12. Penghalang

762 43 1
                                    

Typo bertebaran..
Enjoy:*

"Saat bersamamu, aku selalu mengekang perasaanku agar tidak tumbuh terlalu tinggi, karena aku takut perasaanku layu lagi."

-Alda Faraday

........

"SAYA PULANG. PERMISI,"

Eva, mamanya Alda mengangguk pelan. Meski ia kesal, tak sedikitpun ia tampakkan kekesalannya pada gadis kelas XII SMA dengan wajah datar di depannya ini.

"Hati-hati di jalan, Sabrina" Ucap Eva sembari menatap gadis itu memasuki mobilnya. Dengan wajah yang sama, tanpa ekspresi, Sabrina mengangguk sekali saja. Lalu ia memutar kunci dan meninggalkan pekarangan rumah Keluarga Dirga.

Smartphone dengan ikon apel di belakangnnya itu berdering. Eva segera mengangkatnya, mengusap layar dan menempelkannya ke telinga.

"Halo, assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam, Va"

"Kenapa Mel?"

"Tadi Sabrina ke sana?"

"Iya.. Baru aja pulang."

"Dia bilang apa, Va? Dia gak bikin ulah kan? Gak bikin masalah kan?"

"Enggak kok, Mel. Dia cuma.." Eva menghela nafas pelan.

"Cuma apa Va?"

"..Cuma minta supaya Alda sama Pandu gak berhubungan lagi"

"Mama?" Eva tersentak. Dia membalik badan, sekarang di depannya ada Alda dan Pandu yang saling bergenggaman tangan.

"Eh, Alda udah pulang, sayang?"

Alda mengangguk. Pandu menuntunnya ke sofa maroon.

Eva menyengir. "Bentar ya, Mama ambilin minum dulu" Ucapnya lalu bergegas ke dapur. Sesampainya di dapur, segera ia berbisik ke telpon yang sejak tadi masih tersambung itu.

"Mel, mereka berdua di sini. Nanti kita bicarain lagi, ya.."

"Oke. Inget Va, ga usah dengerin Sabrina itu. Dia cuma terlalu sayang sama adeknya" Melani setengah berbisik juga di sebrang sana. Melania, mamanya Pandu.

Tutt!

Sambungan segera diputus oleh Eva. Sambil mengintip sedikit ke ruang tamu, dia mendengus kesal dengan sikap Sabrina barusan.

Sabrina Alexa adalah kakaknya Pandu. Siswi kelas XII itu satu sekolah dengan Pandu sebelum ini. Sabrina itu manis sekali, wajahnya bulat dengan manik mata berwarna biru. Jika tersenyum, dia tambah manis. Tapi sayangnya, gadis itu sangat dingin, overprotektif dengan adiknya, Pandu, sejak kecil dulu.

Tadi sepulang sekolah, Sabrina langsung menemui Eva di rumahnya. Tanpa canggung atau takut, gadis berambut sebahu itu meminta agar adiknya tidak menjadi supir pribadi Alda lagi. Kalau perlu, Alda dan Pandu tidak usah bertemu lagi, ketusnya.

THE REASON (COMPLETE✔)Where stories live. Discover now