11. Pantaskah?

803 49 1
                                    

Typo bertebaran..
Enjoy:*

"Bahkan meski sudah menanam rasa benci sekali pun, masih saja aku terikat denganmu"

-Alda Faraday
.

....

"BANGSAT! SIALAN LO!"

"Ga usah ikut campur, anjing!"

Bugghhh!

Bugghhhhggg!

"Aaaduhhh!"

Seketika ruang kantin yang hanya diisi beberapa siswa dan seorang siswi saja itu menghening. Pasalnya, Alda baru saja berteriak.

Amarah dan panas di tubuh Pandu saat itu juga sudah menguap entah kemana. Begitu juga dengan Revan.

Bergegas kedua cowok itu menghampiri Alda yang sekarang tengah meringis di tengah-tengah keduanya. Memegangi kedua lengan atasnya sambil sedikit merunduk. Baru saja ia mendapat bogem mentah dari Pandu dan Revan.

Dasar cowok-cowok ogeb. Kalo nyelesein masalah aja pake berantem. Sakit gini lagi. Mending juga kita cewek, kalo berantem paling yang patah kuku doang.. Batin Alda berbicara. Dia tadi berencana memisahkan Pandu dan Revan yang sedang adu jotos tanpa sebab tapi malah dia sendiri yang jadi sasaran dari kedua cowok ganteng itu.

"Alda, kamu ga pa-pa?" Tanya Revan cemas. Dia langsung duduk di lantai kantin, bersila tanpa takut celananya kotor sedikit pun. Alda menggeleng lemah.

Setelah mendapat dua pukulan di kedua sisi tubuhnya, bagaimana cewek manja macam Alda bisa baik-baik saja, coba?

Pandu datang dengan lebih tergesa-gesa lagi. Sambil menatap Revan dengan begitu sewotnya, cowok itu sedikit berteriak: "Minggir lo njir! Minggir sana!"

Revan mendengus kasar. Rahangnya mengeras lantaran amarahnya tadi belum reda sama sekali.

"Alda, lo-Lo kenapa bediri di situ, aduhh.."

"Alda, ga pa-pa kan? Lo ga pa-pa, jangan nangis. Ntar tambah jelek"

Dua kalimat yang diucapkan Pandu sukses membuat Alda ingin teriak kencang-kencang, Ya sakit begoo! Lo kira gue baja gitu? Dasar lo pada monyet, anjing, setan, ogeb lo pada, Nyut-nyutan tau! Sompreett! Tapi cewek itu malah berkata: "Sakit, Pand-"

Belum tuntas kalimat itu diucapkan Alda, dia malah semakin terbengong-bengong karena Pandu sekarang sudah membawa Alda kedalam dekapannya.

"Maafin gue Al,-"

"Tap-"

"Alda, gue sayang sama lo. Jad-"

"Aduh, Pandu. Tapi ka-"

"Jadi pacar gue lagi ya Al?" Tukas Pandu sambil sekarang menatap kedua bola mata Alda. Membuat si empunya terhanyut lagi.

Pandu, Alda, ayolah.. Kalian tidak sadar bepelukan di lantai kantin yang kotor itu? Lihat, penonton kalian itu. Kasihanilah mereka yang jomblo, terutama perasaan Revan di belakang kalian.

"Anjir, Pandu gercep amat, To" Bisik Tristan saat menyadari Ito pun ikut menonton drakor live di depan mereka.

"Trus?"

"Ha? Trus apa?" Dasar Tristan bloon, pikir Ito.

"Makanya cari cewek biar gue liat lu gak ngenes lagi" Balas Sam sambil melanjutkan makan Baksonya.

THE REASON (COMPLETE✔)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora