17| Toe.

1K 160 28
                                    









"Buang saja!" Tanggapku keras.

Berulang kali seseorang mengirimi hadiah berbagai. Tetapi selalu ku tolak.

Akhirnya, lelaki bernama Kim Taehyung, kakak kandungku itu menyerah. Ia tak lagi protes. Mungkin ia mengerti mengapa aku membentaknya tidak suka. Hal yang sama seperti aku marah kepada semua orang yang tengah mengasihaniku, termasuk dirinya.

"Aku pergi kalau begitu, hubungi eomma appa saja kalau perlu sesuatu."

"Ya, urusi urusanmu sendiri, Kim Taehyung—ssi..." ketusku mencari masalah.

"Yak—" dan benar ia baru saja ingin marah. Tetapi tidak jadi ia lakukan. Mungkin karena kondisiku yang menyedihkan daripada wajah yang menjengkelkanku padanya.

"—huh! Istirahatlah baik-baik Kim Yerim, aku pergi..." Dan ia melenggang pergi keluar dari ruangan.

Meninggalkanku yang kemudian mendesah berat.

Kesepian melanda.

Tetes demi tetes infus yang berjatuhan seakan memperingatkan waktu. Menjadilah semakin lama aku semakin terlihat menyedihkan saja.

Orang tuaku pergi entah kemana, meninggalkanku yang tadinya bersama kakak brengsek yang kuusir secara tidak langsung beberapa waktu lalu.

Kuputuskan berjalan ke samping jendela, melihat situasi pemandangan diluar rumah sakit.

Shit! Sial, mengapa aku dibawa ke rumah sakit milik keluarga Jeon sih?!



*****






Author POV*


"Buang saja!"

Sigap pemilik suara dengan keras itu terhadap kakaknya, sayangnya terdengar oleh seorang pria yang bersandar pada tembok kamar diluar.

Tangannya ia masukkan di kantong jeans hitamnya, bersandar dengan kaki yang ia tekuk salah satunya. Menjadi sangat santai jika engkau saksikan. Tetapi dengan gaya sesantai itu, ia malah menyengir miris.

Memandang benda yang ia pegang pada tangan satunya itu dengan kasihan.

Aegi-ya, maaf, tapi lagi-lagi kau tidak akan sampai pada tangan yang tepat, batinnya.

Kini ia berjalan santai dan menghampiri sebuah tempat silinder berbahan stainless. Mencium segan aroma segar dari bunga berwarna ungu itu, lalu dengan sigap menjatuhkannya tanpa peduli pada tempat pembuangan sampah rumah sakit.

Memilih pergi tanpa meneruskan niatan awal masuk ke ruangan dimana seseorang dirawat. Secara tidak langsung mungkin dirawat karenanya.

Merasa bersalah? Tentu, itulah alasan Jungkook muncul di tempat itu berkali-kali. Tetapi, berhari-hari berlalu ia tetap saja gagal masuk, karena keberanian yang menciut seketika di hadapan pintu ruangan VIP itu.

Berniat pulang tadinya, atau naik keatap rumah sakit untuk mematik sebuah asap yang di haramkan tercipta didaerah rawat orang sakit tersebut.

Namun saat matanya bertemu pandang dengan seseorang yang terus melihatnya sedari tadi diujung ruangan membuat langkahnya memelan.

Jungkook melirik sembarang arah seraya menghembuskan nafas. Berpura-pura tidak kenal lebih tepatnya seraya terus berjalan.

Akan tetapi tangan itu malah menahan lengannya membuatnya berpaling dengan sinis.
"Sunbae," lirihnya.

"Maaf," lanjutnya mencoba bersikap sopan.
"Tapi aku perlu menegaskan satu hal jika boleh,"

Unblock Me - jjk X kyrWhere stories live. Discover now