25. Apa yang dilakukan Cinta

825 22 3
                                    

Happy reading guys :*

Don't Rou Remember-Adele

ALDA POV

Aku mungkin mencintai Pandu. Aku sangat mencintainya. Tetapi Revan jauh lebih mencintaiku. Aku sadar, semua yang Revan lakukan di luar batas. Semua itu ungkapan cintanya.
Revan memang tak seperti Pandu. Tapi aku akan belajar menerimanya. Pandu dengan rela melepasku..
Meski berat untuknya, apalagi aku. Tidak ada manusia yang sempurna. Setelah semua hal kasar yang ia lakukan padaku di hutan hari itu, Pandu dan teman-temannya datang.

Menghajar Revan...

Aku menyaksikan semuanya dengan tangan dan kaki terikat. Tak ada satu pun dari mereka yang  memperdulikanku.

Revan.. Bahkan cowok itu tidak melawan. Ia terima semua perlakuan Pandu, dan teman-temannya sambil menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

Aku tak tau mengapa Revan bahkan tidak berniat melindungi dirinya. Meski penuh luka lebam, dihajar, bahkan dimaki-maki ia tetap diam. Mungkin Revan menyadari kesalahannya.







Aku tersenyum kecut pada Pandu di hari pernikahanku. Hari ini. Dengannya..

Revanku.. Sahabat terbaikku yang ternyata mencintaiku sedalam ini. Tanpa banyak yang tau. Kami menutup acara ini dari semuanya kecuali orang-orang terdekatku.

Dia tersenyum bahagia. Dengan infus yang tertanam di nadinya itu. Aku bahkan tak sedikitpun ingin tersenyum. Rasanya air mata ini semakin deras setiap melihat lengkungan di wajahnya itu.

Aku mengelus perlahan rambutnya. Dia pucat, tapi nampak sangat bahagia.

"Semoga cepat sembuh, Revan.." Ucapku lirih.

Namun ia menggelang pelan. Revan menarik tanganku, mengecupnya membuat hatiku semakin perih seperti teriris. Sebegitu tak pekanya aku selama ini.. Aku menelantarkan perasaanmu..

Pandu lagi-lagi masih tersenyum di sebrang sana. Tempat tidur rumah sakit dengan Revan di atasnya yang memisahkan kami. Orang-orang keluar meninggalkan kami bertiga.

Aku semakin ingin menangis. Revan.. Pandu.. Keduanya sama berarti untukku. Aku tak mau menyakiti siapapun.

Aku, apakah aku jahat?

"Maaf.." Aku berucap pelan pada Pandu. Ia tersenyum semakin lebar. Mengangguk meyakinkan.

"Al.. Makasih buat semuanya selama ini, kamu udah nemenin aku, dan mengisi hari-hariku sampai saat ini, aku bahagia Al.." Revan berucap lemah.

Tangisku semakin deras. Dengan gaun pernikahan ini aku bersedia menjadi istrinya, meski harus mengikat janji di kamar rumah sakit.

Aku tak kuasa lagi. Hatiku sesak melihat ini. Mengapa Revan harus menyiksaku dengan pemandangan ini, dengan keadaan ini.

"Revan.. K-kamu harus sem-buh..."

Revan menggeleng.

Lagi.

"Ini udah sangat cukup Al.. Kamu bersedia mewujudkan impianku. Menikah dengan kamu Alda. Makasih.. Maaf kalo caraku kurang baik. Tapi aku takut kehilangan kamu.. Kamu semakin menjauh Al.."

Pandu mendengarkan Revan dalam diam. Dia tak berniat marah, atau bahkan sekedar menyanggah. Aku tau Pandu juga terluka. Tapi Pandu sudah jadi orang terbaik bagi Revan.

"Van, semoga operasinya lancar ya." Pandu menyemangati.

Revan mengangguk senang. "Makasih sob."

THE REASON (COMPLETE✔)Where stories live. Discover now