12 ✏️ Kejutan Arfan

4.7K 474 98
                                    

KANIA mengerjapkan matanya sekali lagi, semalam dia dan Arfan meluapkan rasa rindu mereka dengan berteleponan hingga akhirnya Kania tak kuasa menahan kantuknya sampai tertidur sebelum telepon mereka diakhiri.

Pagi ini Kania bersiap untuk berangkat ke kantornya. Namun, ketika hendak mengambil sepeda motor dan melewati kalender yang ada di dinding, dia baru teringat jika hari ini adalah tanggal lahir Arfan. Tidak ada waktu untuk Kania mengirimkan ucapan kepada Arfan karena dia terlambat bangun dan kesiangan untuk mempersiapkan diri berangkat ke kantor.

Hingga briefing pagi selesai dilaksanakan, Kania masih harus menyelesaikan tugasnya mengambil uang dari ruang khasanah. Beberapa kali gawai yang ada di saku blezernya bergetar. Saat Kania melirik, panggilan Arfan sudah berulangkali tercatat sebagai panggilan yang terabaikan. Baru setelah uang keluar dari brangkas dan meluncur ke meja teller, Kania bisa menyempatkan diri untuk menelepon Arfan.

"Masih di khasanah, Mas. Maaf, lupa semalam. Selamat ulang tahun ya, Mas Arfan. Semoga Allah senantiasa memberikan sisa usia yang barokah dan kebahagiaan sampai ke surga."

"Aamiin. Kamu repot nggak sekarang? Mas butuh bantuanmu, Dik."

Arfan menceritakan bahwa kartu debitnya terblokir. Nomor pin yang biasa dia pakai tidak bisa dipakai lagi, padahal dia tidak pernah salah tombol atau menggantinya dengan kombinasi angka yang baru.

"Ya sudah, Mas ke kantor terdekat saja, sekalian ada perlu yang lain." Suara Arfan menggema di telinga Kania dengan lembut.

Tidak ada yang istimewa, hanya sebatas ucapan, tidak ada kado, juga tidak ada perayaan yang meriah. Arfan juga tidak pernah menganggap hari lahir itu hari yang istimewa, baginya, bahagia itu tidak harus bertepatan dengan hari atau peristiwa apa. Allah menciptakan pergantian hari untuk selalu membuat manusia berbahagia dengan menebarkan kebaikan.

Arfan Aldebaran
Tomorrow I will flight from Malang to Madiun return directly. See, it will fly 600 feet above you and wait for the surprise. Love you much, dear

Mata Kania terbelalak saat hendak makan siang melihat pesan yang dikirimkan oleh Arfan. Perasaannya menjadi sangat khawatir. Enam ratus kaki itu seperti pesawat ada di atas kepala kita. Apa Arfan akan melakukan manufer segila itu untuk menunjukkan kemampuannya terbang mengemudikan garuda besi itu di udara? Kania tidak ingin terjadi sesuatu hal, jika ada kesalahan sedikit saja bisa fatal akibatnya.

Hati Kania sebenarnya masih memendam pertanyaan besar, hanya dia masih enggan untuk bertanya lagi kepada Arfan. Karena seolah pesan yang dikirimkan beberapa hari lalu tidak pernah ditanggapi oleh Arfan. Mungkinkah pesan yang dikirimnya tidak sampai kepada Arfan karena pengaruh sinyal provider? Padahal Kania hanya ingin tahu, bagaimana cerita jelasnya. Yang pasti Kania percaya pada Arfan dibandingkan dengan suara sumbang yang mungkin tidak menyukai mereka berdua bersatu.

Keesokan harinya, Kania mendampingi kepala cabang untuk melakukan kunjungan ke beberapa nasabah prima. Dalam perjalanannya, Pak Rono bertanya hal yang sedikit pribadi kepada Kania.

"Nia, kamu akrab dengan Pak Wandi?" pertanyaan Pak Rono memulai percakapan mereka.

"Pak Wandi siapa, Pak?"

"Pemilik KSU Sumber Makmur."

"Oh, iya, Pak, katanya beliau habis operasi tulang belakang di RS Ortopedi Solo."

"Update juga ya kamu, terus transaksinya selama ini?"

"Kemarin beliau sempat berpesan kepada kami, para teller, semua transaksi akan dilaksanakan oleh putranya, Dokter Gatot. tetapi seluruh ceknya masih ditandatangani oleh beliau dan Pak Rudi," jawab Kania.

SQUADRON CINTA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang