#2✔️

4.6K 341 3
                                    

Priiitt ... Priiitt ...

Selamat datang di hari Senin. Hari dengan segala keruwetan yang tiada habisnya. Mulai dari bangun harus lebih pagi. Baju harus lebih rapih. Sampai semua tugas yang tidak boleh ketinggalan.

"Tes .. Tes"

Jangan lupakan matahari yang terasa lebih terik dari pada hari-hari lainnya. Sementara Petugas upacara dengan pakaian rapi sudah bertengger di lapangan.

"Itu baju nya itu. Di masu'in toh lah!"

"Iya iya pak"

"Dasi nya mana itu. Dasi"

"Matiin motornya. Berisik ituloh"

"Jauh rejeki pagi-pagi marah pak"

"Eh kok pada ngelawan ini loh. Sana sana cepat masok"

Lelaki paruh baya berambut keriting menggunakan kacamata kotak dengan pengait panjang melingkar dari pangkal kacamata kanan ke kiri. Kerjaan nya mengomentari penampilan setiap murid yang masuk dari gerbang sekolah.

Kalau sudah begitu, jelas ini adalah hari Senin.

"Kamu"

"Saya"

"Iya kamu. Emang tangan saya nunjuk kemana"

Mila melihat ke kanan dan ke kiri memastikan penampilan siswa lain tidak serpih dirinya.

"Baju saya ada yang salah, pak ?"

Lelaki paruh baya itu memperhatikan penampilan Mila dari atas sampai bawah. Ia tampak kebingungan. Yah iya bingung kan Mila sudah berpakaian sesuai aturan.

"Itu kaos kaki kamu berapa centi ?"

Mila memutar bola matanya. Jengah.

"Yah mana saya tau pak. Emang kalo saya beli kaos kaki harus bawa penggaris gitu"

"Woh kamu ini sama orang tua ngelawan"

"Udah deh pak, saya masuk kelas yah lagian upacara mau di mulai"

Mila memilih meninggalkan Pak Darjo yang sengaja cari-cari kesalahan setiap murid itu. Buang-buang waktu. Yang ada nanti Mila bisa di hukum untuk kesalahan yang di buat-buat.

Baru satu langkah Mila masuk kelas. Ia melihat teman sebangku nya yang terburu-buru keluar.

"E eeh kemana ?"

Lawan bicara Mila hanya memperlihatkan deretan giginya dengan mengangkat sekotak susu coklat.

"Salsabila!! Ish ..."

Gadis bernama Salsabila itu keburu berlari meninggalkan Mila.

"Bad boy kok di kasih susu coklat" gerutu Mila.

Berbeda dengan murid lain yang sibuk dengan masalahnya di hari Senin. Justru, disini segerombolan pria sedang menikmati batang rokok.

"Sepet bat mata gue" Riki memijit pangkal hidung.

"Tiap hari juga mata Lo sepet. Molor Mulu sih kerjaan"

"Nih abisin rokok gue" Galang melempar kan sekotak rokok.

"Halah. Percuma"

"Lah kok"

"Nih ye, mau Lo kasih rokok bejibun juga gak bikin. Mata dia melek. Seger"

"Tuh rokok satu kotak bakal abis Ama Riki tapi rokok habis ngantuk pun datang" lanjut Dani.

"Hahaha"

"Sa ae lu!"

Si Riki yang jadi topik pembullyan cengar cengir sambil sesekali menghisap rokok yang terselip diantara jarinya.

All About You(COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang