23. Ternyata

587 23 4
                                    

Enjoy 😘
Jangan lupa vote ya, happy reading ...

"Kadang orang yang jatuh cinta malah melakukan hal bodoh."

-TheReason

●●●●●

PANDU kebingungan. Harus mencari Alda kemana lagi. Ia sendiri juga sudah tak terlalu mengenali hutan ini. Sudah lama sekali sejak terakhir ia bermain di sini bersama teman-temannya saat kecil dulu.

Lelaki itu kembali melangkahkan kakinya. Diliriknya jam yang melingkar di pergelangan tangan, hari sudah semakin malam.

Pandu yang mulai putus asa akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Mungkin Alda sudah di rumah, pikirnya. Namun jika Alda tidak ada di sana, maka Pandu harus jujur tentang hilangnya Alda.

"Alda!" Di sepanjang jalan pemuda itu terus meneriaki nama sang kekasih yang sejak tadi tak ditemukan.

"Alda ..."

●●●●●●

Pandu kadang memang sedikit bodoh. Namun untungnya kebodohannya kali ini tak berlangsung lama. Tiga jam mencari Alda sendirian kesana-kemari, akhirnya otak kecil cowok itu mulai bekerja.

Ia segera menghubungi teman-temannya. Sambil terus mencari kemana Alda pergi.

Lima belas menit kemudian Ito, Tristan dan Sam menghampiri Pandu yang menunggu mereka di bawah sebuah pohon durian dengan wajah cemas dan gelisah.

"Gimana?"

"Gimana apanya, goblok."

Sam mendengus kasar, "lo yang goblok, jagain cewek satu aja gak becus."

"Eh, jangan sembarangan ya!" Balas Pandu yang langsung emosi karena lelah dan kebingungan yang sejak tadi ia rasakan.

"Apa?!" Sam maju dan menatap Pandu tajam.

"Eeehhh, udah-udah. Ngapain pada berantem si bego, Alda tuh perlu kita temuin sebelum jam 10 malem ini. Atau bisa-bisa keluarga Pandu bakal nyariin kita semua." Lerai Tristan sambil berujar panjang lebar membuat Pandu dan Sam menurunkan bahu, sama-sama malu dengan sikap mereka yang emosian.

Ito membenarkan dengan anggukan kepala, "kenapa Alda bisa hilang?"

"Tadi gue tinggal sebentar pas nyari kayu bakar," jawab Pandu.

"Di mana?"

"Gak jauh dari sini."

"Lagian lo sih Pan, masa ngajakin jalan ke hutan," kata Tristan ikut menyesali keteledoran Pandu.

"Lo kira gue sengaja? Ini juga kalo gak disuruh Kakek, gue mah ogah."

"Alesan lo, bawa-bawa kakek segala."

"Berisik ya nyet, gue pusing nih. Pacar gue ini yang hilang, orang yang jadi tanggung jawab gue sejak bapak maknya nitipin dia ke gue." Ucap Pandu galau.

"Hm, iya gue paham. Ya udah ayok cari Alda, bentar lagi gelap." Putus Ito.

Ketiganya mengangguk setuju, mereka mulai kembali menyisir hutan yang didominasi pohon durian dan karet itu. Terus memanggil-manggil nama Alda dan berharap gadis itu segera muncul atau setidaknya ada tanda-tanda kemana Alda menghilang.

Satu jam berlalu dan mereka sudah menyusuri hampir setengah bagian hutan, Alda masih belum ditemukan.

Pandu berhenti berjalan dan bersuara. Sejak beberapa saat lalu raut wajahnya semakin menunjukkan kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan. Pandu takut Alda tak akan pernah ditemukan.

"Alda..."

"Kamu di mana?"

"Eh, ngapain malah duduk di situ lo, katanya mau cari Alda," Sam kembali menatap Pandu yang sudah bersila putus asa di tanah.

"Gue capek,"

"Alda juga capek nungguin elo goblok." Entah mengapa sejak Alda menghilang, Sam menjadi jutek dan sedikit cerewet.

"Gue takut Alda bener-bener hilang." Jawab Pandu.

"Emang sekarang dia hilang boongan?" Tanya Tristan.

"Diem lu tae!"

"Ehh tunggu-tunggu keknya gue liat...."

●●●●●●

See you next part ❤

THE REASON (COMPLETE✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang