TIGA PULUH TUJUH-RIVAL 2

4.2K 286 36
                                    

Ayana bergerak dengan gelisah ketika Sera, Valerie, Fabian dan Stevan datang menjenguknya, sedangkan Rei sedang bersembunyi di kamar mandi.

Pria itu datang tepat lima menit sebelum rombongan rekan kerjanya tiba, Rei bersikukuh untuk tetap ada di ruangan mengawasi kondisi agar selalu kondusif walaupun ia harus bersembunyi di kamar mandi.

Ayana pun akhirnya pasrah karena tak ada waktu untuk berdebat.

"Gimana keadaan kamu sekarang, Ayana?" tanya Fabian.

"Sudah lebih baik, Pak. Saya minta maaf sudah merepotkan, pasti Bapak kewalahan ya tadi di kantor," sesal Ayana.

"Jangan pikirkan masalah pekerjaan, yang penting kamu sembuh dulu."

"Terima kasih sudah datang menjenguk, Pak," ucap Ayana.

"Titip hape gue dulu, Ser," Valerie memberikan ponselnya kepada Sera.

Semua mata di ruangan tersebut memperhatikan gerak Valerie yang berjalan ke arah pintu keluar.

Tunggu! Di sebelah pintu kan toilet, jangan bilang kalau dia mau ke toilet!

"Mau ke mana, Val?" tanya Ayana setengah berteriak.

"Ke toilet."

Tangan Valerie sudah menyentuh kenop pintu toilet.

"Tunggu, Val! Jangan di buka!" cegah Ayana.

Terlambat, Valerie sudah membuka pintu toilet dan ia melihat Rei sedang duduk di atas kloset sambil melotot ke arahnya.

Valerie refleks melirik ke arah Ayana yang pucat pasih.

"Kenapa sih emangnya?" tanya Sera tak mengerti dengan situasi yang terjadi.

"Ah, itu ... Toiletnya rusak," jawab Ayana asal.

"Oh, iya, rusak ya, Ay. Haha," Valerie tertawa menyembunyikan rasa kagetnya.

Rei mengisyaratkan kepada Valerie untuk menutup kembali pintu toilet, dengan menyunggingkan senyum, Valerie menutup keras pintu tersebut, hingga seluruh penghuni ruangan terlonjak kaget. Jangan tanya gimana keadaan Rei, dia shock berat.

"Kenapa lo gak bilang sih, Ay!" protes Valerie.

"Lo-nya nyelonong aja!"

"Ya udah, Val, pake toilet luar aja kali," kata Sera.

"Anter! Udah gak tahan, nih!" Valerie menarik Sera secara paksa.

Setelah kepergian Valerie dan Sera, suasana menjadi canggung. Stevan yang merasa jadi orang ketiga diantara Fabian dan Ayana pun memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua.

"Pak Bian, Mbak Ayana, saya mau beli minuman dulu, ya."

"Beli di mana, Stev?" tanya Fabian.

"Di kantin mungkin, Pak. Bapak di sini aja nemenin Mbak Ayana, ya. Kalau misal mau pulang nanti kabarin saya."

"Eh, Stev, nanti aja nunggu Valerie dan Sera dateng dulu," cegah Ayana yang tidak mau berduaan, ralat, bertiga di ruangan ini. Bisa-bisa yang ngumpet di kamar mandi ngamuk.

"Santai aja, Mbak," ucap Stevan sambil tersenyum penuh arti. Di kantor memang santer terdengar Fabian sedang PDKT dengan Ayana. Stevan yang mengetahui hal itu pun dengan senang hati memberi waktu mereka berduaan.

Setelah Stevan menutup pintu, suasana benar-benar semakin canggung.

"Mereka kayak sengaja ninggalin kita berdua ya," kata Fabian.

"Ah, iya, mungkin mereka gak terlalu suka diem di ruangan ini."

"Begitu? Bukan karena hal lain?"

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें