BLTF || Bab 17

4.8K 222 9
                                    

Semakin banyak kalian berkomentar yang positif ataupun bersifat membangun, authornya akan semakin rajin buat update.

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seminggu berlalu sejak kejadian dimana William menjebak Valerie. Sejak saat itu juga, Valerie selalu bersikap seolah semuanya baik-baik saja, walaupun hatinya berkata lain, tapi Valerie telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan memperjuangkan cinta yang dulu William perjuangkan. walaupun akhir-akhir ini William terkesan menghindarinya, tapi tak masalah, Love takes a fight, right? 

seperti saat ini Valerie tengah menyediakan sarapan untuk suaminya, walaupun William selalu menghindarinya namun Valerie tak pernah berhenti melakukan kewajibannya.

masalah Maxime, biarlah Valerie melupakan dendamnya untuk saat ini, toh lelaki itu juga yang tidak pernah menghubunginya akhir-akhir ini. 

sampai sebuah suara kaki menginterupsi kegiatan Valerie. wanita itu menghentikan kegiatannya melihat suaminya turun dari tangga. tadi, sebelum Valerie turun untuk menyiapkan makanan, dia sudah menyiapkan pakaian untuk suaminya, tapi semuanya tidak sesuai dengan ekspektasi karena saat ini William turun menggunakan setelan lain. 

William terus berjalan tanpa melirik sedikitpun ke arah Valerie. 

Valerie yang baru sadar bahwa William melewatinya angkat bicara. "William, tunggu."

William menghentikan langkahnya namun ia juga enggan berbalik dan hanya diam. 

Valerie menatap William memohon walaupun dia tahu William tak akan tahu, "Aku sudah menyiapkan makanan untukmu, dimakan yah?!" ujar Valerie antusias.

William berbalik menatap Valerie tajam, "Aku tidak pernah memintamu melakukannya." setelahnya William pergi meninggalkan rumah dan segera menuju ke kantor.

Di sisi lain Valerie menatap punggung William yang semakin menjauh dengan sedih. selalu seperti ini, batin Valerie. wanita itu pun bingung apa kesalahannya sehingga Williamnya seperti itu. Ralat, William tidak seperti itu. William yang dia kenal adalah William yang bahkan tidak akan mengampuni siapapun yang telah menyakiti dirinya. Tapi apa ini? sekarang William melanggar sendiri janji yang telah dibuatnya dulu. 

Di tengah kediamannya, Angel datang entah darimana menepuk pundak Valerie, "Bertahanlah Valerie, aku tahu kau bisa," yang hanya dibalas Valerie dengan senyuman.

"Aku baik-baik saja." Valerie tersenyum lembut seolah tidak terjadi apa-apa padanya.

Angel memang diminta orangtuanya untuk tinggal di rumah David karena jarak sekolah dan rumah ini dekat dan pula Angel pun tak keberatan dengan keputusan orangtuanya.

mengenai coklat panas tempo hari, sebenarnya Angel tidak tahu alasan sepupunya itu memintanya melakukan hal itu. Walaupun begitu, Angel telah meminta maaf pada Valerie dan dimaafkan.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

Di lain tempat tepatnya di kantor William suasana sangat mencekam. William yang dulu arrogant kini bertambah semakin arrogant, bahkan dia tak akan segan memecat karyawannya yang membuat kesalahan walaupun sedikit.

seperti saat ini si karyawan hanya lupa memasukkan jumlah pengeluaran perusahaan bulan ini tapi William sudah marah besar. 

"apa kau tau konsekwensi membuat kesalahan di perusahaan ku?!" tanya William datar. 

karyawan tersebut hanya bisa menundukkan kepalanya takut, "Tahu tuan."

"kalau begitu aku tunggu sampai jam 12."

karyawan tersebut menatap atasannya memohon, "Tolong, tu---"

Sayangnya sebelum karyawan tersebut menyelesaikan ucapannya, William menyelah, "keluar!" ucapnya tak terbantahkan. 

seperti sebuah hipnotis karyawan tersebut keluar sebelum mendapatkan sanksi lebih parah dari sebelumnya. 

William memang tidak pernah mau menerima kesalahan, dan bagi orang yang melanggar dia harus siap dengan konsekuensinya yaitu pengurus surat pengunduran diri saat itu juga. 

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

William menatap sinis berkas yang ada di genggamannya saat ini, kejahatan dan dendam terlihat jelas di matanya. 

kehancuran orang yang mengusiknya kini berada di hadapannya. Tidak akan ada belas kasih bagi orang yang mencari masalah dengannya. Bagi William hanya kehancuran dan kematianlah jalan keluarnya. 

Tanpa mengalihkan tatapan dari berkas di genggamannya, William mengeluarkan telepon genggamnya dan menghubui seseorang.

"Hancurkan dia!"

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

memprihatinkan, satu kata yang menggambarkan keadaan di tempat ini, Apartemen yang tidak mewah namun nyaman milik Valerie. Hanya terdapat satu kamar tidur, ruang tengah, dapur serta kamar mandi yang ukurannya pun minimalis. 

Apartemen, yah hanya Apartemen ini lah yang menjadi saksi bisu kehancuran seorang wanita cantik yang tegar di hadapan semua orang namun tidak disini. karena apartemen inilah tempat dimana Valerie meluapkan segala kesedihan dan juga air matanya.

seperti saat ini, Valerie tengah menangis meraung di dalam kamarnya. meratapi semua yang kini terjadi padanya. merenungi semua perlakuan William padanya. 

"AARRGGHHH." sekali lagi Valerie kembali menyayat pergelangan tangannya dengan cutter. 

Miris memang, selama ini bahkan tak ada yang mengetahui bahwa Valerie menderita penyakit Self Injury sejak kedua orang tuanya meninggal dulu, kecuali dia...dia yang Valerie anggap sebagai sahabatnya selama ini. 

"Kenapa? Kenapa hanya aku yang merasakannya?! Mengapa kau sangat sulit untuk memahamiku?! Mengapa disaat aku telah membuka hatiku kau berubah?! Kenapa William, kenapa?! Apa salahku?!" isaknya. Kalimat itu terus terulang di mulut wanita cantik itu. 

"AARRGGHHH." sekali lagi cutter tersebut menyayat pergelangan tangannya. 

"Valerie! What are you doing?!"

TBC.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

Book of 2 dari BLTF sudah aku post yah, silahkan mampir ke lapak Queen Elysa untuk sequel dari cerita ini.

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

WARNING!!!
PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! HARAP MENJAUH!

◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆◆

Don't forget to follow my instagram: @nurfitrianipratiwi

WILLIAM: Because Love Takes a Fight √ {#1 Johnson's Series} {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang