Bagian Duapuluh: Gundah

2K 301 19
                                    

    Bau obat tiba-tiba menyeruak memenuhi Indra penciuman Umji.

    Umji langsung pergi kerumah sakit saat Yoongi bilang dia ada disana karena Jiae kecelakaan.

    Tapi setelahnya dia menyesal karena telah datang kerumah sakit.

    Umji hanya bisa menatap kedua orang di depannya dengan tatapan kosong.

    Yoongi sedang memeluk Jiae yang masih Syok karena kecelakaan yang baru saja dialaminya.

    Walau tidak terluka parah,  sepertinya kejadian itu cukup membuat Jiae terguncang.

    "Tenang saja aku di sini, kau akan baik-baik saja," ucap Yoongi sambil mengusap-usap pucuk kepala Jiae.

    "Aku takut Yoongi, aku fikir tadi adalah hari terakhir aku bisa menemuimu!" balas Jiae sambil sesegukkan.

    "Jangan bicara seperti itu, yang penting sekarang kau selamat!" balas Yoongi.

    Jiae masih sibuk mengeluarkan air mata sementara Umji sudah bergegas meninggalkan ruangan itu.

    Kenapa? Perasaan tidak nyaman itu tiba-tiba muncul,  perasaan yang membuat hati Umji terasa sakit.

    Umji tidak suka!

    "Mereka teman!  Lalu apa yang harus aku khawatir kan?" ucap Umji saat dia berada di depan wastafel yang ada di dalam toilet rumah sakit.

    Dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang Yoongi dan Jiae hanya berteman, tetapi entah kenapa semua sia-sia.

    "Benar kata mereka! aku mungkin memang anak kecil karena perasaanku yang masih terus berubah-ubah seperti ini, aku bahkan sulit mengatur emosiku!" ucap Umji lagi.

    Umji menatap pantulan dirinya dicermin,  tidak ada yang patut di banggakan dari Umji selain otaknya.

    "Agrh!"

.
.
.
.
.
.

    "Loh?  Umji kamu kenapa?" tanya Yein yang kebingungan karena tiba-tiba Umji datang kerumahnya sambil menangis.

    Tanpa menjawab pertanyaaan Yein, Umji langsung memeluk Yein.

    "Yein, biarkan aku disini sebentar saja," ucap Umji.

    Yein menepuk-nepuk punggung Umji,  "Baiklah tapi jangan menangis disini, mau jika ada yang melihat, ayo kita pergi ke kamarku!" balas Yein.

    Akhirnya Yein membawa Umji kekamarnya untuk menghindari pertanyaan dari orang tuannya jika mereka melihat Umji menangis.

    Umji hanya diam selama berada di kamar Yein, sementara Yein sedang berada di dapur untuk mengambil camilan.

    "Umji, bisa buka pintunya?" teriak Yein dari luar kamar,  "Tanganku penuh," lanjut Yein.

    Dengan segera Umji langsung berjalan cepat menuju Pintu dan membukanya.

    "Terimakasih!" ucap Yein lalu berjalan menuju meja yang ada di sebelah tempat tidurnya.

    "Maaf, aku jadi menyusahkanmu," ucap Umji.

    "Astaga santai saja, kita ini teman bukan?" balas Yein.

    "Terimakasih Yein."

    Yein hanya tersenyum.

    "Oh iya?" Yein mendudukkan dirinya keatas ranjang,  "Sinb menghubungi diriku, dia bertanya apa aku sedang bersama dirimu atau tidak."

    "Lalu kau bilang apa?" tanya Umji.

    "Aku bilang tidak," balas Yein,  "Habis jika kau sampai ketempatku, itu artinya kau juga bersembunyi dari yang lain kan?"

    "Kau benar, untung saja kau tidak memberi tahu Sinb," balas Umji.

    "Jadi?  Kau tidak mau cerita ada apa?" tanya Yein.

    "Kau tahu tentang tunanganku?" tanya Umji.

    "Gurumu itu kan?"

    "Kau benar," Umji menghela nafas,  ya harusnya Umji sadar bahwa Yoongi adalah gurunya.

     "Lalu kenapa? Kalian bertengkar?" tanya Yein.

    "Tidak kami tidak bertangkar, mungkin hanya karena aku terlalu berlebihan?"

    "Berlebiha seperti apa? Coba ceritakan apa yang terjadi, mungkin aku bisa membantumu?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

    Umji sedang menunggu Yein yang sedang menghubungi ibunya,  agar mengizinkan Umji menginap dirumah Yein.

    "Berhasil!" ucap Yein,  "Ibu mu mengizinkan,  dia bilang kau juga sudah lama tidak belajar bersamaku,  jadi dia bilang tidak apa-apa dan juga ayah dan ibumu harus pergi keluar kota," balas Yein.

     "Sungguh?! Astaga Yein!  Aku benar-benar beruntung karena kabur kemari!" balas Umji.

    "Kau ini, lain kali aku tidak menerima jika kau mau melarikan diri kemari, jika mau bermain boleh saja," balas Yein.

    Umji terkekeh, "Baiklah-baiklah," balas Umji.

    "Tapi kau tahu, sebaiknya kau hidupkan ponselmu itu," ucap Yein,  "Walau kau tidak mau mengangkat telfon atau membalas pesannya,  setidaknya kau tahu jika dia berusaha menghubungimu?"

    "Kau tahu?  Aku sudah menghidupkan ponselku dari tadi dan tidak ada pesan masuk darinya," balas Umji dengan tawa mirisnya.

.
.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~
Maaf banget baru bisa up
Aku kemarin ada diklat
Hp di taro di tempat panitia
Nggak boleh megang hp
Maaf yaaaa
Minggu ini juga nggak tentu up nya,
Jadi aku up sebisaku aja ya
Papay~

   

Fake Love [KYN-MYG]✔Where stories live. Discover now