Bab 15

553 22 11
                                    

Natha: Thanks ya buat hari ini. Gue seneng banget, Dev.

Devi: Iya, Nat makasih juga. Gue lebih seneng. hehe

Natha: Dev, Senin gue jemput lagi ya?

Devi: Yaudah Nat. Jam berapa?

Natha: Kayak kemarin-kemarin aja ya, Dev.

Devi: Oke :)

Natha: Yaudah lo istirahat gih, nanti kecapean.

Devi: Iya ini mau tidur.

Natha: Night, Dev.

Devi: Night too, Nat.

Devi langsung memeluk hape-nya dan senyum-senyum girang setelah chat-nya dengan Natha di bbm sudah berakhir. Semenjak kejadian Natha dan Putri kerumah Devi satu minggu lalu, mereka berdua semakin deket. Hampir setiap hari dianter jemput sekolah. Hampir setiap Weekend mereka hangout bareng.

Gadis itu menatap kosong langit-langit kamarnya. Banyak yang dia rasakan akhir-akhir ini, yang pasti seneng semakin dekat dengan Natha. Tapi, ada yang menjanggal dan ada sesuatu yang hilang semenjak dia semakin dekat dengan Natha. Gadis itu sebenarnya menyadari, itu Damar dan Putri. Semakin banyak waktunya dihabiskan dengan Natha, semakin sedikit pula waktu untuk dua sahabat baiknya itu.

Paling mereka sibuk berdua juga, batin Devi.

tok.. tok..

"Dev? Gue masuk ya?" Tanya seseorang di balik pintu kamar Devi.

Tanpa menunggu jawaban Devi, Damar langsung masuk.

"Kenapa lo? tumben ke kamar gue" Tanya Devi sambil bangun dari posisi tidurannya.

"Etdaahh.. Gapapa, pengen ngobrol aja sama lo. Abisnya lo udah jarang main sama gue." Kata Damar mengambil posisi bersila diatas kasur Devi.

"Yaah mar sorry, ini bagian terpenting buat hubungan gue sama Natha.Sorry banget sorry banget." Kata Devi mengguncang-guncangkan lengan Damar.

"Iyaiya gue ngerti. Ohiya Dev besok temenin gue yuk."

"Kemana? Belanja? Ogah ah." Kata Devi menolak.

"Bukan dodol." Kata Damar sambil meneloyor jidat Devi.

"gue ada job nih buat ngedekor bunga buat wedding gitu. Gue butuh banget bantuan lo." Lanjut Damar.

"Ohh, I see. Yaudah gue bantuin, apa sih yang ngga buat lo." Devi memamerkan deretan giginya yang putih.

"Beneran? Yaudah jadi pacar gue dong."

"hah?"

"Engga deng, bercanda. Budek lo." Damar tersenyum kecut, sambil mengacak-acak rambut Devi.

"Kocu lo." Kata Devi sembari ketawa.

"kocu apaan dah?" Tanya Damar.

"Kocak lucu, cupu lo ngga tau." Jawab Devi meledek.

"Gila, ngga nyangka gue lo jadi anak alay semenjak pedekate sama Natha." Dama tertawa terbahak-bahak sambil berjalan menuju pintu Kamar Devi untuk keluar.

Devi hanya senyum-senyum sendiri melihat sahabatnya pergi dengan tampang ngakak.

Hush, kenapa gue jadi senyum-senyum gini liat Damar ngakak doang, Batin Devi.

Ah tapi Damar ganteng imut gimana gitu kalo lagi kayak tadi, Batinnya lagi.

Sesaat kemudian Devi Lansung menggeleng-gelengkan kepalanya, membantah semua pikiran batinnya. Mana mungkin dia naksir Damar, banyak kali cewek yang mikir Damar Ganteng, wajar juga kok.

KalycaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang