Bagian Tigapuluhenam

1.7K 219 4
                                    

    "Sampai kapan kau mau dia seperti ini?" tanya Yoongi.

    Umji melirik kearah Yoongi, lalu menghembuskan nafas, bahkan selama beberapa hari ini Yoongi terus datang menemuinya, hanya untuk membuat Umji berbicara kepadanya.

    "Pulang lah, aku ingin sendiri," balas Umji.

    Yoongi menghela nafas pasrah, lalu bangkit dari sofa.

   Tidak untuk pergi tapi dia mendekat kearah Umji dan berjongkok di depan Umji.

    Yoongi mengambil tangan Umji lalu menggengamnya. 

    "Kau benar-benar merasa terganggu dengan kehadiran ku?" tanya Yoongi.

    Tetapi Umji tidak menjawab, dia hanya diam dan menatap jemarinya yang berada di dalam genggam Yoongi.

   Yoongi membawa tangan kanan Umji lalu meletakkannya di atas dada kirinya sendiri.

    "Tidak bisakah kau merasakannya?" tanya Yoongi.

    Umji masih bungkam, padahal dia bisa merasakan detak jantung Yoongi yang tidak teratur, entah karena Umji atau karena apa.

    "Aku hanya seperti ini kepada dua orang," ucap Yoongi,  "Wendy dan kau dan aku harap ini yang terakhir kalinya jantungku berdebar begitu cepat untuk orang lain."

    "Apa maksudmu?"

    Yoongi kembali menghela nafas, dia menatap kearah mata Umji dengan tegas.

    "Aku ingin kau menjadi gadis terakhir yang mengisi hatiku, aku tidak menginginkan gadis lain, aku hanya ingin kau."

    Umji menelan ludah, apa yang sebenarnya Yoongi maksud, Umji masih tidak ingin terlena dengan kata-kata yang Yoongi ucapkan dia tidak mau salah paham.

    "Yewon," Yoongi mengeratkan genggamannya, "Menikahlah denganku."

    Umji mencoba mencari kebohongan dari mata Yoongi yang menatapnya dengan tatapan serius, tapi tentu saja Umji sama sekali tidak melihat kebohongan ataupun keraguan dari tatapan Yoongi.

    Tapi masalahnya apa Umji bisa menerima Yoongi kembali?

    "T-tapi aku..."

    "Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, satu hal lagi yang perlu kau tahu, aku akan selalu menunggu sampai kau siap."

    Yoongi membelai lembut pipi Umji, seolah mencoba menghilangkan rasa takut yang Umji rasakan sekarang.

    "Pikirkan lagi baik-baik, karena jika kau menolak, mungkin kali ini aku akan menyerah, aku akan berhenti membuatmu tidak nyaman karena kehadiranku, tapi tidak apa-apa jika kau memang bahagia dengan itu."

    Umji kembali menunduk dan menatap kearah tangannya yang masih di genggam Yoongi.

    Apa yang akan terjadi jika Umji menolak Yoongi? Apa benar itu akan menjadi keputusan yang tepat? Tapi jika menerima Yoongi kembali, Umji juga tidak tahu masa depannya akan seperti apa?

.
.
.
.
.
.

    "Kenapa? Masih ragu ya?" tanya Dahyun.

    Kali ini mereka hanya berdua saja, karena Sinb sedang pergi bersama Moonbin.

    "Kau tahukan? Menikah atau menjalin hubungan serius dengan orang lain adalah hal yang sulit? Mungkin jika aku bukan anak ibuku, aku tidak mungkin harus secepat ini mencari pendamping karena aku masih ingin menikmati masa mudaku?"

    Dahyun tersenyum lalu menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Umji.

    "Kamu tau nggak? Menikah bukan hanya tentang sebuah keterpaksaan?" ucap Dahyun,  "Aku yakin banyak sekali penyesalan yang terjadi karena menikah terlalu cepat atau karena terpaksa menikah, tapi mereka mencoba bertahan, menikah bukan hanya tentang Cinta tapi juga sebuah komitmen, kita sekarang mungkin memang belum paham, tapi aku yakin setelah kamu merasakannya kamu akan paham?"

    Dahyun kembali tersenyum.

    "Kamu harus percaya sama pasanganmu bahwa dia mungkin akan menjadi yang pertama dan terakhir untukmu."

    Umji menghela nafas, dia semakin kebingungan, dia bingung apakah Yoongi akan benar-benar menjadi yang terakhir untuknya?

    Salah tapi apakah Umji benar-benar akan menjadi yang terakhir untuk Yoongi seperti yang laki-laki itu katakan kepadanya atau itu hanya sekedar omong kosong?

    "Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri, jangan terlalu cepat memutuskan masalah ini."

    "Aku sudah melakukannya, tapi aku tetap tidak tahu harus bagaimana?"

    "Berapa lama waktu yang dia berikan?"

    "Tidak ada, dia hanya bilang jika aku menolaknya maka dia akan menyerah?"

    "Kalau begitu masih banyak waktu yang bisa kau gunakan untuk berfikir, jangan gegabah oke?"

    Umji mengangguk, lalu kembali hanyut kedalam fikirannya.

.
.
.
.
.
.

Dahyun
Aku berhasil meyakinkan dia
Lupakan saja harapanmu untuk berada di samping laki-laki milik temanku!

Jihyo
Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi?





~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maap kan aku mba Jihyoooo
Maap kali ini aja kok
Nggak lagi-lagi deh
Hueeeee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~Maap kan aku mba JihyooooMaap kali ini aja kokNggak lagi-lagi dehHueeeee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yuk lah sekalian mampir
Siapa tahu nyaman

Fake Love [KYN-MYG]✔Where stories live. Discover now