03. Sacry Day

188 9 5
                                    

Selama aku makan bakso, dia tetap menatapku dengan menyelidik. Aku juga heran kenapa dia seperti kepo tentangku, menurutku sih begitu dari caranya melihatku saja sudah ketahuan.

Ketika kantin sudah berdesakan tiba-tiba ada cewek dengan roknya yang sudah sangat kekecilan langsung duduk didekat cowok kepo itu "Hai Bin, kamu ngga makan?" Gadis yang roknya kekecilan itu menyapa Bina dengan wajah yang sok kemayu.

"Eh Nayla, engga aku tadi udah makan dirumah. Kamu ngga makan?" Cowok kepo itu langsung menjawab dengan wajah yang dibuat sok ramah.

Udah kepoan, ditambah lagi dengan sikap soknya, Sip ini adalah ciri cowok Playboy Cap Kecap. Aku memutar mataku malas, aku kembali kesekolah hanya untuk mendapatkan Ijazah dan Mengembalikan kehidupan sosialku, itu misiku. Bukannya kembali ke sekolah hanya untuk melihat kisah sok romantis ini.

"Griz, Gue balik kekelas dulu ya." Tanpa izin dari Griz aku sudah meninggalkan meja itu.

Saat aku sudah sedikit jauh dari kantin, tiba-tiba seseorang memanggil namaku dengan sangat keras, suara-suara alay ini sepertinya sering mendengar nya, suara ini sangat familiar.

"Faw!!! Fawnia!!!" Dan benar saja ketika aku membalikkan badan aku ditubruk seseorang dengan badan yang tinggi dan juga besar itu, sampai aku sedikit terhuyung kebelakang.

"Gue kangen banget sama lo, Mau gue samperin ke kantin eh malah lo udah selesai. Untung ketemu disini." Si badan besar ini belum melepaskan pelukannya juga, padahal semua siswa yang berlalu lalang sudah menatap kami aneh.

"Woi ah lepasin napa, ngga bisa nafas ini." Aku menarik kerah belakang bajunya dengan keras, seketika dia melepaskan pelukannya.

"Hehe, namanya juga kangen Faw. Eh lo kurusan ya? Pipi cubby lo dulu agak berkurang sekarang." Setelah melepaskan pelukan menyesakkan itu dan sekarang dia malah menarik-narik kedua pipiku.

"Udah ngga pernah ketemu bacot lo tetep aja ya? Iya berat badan gua berkurang ini. Lo apa kabar Dam?" Aku menarik dagunya gemas, kebiasaan ku kalau kami sudah bertemu dimanapun itu.

Perkenalkan si badan besar ini bernama Adam Gemilang, panggil saja Adam. Dia temanku sejak SD hingga sekarang, banyak orang yang bilang aku sama si Adam ini kembar padahal mah beda bapak beda ibu.

Yakali aku disamain sama Ogre sangar ini, meskipun aku sama dia punya badan yang sama-sama besar warna kulit kami berbeda, Adam memiliki warna kulit Putih seperti para Idol K-pop. Sedangkan aku memiliki warna kulit kuning langsat.

"Lo dicariin mama noh, si mama pengen jenguk lo terus tapi ngga gua izinin." Dia berbicara dengan melanjutkan berjalan kearah Kopsis sekolah, entah kenapa setiap berdua kami selalu menjadi anak yang menurut satu sama lain.

"Iya, nanti kalo udah diizinin Kak Ana gua bakal main kerumah lo lagi. Emak gua juga kangen sama lo. Kenapa sih kalo habis latihan lo ngga kerumah lagi sekarang? "

Adam masuk kedalam Kopsis dan langsung menuju kulkas Es Cream dan mengambil beberapa Es Cream.

"Kata Kak Ana gua ngga boleh sering-sering ketemu sama lo, lagian sekarang gua kalo sore ikutan bimbel." Seketika aku tertawa sekeras-kerasnya.

Detik itu juga sebatang Es Cream coklat memenuhi mulutku, ini sangat lucu Adam yang kalo pelajaran sering tidur dimejanya tiba-tiba jadi seorang siswa rajin yang mengikuti bimbel, aku bertepuk tangan dengan sangat keras ketika mendengar berita sangat luar biasa ini.

"Kan gua mau lanjut ke Univ Kedokteran." Kata-kata itu membuatku bungkam entah kenapa aku merasa atmosfir disekitarku berubah, aku merasakan hal yang tidak wajar.

"Gua ingin masuk Jurusan Psikolog." Waktu itu juga aku langsung pergi meninggalkan Adam yang masih berdiri ditengah Kopsis, aku merasa tersinggung dengan ucapannya, tentang pembicaraan kami setelah sekitar 1 tahun tidak bertemu.

To Be Continued...

My Second LifeWhere stories live. Discover now