09. Kenangan yang Kembali

429 46 22
                                    

Lagunya kurang cocok, tapi ini lagu yang saya denger terus-terusan pas bikin chapter ini, so dengerin aja yah wkwkwk

Saya suka banget lagunya, dan MV nya terdabest lah.. Waktu itu The boys masih unyu2, mereka masih formasi lengkap, dan yang paling penting, mereka bikinnya di London, LONDON!!! It's my dream city!!!

Mana mereka keliling kota lagi, bikin saya ngiler kan ngeliat Big Ben, Tower Bridge, etc, etc... Ahh, jadi mupeng deh.

Oke, cukup ngomongin 1D, saya tahu di sini banyak yg Exo-l, bukan Directioners. Dan pembahasan London ini udah keluar konteks wkwkwk

Happy reading^^

###

.

"Kau tidak bisa menikah dengan Junghoon," ketus Eunyool begitu Shiyeon masuk ke kamarnya. "Ayahku tidak akan membiarkan dua putranya menikah dengan satu orang bergantian."

Shiyeon yang baru menutup pintu membulatkan mata karena terkejut, "Kau mendengarnya?"

"Tentu saja," tukas pria itu dengan rahang mengeras. Ia bangkit dari duduknya di atas ranjang. "Jadi kau sudah merencanakan untuk menggaet adikku setelah bercerai? Huh, picik sekali."

Shiyeon merasa disiram es mendengar kata-kata dingin itu. Tidak hanya kalimat Eunyool yang menyakitkan, tetapi ekspresi lelaki itu sangat menakutkan. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan kakinya mundur saat Eunyool perlahan mendekatinya.

"I-itu.. Bukan begitu, se-sebenarnya a-ayahku-" Shiyeon mencoba menjelaskan dengan terbata-bata, tetapi dipotong oleh lawan bicaranya.

"Kau menginginkannya juga, bukan? Tidak usah berlindung di balik nama ayahmu," pria itu memojokkannya. "Kalau kau benar-benar tertarik pada adikku, kenapa repot-repot menikahiku?"

Gadis itu makin terpojok. Padahal dirinya adalah pelatih seni bela diri, ia sering mengajarkan pada murid-muridnya bahwa mereka harus menguasai keadaan dalam hal apapun.

Tidak boleh menunjukkan kelemahan, Shiyeon mengingatkan dirinya. Ia kemudian mendongak menatap suaminya dan membalas, "Kau sendiri, kenapa mau menikahiku sedangkan kau menyukai Go Hajin? Kenapa kau tidak jadikan dia istrimu saja?"

Eunyool kehilangan kata-kata. Ia tidak menyangka gadis ini tahu perasaannya. "Bagaimana kau-"

"Kau menatapnya sepanjang resepsi. Kau pikir aku tidak melihatnya?" kali ini Shiyeon yang menyela. "Kau mengharapkan dia yang berdiri di sisimu dibanding aku, iya kan?"

"Itu tidak ada hubungannya denganmu!" seru Eunyool marah. Tangannya terkepal.

"Begitu pula denganku. Kau sudah berjanji tidak akan mencampuri urusanku."

"Tapi Junghoon adikku! Aku bisa saja mengabaikannya jika yang kau sukai itu lelaki lain!"

"Kau tidak tahu siapa yang kusukai. Berhentilah membentakku seolah kau berhak atas hidupku," tukas Shiyeon menahan perih di hatinya. Ia segera beranjak menuju kamar mandi dan menangis di sana. Bagaimanapun, ia tetaplah wanita.

***

Mereka tidur bersebelahan tanpa bicara satu sama lain. Di pagi harinya, Shiyeon mengemasi barang-barang miliknya dan keduanya pergi setelah sarapan. Pasangan suami-istri baru ini akan tinggal di apartemen Eunyool, yang kepemilikannya sudah sepenuhnya diserahkan oleh Ketua Wang sebagai hadiah pernikahan. Mereka tidak saling bicara sejak malamnya, tetapi bersikap seakan baik-baik saja di depan Tn. Park.

Begitu memencet beberapa angka, Eunyool membukakan pintu apartemennya, mempersilakan istrinya untuk masuk. Shiyeon melangkah dengan canggung.

Apartemen ini cukup besar untuk ditinggali oleh hanya satu orang. Tidak begitu banyak furnitur, benar-benar sesuai dengan penghuninya yang kerjaannya hanya berkutat di depan komputer.

Our DreamsWhere stories live. Discover now