Prologue

12.8K 526 7
                                    

"Maaf tuan, kita harus segera melakukan operasi untuk menyelamatkan keduanya."

"Lakukan apapun yang terbaik dokter, saya mohon selamatkan istri dan anak saya."

"Keduanya selamat, tapi ....."
.
.
Beberapa tahun kemudian

"Hyung, ayo bermain itu"

"Tidak bisa Hunnie, kita main yang lain saja ya."

"Tidak mau, pokoknya Hunnie mau main itu."

"Kalau Hunnie tetap memaksa, lebih baik kita kembali kerumah saja ya."

"Ta-tapi kita kan baru keluar dari rumah, hyung, ayo kesana~"

"Baiklah kita kesana, tapi hanya menonton saja ya, tidak ikut bermain."

"Huh, baiklah."
.
.
"Kenapa kau baru pulang Sehun?"

"Appa, aku hanya telat pulang 2 jam."

"Kau membohongi supir Kim, dan kau bilang 2 jam 'hanya'? Kau tahu, kau sudah menyalahi aturan yang Appa buat."

"Kenapa? Kenapa Appa melarangku dan membebaskan Hyung untuk pergi kemanapun huh? Ini tidak adil Appa."

"Astaga, Jung Sehun---"

"Yeobo, sudahlah. Sehun pergi ke kamar mu, nak."

brakkkk

"Dia tidak mengerti, ak-aku hanya mengkhawatirkannya."

"Bicara pelan-pelan hmm, tenangkan emosimu. Aku akan ke kamarnya dulu."
.
.
"Selalu saja begitu, ini tidak boleh, itu tidak boleh. Akupun sadar akan kondisiku. Tidak perlu diperlakukan seperti ini. Membuatku muak."

"Hunnie"

"...."

"Kenapa pulang telat?"

"Pergi, bersama teman."

"Kenapa tidak ijin terlebih dahulu?"

"...."

"Kau tahu, Appa, Eomma dan Hyung mu khawatir? Kenapa juga kau membohongi supir Kim, hmm?"

"Pergi ke toko buku dengan Kai. Dia membawa mobil, akan repot jika kita tidak satu mobil."

"Hanya ke toko buku?"

Sehun mengangguk, tapi kemudian dia berbicara kembali

"Ke lapangan basket juga, tapi cuman sebentar, Hunnie juga tidak ikut main" Oke dia berbohong

Wanita itu tersenyum.

"Jangan diulangi ya, berbohong itu tidak baik. Kau juga membuat yang lain khawatir."

"Maaf eomma, tidak akan diulangi."

"Mandilah, eomma akan siapkan baju setelah itu turun kebawah kita makan ya."

"Iya eomma."

Sehun bangkit dari kasur nya untuk ke kamar mandi. Namun, begitu ia memijakan kakinya dan berdiri, jantungnya mulai nakal kembali.

Sehun menyentuh dadanya yang terasa berdetak semakin keras. Tubuhnya kembali terhuyung kebelakang dan terjatuh menimbulkan suara.

Ibunya yang melihat itu mendekat dengan panik.

"Eomma, ini sakit, tolong"

Dan setelah itu, sebelum gelap kembali menguasainya, dia hanya bisa mendengar suara teriakan samar memanggil namanya.

TBC or END?

[1] Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang