BLTF || Bab 26

5.7K 226 3
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tinggalkan jejak berupa vote dan komentar positif yang bersifat membangun, dengan begitu author akan semakin rajin buat update.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

William menatap anaknya sayang, "Tentu saja tidak, my dear. Trust me,"

Setelahnya Valerie masuk dan menidurkan kedua anak itu. Tidak lupa memakaikan selimut, karena ruangan malam ini cukup dingin. Valerie takut mereka tidak nyaman.

Kurang lebih 15 menit, mereka terlelap. Valerie yang masih terjaga, mengingat William ada di luar, segera keluar rumah untuk memastikan. Di luar, William terlihat tertidur di karpet tebal berbulu di depan televisi. Valerie tertegun, karpet itu memang tebal, namun dia pun tahu William tidak biasa tidur dengan alas seperti itu. Maka dengan inisiatifnya sendiri, Valerie mengambil selimut untuk suaminya. Namun, baru saja dia memakaikan selimut untuk lelaki itu. William menariknya sehingga Valerie jatuh tepat di dada pria itu.

"Be mine, Valey."

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

"Ayolah, El. Kau harus makan, sayang," bujuk Valerie pada Elysa.

"I won't. Aku ingin daddy di sini, mom. Aku tidak akan makan sebelum daddy datang," acuhnya.

Ini sudah kesekian kalinya dia membujuk anaknya, tapi Elysa dengan keras kepalanya terus menolak dan mengatakan akan makan jika daddynya ada di sini. Pagi-pagi sekali memang William dan Mike kembali ke apartemen mereka karena ada urusan kantor yang penting dan mendadak harus terselesaikan hari ini. Lagipula, Valerie memang tidak ingin William berada lebih lama dirumahnya. Terlalu bahaya untuk kesehatan jantungnya.

"Jangan begitu, El. Daddy sedang bekerja dan tidak bisa diganggu. Jadi makan yah?" bujuk Valerie kembali pada Elysa, anaknya. Tapi Elysa mengacuhkannya dan pergi ke sofa untuk menonton.

Menghelah nafas berat, Valerie segera ke kamar untuk mengambil handphonenya menelpon William. Tidak ada pilihan lain, dia harus menyampingkan gengsinya demi anak sematawayangnya.

"Kau dimana?" tanya Valerie ketus begitu panggilannya tersambung.

"Kenapa? Merindukanku?" balas William jahil, yang diyakini Valerie tengah tersenyum jahil di sana.

"Tentu saja tidak. Elysa tidak mau makan. Ini semua gara-gara kau."

"Aku? Aku tidak melakukan apa-apa. Kau lupa?"

Valerie mendengus kesal, "Dia tidak ingin makan jika kau tidak ada,"

Terdengar tawa ringan dari sana, "Benarkah? princess-ku itu memang paling mengerti."

Tut...

Mati? William mengakhiri panggilannya? Valerie menggerutu sangat kesal. Jika dia tahu akan berakhir seperti ini, untuk apa dia menelpon lelaki itu, hanya membuang waktu dan tenaga.

Akhirnya Valerie menuju ruang tamu tanpa hasil. Dia masih melihat Elysa dengan cemberut seperti tadi. Elysa melihatnya setelah itu mengalihkan tatapannya kembali ke televisi.

Valerie kembali duduk di sofa, tepatnya di samping Elysa, "Kau harus sarapan, sayang. Daddy juga akan sedih kalau kau seperti ini," bujuknya mengelus kepala Elysa.

WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}Where stories live. Discover now