8 | Childhood Dreaming

519 81 39
                                    

ADA SATU kisah yang terus hidup di benak Carnelian. Sebuah dongeng--tidak, itu bukan hanya dongeng, melainkan kisah nyata yang terlampau dramatik hingga sekarang orang-orang mengenalnya sebagai sebuah dongeng. Kisah tentang Mistero, Sang Bintang Permulaan, muasal konstelasi keenam bintang lainnya. Kisah yang selalu ibunya tuturkan padanya sebelum tidur. Mistero dan segala misteri yang tersembunyi di balik pilar-pilar megah kuil sucinya. Mistero dan Sang Penjaga yang tertidur dua ribu tahun. Mistero dan kesunyian yang mendamaikan. Mistero dan--

Carnelian tercekat kala mengingatnya.

--Mistero dan mimpi masa kecil tentang dirinya yang berlutut di hadapan seorang pemuda berambut pirang keemasan. Di belakang pemuda itu, ada sosok-sosok yang terlihat asing dan saling memunggungi. Ia pernah bertanya kepada sang ibu. Kata wanita itu, tiga lelaki yang saling memunggungi adalah mereka yang hidup sebagai legenda, Hope, Curse, dan Truth. Sedangkan pria pirang berwajah sedih itu bernama Capella, Penjaga Mistero, penjaga Vega.

"Mengapa intisari peradaban harus dipecahkan menjadi enam, Ibu?" Carnelian kecil bertanya. Dia selalu bertanya-tanya mengapa Star Gem harus terpecah dan Vega harus tertidur. Rasanya ia tidak bisa menerimanya begitu saja! Terlebih, Capella tetap terbangun selama ribuan tahun untuk menjaga Vega! Mengapa bisa seperti itu? Mengapa mereka tidak bergantian saja tidurnya?

Wanita berambut pirang jingga itu terkekeh, mengelus rambut putranya yang masih kecil. "Mengapa ya?" Tanyanya, "Ibu juga tidak tahu. Mengapa tidak kau tanyakan saja kepada Capella secara langsung?"

"Tapi Capella ada di Mistero!" Carnelian bersungut-sungut, "Dia sedang menjaga Vega yang tidur! Apa Capella tidak mencoba menggoyangkan tubuh Vega supaya bangun? Atau memercikkan air ke wajahnya seperti yang ibu lakukan untuk membangunku?" Carnelian gemas sendiri dengan pemikirannya. Ia tidak habis pikir. "Padahal, aku saja pernah tidur empat belas jam seharian, badan sudah pegal semua. Ibu bisa membayangkan akan seperti apa Vega ketika ia bangun nanti? Bungkuk-bungkuk sakit punggung barangkali?"

Wanita itu tergelak pelan mendengar penuturan polos sang putra, "Tentu tidak, sayang. Vega akan terbangun, itu pasti. Bila saat itu tiba, Carnelian akan ke sana untuk berada di sisinya, ya?"

Carnelian berkumur tidak jelas. Sejak awal, dia tidak pernah peduli pada Vega, pada  orang yang kerjanya tidur terus tidak bangun-bangun. Sejak pertama mengenal kisah itu, Capella sudah menjadi fokus perhatiannya. Capella yang sabar, Capella yang setia, Capella yang--entah mengapa membuat Carnelian sebal--terus menunggu Vega membuka mata dari tidur panjangnya, Capella yang membuang semua egonya hanya demi Sang Penjaga.

Ada sebuah lukisan tentang penciptaan keenam peradaban utama yang terpasang di salah satu dinding ruang pemakaman raja. Lukisan yang menggambarkan pilar-pilar tinggi Mistero dan cahaya yang menjadi kungkungannya. Ke sanalah kaki Carnelian menuju, menatap gambaran itu lamat-lamat. Jemarinya terangkat, mengelus ukiran yang terpahat di sana.

Tatapan Carnelian melembut.

"Capella...."

Sungguh, Carnelian ingin bertemu dengan sosok itu. Sosok yang mewarnai masa kecilnya, sosok yang dikaguminya, sekaligus--

--sosok yang ia benci.

***

Shinkai merasakan bisikan udara menyapa gendang telinganya. Lagu yang ia mainkan lewat seruling terhenti. Ia yang sedang duduk di atas batu besar yang ada di dalam gua di bukit belakang istana itu terpaksa berpindah tempat demi menyapa tamunya yang datang.

"Siapa kau?" Shinkai mengacungkan serulingnya sebagai ganti senjata. Siapa tahu, seruling--terlepas dari sihir--merupakan senjata yang ampuh untuk membela diri?

Sosok yang tadinya bersembunyi dalam bayang kegelapan gua itu akhirnya memunculkan diri. Melihatnya, Shinkai terbelalak. Ia refleks mundur dua langkah hingga hampir tersandung bebatuan gua.

"Selama masih ada kehidupan, harapan tidak akan pernah mati, Tuan Penyihir."

.

.

Yotsuba Tamaki ver

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yotsuba Tamaki ver. Hoshimeguri
Lazu

 HoshimeguriLazu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Throne of StellarWhere stories live. Discover now