12. Pengakuan

458 39 12
                                    

Waah, saya ketiduran!!!

Maaf guys, saya capek dan ternyata drop juga.. Ini abis sahur langsung saya kerjain, hihi

So, ini dia chapter 12..

Selamat membaca^^

###

.

 "Tapi kau punya saham yang cukup besar, pilihanmu ikut menentukan hasil pemungutan suara nantinya. Apa kau akan memihaknya? Kalau jawabanmu tidak, berarti kalian berdua dalam masalah."

Pasangan tersebut bertukar pandang.

"Dia akan memastikan kau memihak padanya, entah dengan diplomasi atau kekerasan," jelas Hajin lagi. "Jika kalian ingin mendengar saranku, sebaiknya kau mengutus orang lain untuk hadir di rapat itu, dan kalian berdua menjauh dari pusat kota."

"Kenapa harus sekarang? Rapatnya masih lama," Shiyeon mencoba berpikir logis.

"Lebih cepat lebih baik," sambar Hajin. "Dengan begitu, Wang Yohwan akan sulit melacak keberadaan kalian dan kita tidak perlu berkejaran dengan waktu."

Dan aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama seperti yang kulakukan pada kalian dulu, Hajin membatin.

"Apa iya Kak Yohwan bisa se-ambisius itu?" Eunyool ragu. "Kami tumbuh besar bersama, dia tidak mungkin mencelakakanku. Benar kan?"

Hajin mendesah. "Orang-orang berubah sepanjang waktu. Kau tidak tahu bisa menjadi sekeji apa seseorang ketika dihadapkan pada uang dan kekuasaan."

"Tapi dia saudaraku."

"Aku mendengar sendiri pembicaraannya. Aku tidak sengaja menguping," Hajin mengaku. Ia mengeluarkan ponsel dan mengetikkan sesuatu. "Ini, aku sempat merekamnya."

"...Atau kalau tidak, singkirkan saja dia. Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa mendapat saham sebanyak itu."

"Saham itu gabungan miliknya dan istrinya. Park Sangjoon memercayakan seluruh saham putrinya atas nama Eunyool."

"Kalau dia juga ikut memilihmu, peluangmu menguasai perusahaan akan lebih besar."

"Bagaimanapun, kalau Eunyool dan istrinya tidak mau menyetujui tawaranku, akan kupastikan akhir riwayat mereka masuk dalam berita kecelakaan. Aku tidak membutuhkan saudara yang tidak mendukungku. Lagipula, semakin sedikit saudara semakin banyak warisan yang akan kudapatkan."

"Apa sekarang kau percaya?" tanya Hajin.

Eunyool menganga tak percaya. Ia kembali melirik Shiyeon yang hanya menatapnya sedih. "Kalau begitu kami akan segera bersiap-siap."

Pemuda itu hendak bangkit, tetapi lengannya ditahan oleh Shiyeon. Gadis itu bertanya pada Hajin, "Kenapa kau membantu kami? Apa untungnya bagimu?"

Yang ditanya hanya tersenyum maklum. "Jujur saja, Goryeo akan hancur jika dipimpin oleh Wang Yohwan. Dan sejak awal, Eunyool adalah temanku. Aku tidak mau sesuatu yang buruk menimpa dia dan istrinya."

"Terima kasih banyak," ucap Eunyool, benar-benar menghargai kepedulian Hajin padanya. Kemudian ia segera ke kamarnya, mengemas barang-barang yang ia perlukan.

"Kau yakin tentang ini?" tanya Shiyeon yang mengikuti kegiatannya.

"Hajin temanku, dia tidak mungkin berniat jahat."

"Aku tahu kau menyukainya, karena itu kau akan menuruti apapun yang dia katakan. Tapi kusarankan sebaiknya kau lebih waspada."

"Aku tidak begitu! Dan bisakah kau tidak menaruh kecurigaan padanya? Dia sudah berbaik hati membantu kita."

Our DreamsWhere stories live. Discover now