TUJUH BELAS-QUALITY TIME 1

5K 239 21
                                    

"Kamu bercanda?" Ayana memekik.

"Untuk apa? Aku cuma mau kamu hidup layak, itu aja."

"Hidup layak? Maksud kamu, sebelumnya hidup aku nggak layak?"

Rei meremas rambutnya. Gusar.

"Bukan begitu, aku kira kamu pantas mendapatkan ini, kamu pacarku, dan aku mampu membelikanmu hunian untuk ditinggali. Apa salah?"

Ayana mengangguk mantap. "Kamu memang mampu, seperti dulu kamu mampu membeli brosku dan membuangnya."

Rei memegang bahu Ayana dengan erat. "Dengar! Aku mencintaimu, aku ingin memberikan kamu apa yang aku punya. Aku mau kamu hidup nyaman," Rei berkata setenang mungkin, ia tidak mau terbawa emosi.

"Maafkan sikap aku yang dulu, waktu itu aku cuma mau membantu. Tapi memang caranya yang salah. Dan aku harap kamu nggak akan menolak pemberian yang satu ini. Lagi pula, uangku sekarang hasil kerja kerasku sendiri, bukan uang orang tua."

Ayana menatap Rei dengan tajam.

"Aku mohon! Lagi pula jaraknya dekat dengan kantor, kamu nggak usah naik  kendaraan lagi kalau mau pergi ke kantor, kan?"

Ayana masih tak bereaksi apa-apa.

"Kenapa sih kamu keukeuh nolak?"

Ayana mengembuskan napas berat. "Aku cuma gak mau dikira deket sama kamu cuma karena harta, aku gak mau dikira manfaatin kamu."

"Denger ya, aku tahu kamu orangnya seperti apa. Dan kalau memang aku mau belanjain apapun yang kamu mau, aku sanggup, karena aku kerja juga buat kamu."

Ayana akhirnya mengangguk. "Sebatas pinjaman."

"Apa!"

"Pinjaman yang suatu saat harus dikembalikan kepada pemiliknya."

Rei mengusap wajahnya dengan kasar. "Oke, pinjaman tak terbatas."

"Pinjaman terbatas."

"Ya-ya-ya, keras kepala!"

"Deal gak?"

"Ya, apapun itu, asal kamu mau nerima."

Ayana tersenyum geli melihat ekspresi Rei.

"Besok aku bantu kamu pindahan, malam ini mau tidur di sini atau di kosan?" tanya Rei.

"Harus besok ya pindahnya?"

"Iya, gak ada ngebantah lagi."

Ayana cemberut. "Ya, udah di kosan aja."

"Aku anter kamu pulang."

Ayana mengangguk setuju.

***

Pagi harinya, Rei sudah sampai di kosan Ayana dengan membawa dua bungkus nasi kuning yang dibelinya tak jauh dari tempat Ayana tinggal.

"Pagi banget," komentar Ayana ketika membukakan pintu untuk Rei.

"Abisnya bosen di hotel," jawab Rei sambil membuka kaos kaki dan sepatunya.

"Semalam tidur di hotel?"

Rei mengangguk sambil menyerahkan  plastik berisi dua porsi sarapan untuk mereka.

"Aku kira kamu tidur di apartemen."

Rei menggeleng.

CLBK (Cinta Lama Belum Kelar)-TAMATWhere stories live. Discover now