14. Papa Pulang Pergi

660 39 1
                                    

Typo bertebaran..

"Aku suka kamu, udah itu aja."

-Pandu Afrabian

.......
"PAGI PAPA!" Teriak Alda saat mendapati Dirga tengah duduk di ruang makan bersama Eva.

Sambil membalas pelukan putrinya, Dirga menjawab; "Pagi sayang, gimana tidurnya, nyenyak?"

Alda tersenyum, "Nyenyak kok Pa. Semalam Alda langsung tidur abis Papa telpon." Jawab gadis itu sambil membayangkan kedatangan Pandu tadi malam.

"Ya udah, yuk kita sarapan dulu.. Mama tadi udah masak Semur lagi lho Pa." Ucap Eva seraya berdiri diikuti Dirga dan Alda.

"Yuk!"

Alda makan sambil tersenyum lebar. Adegan makan bersama Papa dan Mamanya seperti ini sering ia bayangkan saat Papanya tidak pulang untuk beberapa minggu.

Sekarang Alda senang. Setidaknya untuk hari ini ia bisa menikmati waktu bersama kedua Orang tuanya.

●●●●●●

Pukul 15.45 WIB, suara motor Pandu berhenti di depan rumah Alda.

Pintu dibuka dari dalam. Tampak wajah Eva yang tersenyum lembut menyambut kedatangan cowok itu. "Pandu, udah dateng ya? Yuk, masuk." Ajaknya setelah membuka pintu.

Pandu mengangguk sopan, lalu melangkah masuk mengikuti langkah Eva dari belakang. Benar-benar terlihat seperti anak yang manis, penurut dan santun. Jika Alda melihat ini, tentu gadis itu akan mencibirnya.

"Pa, ini Pandu udah dateng."

Pandu tersenyum. Sementara Alda yang sedang duduk bersila sambil menonton tv, buru-buru mengambil barang belanjaannya tadi dan pergi ke kamar.

Eva pamit ke dapur untuk membuatkan minum.

"Duduk, Pandu.." Ucap Dirga. Suara yang tegas dan tenang itu membuat Pandu semakin kebingungan memikirkan alasan ia diminta untuk kemari hari ini. Pandu duduk sambil nyengir seperti biasa.

"Iya, Om. Makasih Tante," Ucap Pandu saat Eva mempersilahkannya untuk minum. Eva mengangguk.

"Panggilin Alda, Ma ...."

Eva mengangguk. Lalu melangkah menuju kamar Alda terletak,

"Alda, dipanggil Papa tuh, ayok buruan turun." Kata Eva seraya menatap Alda yang sedang duduk di atas tempat tidur sambil memakan Coklat batangan. "Iya Ma, bentar lagi Alda turun," Jawab gadis itu.

Alda turun dari tempat tidur, memasang wajah jutek dia pun ikut Mamanya ke lantai bawah, ada Pandu di sana jadi Alda memiliki banyak pertanyaan pasal kedatangan cowok itu.

Dirga tersenyum menyambut kedatangan dua perempuan yang ia sayangi itu. "Alda, sini duduk deket Papa. Papa mau ngomong sesuatu," Ucap Dirga misterius. Alda tersenyum lalu mengangguk. Duduk di sebelah Dirga dengan sikap kekanak-kanakannya.

Sementara Eva duduk di sofa lain sambil menuang air dan memotong beberapa kue.

"Kenapa Pa?"

"Begini, lusa Papa sama Mama mau ke Paris. Bisnis Papa di sana lagi kurang bagus Al, jadi Papa mungkin bakalan lama di sana," Dirga berhenti. Menghela nafas, pria itu melanjutkan penjelasannya. "Tapi di Paris lagi musim salju, gimana dong?"

Alda cemberut. "Kok gitu Pa. Papa kan tau Alda gak suka salju Pa, lagian Alda alergi dingin, nanti Alda mimisan,"

"Terus kalo Papa sama Mama pergi, Alda gimana? Masa tinggal sendiri sih."

Pandu menyimak pembicaraan ini seraya menerka-nerka apa yang akan ditugaskan Papanya Alda pada dia.

Dirga menoleh pada Pandu. "Papa udah omongin ini sama Papanya Pandu,"

Eva mengangguk.

"Lusa kan kalian udah libur semester. Nah, kebetulan keluarga Martin mau pulang kampung. Kamu Papa titip sama mereka."

What?!

Are you kidding me? Pulkam sama keluarga Pandu? Gue dititip? Apa salah dan dosaku Pa, ... Batin Alda.

"Emang gak ada pilihan lain ya, Pa?" Tanya Alda pelan.

Dirga menggeleng.

Alda menghela nafas. "Ma?" Tanya gadis itu putus asa. Memandang Mamanya yang menatap dia di seberang meja. "Kalo kamu mau ikut Mama sama Papa ke Paris, kamu bisa pilih." Jawab Eva.

Alda memandang Pandu. Pandu lagi-lagi nyengir.

Gue bakalan ngabisin liburan gue sama si Purba? Apa gak ada yang lebih buruk, Tuhan? Gimana kalo si Purba ngapa-ngapain gue,

Alda menggeleng. "Gak bisa ikut ke Paris Ma, Pa. Alda gak mau. Biar ikut sama Om Martin aja pulang kampung." Jawab gadis berambut coklat itu.

Dirga tersenyum, lalu memandang ke Eva seolah berkata Berhasil kan? Eva tertawa kecil.

"Gimana Pandu?"

"Eh, iya Om? Kenapa?"

"Gimana, kamu gak keberatan kan kalo Om titip Alda sama Kamu?"

Kalo udah diomongin sama Papa, gue bisa apa coba. Ditolak juga gak guna. Biar aja Alda ikut balik ke kampung.

"Enggak dong Om. Pandu keringanan malah." Jawab cowok berkaos abu-abu itu.

"Purba!" Kata Alda sambil menatap Pandu dengan tajam. Suaranya kecil tapi Pandu tau jika gadis itu tak suka dengan sikap Pandu yang memang 'sok manis'.

......

Next, see you.
Dont forget vote and comments😊.
Lup lup,
Jambi, Tebo 9 Juni 2018
Bilqis,

THE REASON (COMPLETE✔)Where stories live. Discover now