22

25.9K 742 224
                                    

Jam berdetak perlahan menuju malam yang semakin larut, begitu pula dengan kesadaran ku yang kian menipis karna pengaruh alkohol yang entah sudah berapa botol aku teguk. Keadaan orang-orang disekitar tak ubahnya sepertiku, anehnya meski dengan tubuh limbung mereka tetap meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama DJ.

Aku coba mencari keberadaan Om Anton diantara lautan manusia itu, ck! Orang tua itu kemana sih, perasaan sedari tadi selalu mengawasi gerak gerik ku dari meja bar, tapi sekarang malah tak terlihat batang hidungnya huh. Kepalaku jadi semakin pening saat kupaksakan kelopak mata terbuka lebar, Tapi percuma saja karna pandanganku sudah kabur efek alkohol.

Ah, apa dia sengaja memberiku kebebasan waktu bergumul dengan yang lain? Pikirku nakal. Masa bodo kalau dia marah, salahnya sendiri melepaskan--tapi mungkin ini kesempatan buatku.

Bruk!

Seseorang baru saja menyenggol bahuku cukup keras, hampir membuatku terjungkal, di waktu yang tepat sebuah tangan melingkar manis dipinggang  menahanku jatuh. Orang yang tadi menyenggol sekaligus berhasil menahanku, secepat kilat menarikku sampai-sampai dada kami saling bertubrukan.

Ck! Aku tidak bisa tidak merasa kesal, tau aku ingin mengomel buru-buru orang itu menempatkan jari telunjuknya didepan bibirku.

"Apa kamu salah satu pemain disini?" Ucap pria itu tidak sopan, aku memicingkan mata melihat wajahnya lebih jelas, apa barusan dia fikir aku ini gigolo?

"Pergi jauh-jauh sana!" Aku mendorong dadanya, dia mundur beberapa langkah. Kuperhatikan dia punya kebiasaan mengusap hidungnya yg mancung itu. Ck! Aku melotot saat dia kembali mendekat, kali ini malah lebih berani memelukku erat, dia berbisik di telinga ku dengan sangat jelas. "Aku pikir dengan kissmark sebanyak ini di  dilehermu, bukannya sudah jadi bukti kamu telah main dengan beberapa org, hm? Mau menipuku?"

Oh, tua bangka sialan! Org tua itu jelas sudah membuat masalah besar. Sekarang lihat , gara-gara tanda ini orang lain bukannya takut menyentuhku tapi malah mengira aku jalang yang menjajakan diri di bar.

Aku menggertakan gigi tak suka, menekan setiap emosi yang sudah sampai ubun-ubun. Bukan maksudku sok suci atau bagaimana, tapi ditempat seperti ini saat seorang gigolo disewa jelas dalam satu kamar sudah ada 2 sampai 3 orang menunggu untuk melakukan gangbang. Bukan maksud merendahkan tapi memang seperti itu biasanya, aku punya banyak kenalan dibidang itu.

Cukup waktu dikampung saja aku membiarkan 2 penis memasukiku bersamaan, aku takan berfikir untuk melakukannya lagi.

"Pembuatnya pasti akan membunuhmu, kalau sampai tau kau menyentuh milik nya?" Tekan ku, berusaha mendorong tubuhnya lagi tapi aku tak punya cukup tenaga.

"Oh, kucing ini sudah ada yang beli rupanya." Katanya kurang ajar, apa-apaan orang ini kenapa lidahnya begitu lincah menyakiti orang. Mataku sudah berair, aku butuh om Anton untuk menyingkirkan si brengsek ini. Mendadak aku ingin Om Anton menolongku. "Bukannya lebih menantang kalau merebut milik orang lain?" Pria itu tersenyum ke arahku, aku fokus melihat bibirnya, tapi aku tak suka melihat smirknya barusan, sangat licik!

"Om Anton!" Sekali aku teriak, mulutku langsung dibekap dengan tangannya, pria ini ku perkira usianya sepantaran denganku, tapi kenapa tangannya terasa begitu kekar dan lebar. Tubuhku yang dipeluk langsung di bawa berjalan ke salah satu ruangan. Aku coba berontak tapi sepertinya sia-sia.

Hiks, Om Anton tolong dede mau diperkosa..

Begitu pintu dibuka, tubuhku langsung didorong hingga terjerembab ke ranjang. Aku segera berbalik, beringsut mundur memandang pria itu was-was, dalam kamar itu sudah tersedia berbagai macam toys sex dan alat-alat BDSM di sisi ranjang. Dilihat dari sikapnya yang pemaksa dan kasar sudah pasti dia menyukai hal-hal semacam itu kan.

Dia mulai melucuti pakaiannya sambil memandangku seolah aku ini makanan yang lezat. Rasanya ngeri!!!

Dasar penjahat!

Tak lama seorang wanita sexy masuk, aku baru mau meminta tolong kupikir dia pegawai disini tapi suaraku tertahan ditenggorokan saat wanita itu juga mulai melucuti pakaiannya. Langsung membuatku mual melihatnya!

Dalam ruangan ini cuma ada 3 orang, dan aku satu-satunya yang masih berpakaian disini. Aku masih membeku di ranjang saat kedua orang itu sekarang berciuman didepanku, shit! Keberadaanku seperti tak dianggap. Aku mengeryit  saat perempuan itu mengeluarkan suara desah yang menjijikan didengar.

Apa aku kalau mendesah juga begitu?

"Akh!!" Wanita itu tiba-tiba berteriak saat rambut indahnya di jambak begitu kasar oleh pria didepannya. "Siapa yang menyuruhmu untuk bertindak pasif, hah?!!"

"Maaf Master."

Nyaliku mendadak ciut melihat adegan barusan, Jelaskan aku dalam situasi yang kurang beruntung sekarang.

Saliva mereka sudah menyatu dan berceceran disekitar mulut, barulah mereka menyudahinya. Kini tatapan pria itu-yang tak kutau namanya- beralih menatapku.

"Maaf membuatmu menunggu baby." Ucapnya padaku. Ck! "Oh jangan merajuk sayang, kita akan bermain bertiga sekarang." Tambahnya.

Wtf!  OM ANTON HELP ME!

Bersambung....

Monmaap updatenya maksain😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dimas(ManXBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang