16. Tragedi

374 29 55
                                    

Assalamualaikum^^
Ellie fast update nih, tumben hehe

Siapin hati yow, tapi saya nggak yakin apa kalian harus siapin tisu juga, keknya itu terserah kalian aja wkwkwk

Btw videonya ya jan lupa, selamat membaca^^

###

Eunyool berdiri menatap hamparan laut yang membentang. Pasir putih tertimbun salju, air laut sedingin es merayap naik turun sesuai pasang-surut. Ia bisa membayangkan betapa indah pantai ini saat musim panas. Belum-belum ia sudah merasa akan merindukan tempat ini.

Tetapi yang utama, yang membuat pantai ini sangat berkesan adalah keberadaan Shiyeon di sisinya.

"Kau sudah berkemas?" pertanyaan itu membuyarkan lamunannya.

Ia membalikkan badan. "Bagaimana kalau besok saja? Aku yakin mobilnya tidak akan datang sepagi itu."

Istrinya berdecak, mendorong bahunya agar masuk kembali ke kamar mereka.

"Kalau bisa sekarang, kenapa harus besok? Bukankah lebih cepat lebih baik?"

"Baiklah, baiklah," putus Eunyool akhirnya. Ia berbalik, menahan langkah mereka di depan pintu. "Tapi sebelum itu, kau harus berjanji kita akan liburan musim panas lagi di sini."

"Hm?" Shiyeon tampak kebingungan.

"Maksudku," perlahan Eunyool meraih kedua tangan istrinya, menenkankan setiap kata yang terucap, "Kita haruske sini musim panas ini. Bulan madu sungguhan, tanpa dibayangi rasa takut dan bersenang-senang selama yang kita mau."

Shiyeon tersenyum manis. "Kedengarannya itu rencana yang bagus."

Mereka lalu masuk dan Eunyool mengepak barang-barangnya. Tidak sampai lima menit ketika mereka mendengar deru mesin mobil berhenti di depan penginapan. Disusul dengan suara tergesa langkah kaki.

Mereka berdua saling melempar tatapan waspada, kemudian berlomba menuju pintu. Mereka mendapati Hajin bergegas masuk.

"Go Hajin, apa yang-"

"Cepat ambil barang kalian, kita tidak punya banyak waktu!" Hajin memotong pertanyaan Shiyeon.

"Memangnya ada apa?" Eunyool meminta penjelasan.

"Tck, kakakmu," Hajin berdecak tak sabar, "Sepertinya dia sudah tahu tempat persembunyian kalian dan memajukan pemilihannya menjadi besok."

Eunyool membuka mulut ingin bertanya lagi tetapi Shiyeon menukas, "Kalau begitu kita harus segera pergi."

Wanita itu menyeret suaminya ke depan lemari dan membantu memasukkan barang-barang ke dalam tasnya. Sebenarnya ia tidak membawa banyak barang, hanya saja letaknya berserakan. Hajin mengikuti pasangan tersebut, menunggu sembari melirik jam.

"Hajin, aku masih belum mengerti," kata Eunyool selagi melemparkan stempelnya asal-asalan ke ranselnya. "Bagaimana bisa kau menyimpulkan kak Yohwan sudah tahu persembunyian kami?"

"Kenapa dia mau memajukan tanggal pemilihannya?" Hajin balik bertanya. Kemudian dengan tak sabar ia menjawab sendiri pertanyaannya, "Dia sudah yakin akan menang. Menurutmu bagaimana dia bisa seyakin itu?"

Eunyool tidak menjawab, tetapi Hajin tahu pria itu mengerti maksudnya. Yohwan sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan pemilik saham terbesar kedua, yang berarti dirinya. "Kita berharap saja semoga apa yang kutakutkan tidak terjadi. Sementara itu, lebih baik kalian mengamankan diri terlebih dahulu."

Shiyeon baru saja selesai menarik risleting ransel suaminya, saat Junghoon berderap masuk. "Ada yang datang!"

Mereka yang memang mendengar ada mobil di luar segera menghambur ke jendela. Terlihat beberapa sedan hitam diparkir di dekat Ferrari milik Junghoon. Pria-pria tinggi berpakaian hitam keluar dari setiap mobil.

Our DreamsWhere stories live. Discover now