19. Kebenaran

200 24 20
                                    

Mulmed: Pemeran utama yg mencoba menguatkan diri.

###

“Sudah kubilang kan? Harusnya kau tinggal denganku saja,” omel Ny. Lee pada anaknya. “Siapa yang mengurusmu kalau sudah begini? Apartemen saja tidak pernah kau bersihkan.”

Eunyool menarik selimut untuk meredam telinganya dari ocehan sang ibu. Kepalanya pusing dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, jadi tadi pagi ia menelpon ibunya. Sekarang Eunyool menyesali keputusannya itu.

“Hei, anak malas! Kau mendengarku tidak?” dengan kejam, ibunya menarik selimut yang menutupi wajahnya. Mengekspos kulitnya yang seketika merinding begitu tersapu pendingin ruangan.

Eunyool mengerang. Kata siapa ibunya lembut? Buktinya sekarang wanita paruh baya ini menyiksanya.

“Pulang dari sini, aku akan menghubungi jasa pembersih apartemen,” ibunya kembali mengomel. “Bahkan kandang babi saja lebih bagus dari tempat ini.”

“Aku bisa membersihkan apartemenku sendiri, Bu,” sahut Eunyool sambil terbatuk-batuk.

“Bagaimana bisa? Berdiri dengan benar saja kau tidak sanggup,” kesal ibunya.

Eunyool akhirnya mendesah pasrah. Alasannya tidak ingin membayar orang untuk membersihkan apartemennya adalah karena tindakan tersebut akan menghilangkan jejak Shiyeon di tempat ini. Ia tidak bisa mengatakan hal semacam itu pada ibunya.

“Kalau saja menantuku ada di sini,” wanita itu mengeluh. “Apa yang sebenarnya kau lakukan sampai membuatnya lari darimu?”

“Aku tidak tahu, mungkin dia bosan denganku,” lirih Eunyool tak bersemangat.

Ibunya mendengkus tajam. “Huh, mana mungkin anak manis sepertinya meninggalkanmu dengan alasan seperti itu? Katakan saja, pasti kau sudah menyakiti hatinya, kan? Kau selingkuh ya? Ya ampun, kasihan sekali menantuku, sudah cukup buruk dia kehilangan calon cucuku, sekarang anakku yang tak tahu diri ini malah berbuat tega.”

Bukannya marah, Eunyool justru bengong mendengar ocehan Ny. Lee itu. Jalan pikirnya luar biasa sekali, dipenuhi asumsi dan tuduhan konyol. Eunyool memijit pelipisnya yang terasa makin pusing. “Bu, aku tidak pernah melakukan apapun yang Ibu tuduhkan,” jelasnya lelah.

“Lalu apa?” sambar ibunya sedikit membentak. “Sudahlah, semuanya sudah terjadi. Sekarang yang harus kau lakukan adalah mendapatkannya kembali! Aku tidak mau tahu, dia wanita terbaik untukmu!”

“Iya, iya, Ibu tenang saja.”

“Bagaimana aku bisa tenang?! Aku sudah memintamu untuk saling menjaga, bukan? Kenapa kau mengabaikan nasihatku?” setelah menumpahkan semua kekesalannya, Ny. Lee mulai sesenggukan. Eunyool beringsut bangun dan merentangkan tangan, menenangkan ibunya yang menghambur memeluknya.

“Aku juga merindukannya, Bu,” akunya jujur. “Nanti setelah sembuh, aku akan berusaha mendatanginya lagi.”

Ny. Lee mengangguk. “Dia anak yang tulus, dia bahkan mau menerima sifatmu yang kekanakan. Kalau bukan dia, siapa lagi yang mau pada laki-laki sepertimu?”

Eunyool tersenyum kecut mendengar ibunya memuji sang menantu tapi menghina dirinya.

***

Shiyeon menghela napas menatap gedung di depannya. Mulai senin kemarin, ia mencoba untuk kembali pada rutinitasnya yang biasa, yaitu mengantarkan makan siang ayahnya. Tn. Park awalnya menolak ketika Shiyeon menyampaikan niatnya ini. Eunyool bisa ke kantor ayahnya kapan saja, dan itu berarti besar kemungkinan mereka akan bertemu. Tetapi pria tua itu akhirnya mengalah ketika putrinya bersikeras dan berjanji untuk selalu waspada.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Jul 08, 2021 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Our DreamsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon