"Ada yang ingin kubicarakan dengan Jaemin."

"Ya sudah."

"Kakak!" Jaemin memanggil Tzuyu yang berjalan pergi menuju bagian belakang bus. Ia tidak ingin Tzuyu pergi meninggalkannya bersama dengan orang seperti Jeno.

Bus mulai berjalan dan tidak ada percakapan di antara mereka. Jeno duduk dengan tenang dan Jaemin di sebelahnya tampak panik.

"Kau—"

"Maaf!" ujar Jaemin refleks saat Jeno baru saja mengeluarkan satu kata. Lelaki tampan itu meliriknya aneh yang mana membuat Jaemin salah tingkah, "Ah, bukan. Tanpa sadar aku—"

"Bagaimana kau bisa kenal dengan orang itu?" tanya Jeno tanpa menunggu Jaemin menyelesaikan kata-katanya.

Pemuda manis itu keheranan saat Jeno menyebut ibunya sendiri dengan sebutan orang itu.

"Itu, sebenarnya aku dan bu direktur—"

"Direktur?" tanya Jeno tajam.

"Kau tidak tahu? Beliau adalah direktur majalah parfum Invisible. Aku tidak sengaja bertemu dengannya di acara launching parfum." Jaemin tiba-tiba teringat akan permintaan Yoona padanya, "Bu direktur... Ia bilang ingin bertemu denganmu."

Jeno menatapnya tajam dan Jaemin hanya bisa tersenyum canggung sambil merendahkan kepalanya.

"Ia meminta tolong padamu?" Jeno mengalihkan pandangannya dari Jaemin, "Aku tidak ada urusan dengannya dan juga ini bukan urusanmu, jadi tidak perlu ikut campur lagi."

Jaemin juga sebenarnya tidak ingin ikut campur, bahkan tidak ingin berurusan lagi dengan Jeno. Tetapi, sekarang ia malah menjadi pihak yang serba salah. Ia kembali mengingat ketika mereka pergi mencari parfum saat SMP dan Jeno tampak sangat membenci benda itu. Apakah itu ada hubungannya dengan Yoona?

🍺

Mereka baru tiba di tempat acara saat menjelang malam. Keadaan begitu ramai begitu mereka turun dari bus. Jaemin dapat melihat slogan-slogan dari setiap jurusan yang ditempelkan di dinding.

"Jaemin, sudah meletakkan barang?" tanya Dahyun.

"Iya."

"Aku pergi dulu mempersiapkan pertunjukan."

"Iya. Aku akan menonton."

Tzuyu ikut komite sehingga Jaemin hanya sendiri. Untung saja ada Renjun yang menghampirinya.

"Hai, Jaemin!"

"Halo, Renjun. Kakimu tidak apa-apa?" Jaemin sedikit menundukkan tubuhnya untuk berbicara dengan Renjun.

"Iya, tidak apa-apa. Jangan khawatir." Renjun tersenyum.

"Katanya kau berdiri karena sakit jika duduk terlalu lama?" tanya seorang laki-laki yang sepertinya merupakan teman Renjun.

"Tidak! Aku benar-benar tidak apa."

"Aku minta maaf." ujar Jaemin yang kembali merasa bersalah.

"Aku benar-benar tidak apa, Jaemin. Kesalahan itu bisa terjadi. Oh, hai Jeno!" Renjun tersenyum cerah saat Jeno kebetulan lewat di dekat mereka. Lelaki tampan itu hanya menoleh tanpa mengucapkan satu kata pun.

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now