Semua teman-teman Alex berlari menghampiri Salsa tapi tidak dengan Alex. Ia masih berdiri mematung. Alex bingung harus apa.

"Astaga Salsa, Lex!!" Riki menepuk pundak Alex kemudian berlari mendekati Salsa.

Tubuh Alex yang kaku akhirnya terlonjak saat semua sudah berkumpul mengerubungi Salsa.

Tanpa ampun Alex membelah kerumunan dengan sekali hentakan tangan. Salsa merasa tubuhnya melayang di gotong entah oleh siapa yang jelas saat ini ia sulit bernafas. Sangat sulit sampai wajahnya terasa panas kepala salsa juga ikut terasa sakit seperti mau meledak bahkan otak nya sudah tidak karuan seperti benang kusut.

🥀🥀🥀

Setelah selesai melakukan operasi dan istirahat sejenak, kini Cita kembali menggunakan jas putih miliknya. Ia akan memeriksa kondisi para pasien. Namun, Tiba-tiba langkah cita terhenti saat baru saja membuka pintu ruangan.

"Loh Alex. Kok kamu ?"

Adik lelaki nya itu sudah berlari entah sejauh apa. Saat taksi yang di tumpangi nya terjebak macet. Ia memilih berlari sampai kesini, Sekarang bediri dengan ngos-ngosan membawa seorang gadis yang ia gendong ala bridal style.

"Mba tolong... Hhah hhahh"

"Bentar ini kok bisa--"

"Nunda penanganan pasien masuk di sumpah dokter ?" Kata Alex dengan datar dingin dan tajam plus ngos-ngosan.

"Ck. Ayo ikut mba"

🚥🚥🚥

Setengah jam berlalu Alex masih duduk di sofa berselancar bebas pada ponselnya. Sebenarnya otak Alex tidak fokus pada layar ponsel yang ia gunakan. Sampai sebuah suara sedikit mengagetkan.

"De, pulang gih"

Alex menarik nafas dalam kemudian kembali berselancar di ponsel. Ia tak berniat merespon ajakan Mba Cita. Entahlah ia hanya ingin duduk diam disini sampai hatinya merasa tenang.

"Ayo ih pulang Sama Mba"

Tak sedikit pun Alex menggubris ajakan Cita. Ia terlihat fokus bermain hape.

Sungguh kesal menghadapi adik satu-satunya ini. Kalau ada maunya pasti keras kepala. Susah di kasih saran kalau sudah ambil keputusan. Cita mengambil duduk disebelah Alex.

Lama saling berdiam, Cita memperhatikan Pergerakan jempol adiknya. Alex hanya bermain di layar utama ponsel tidak sedang sibuk memainkan apapun.

Lamat lamat Cita perhatian wajah adiknya. Raut itu tampak tidak tenang bukan Seperti Alex biasanya yang tenang dan teramat santai. Kalau Alex yang ini keliatan sekali emm... Khawatir mungkin.

"De" panggil Cita.

"Alexandre!!" Gemas Cita.

Si empunya menoleh dengan malas sekilas. Garis bawahi cuma sekilas.

All About You(COMPLETED)✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora