THE REASON (COMPLETE✔)

19. Pandu, Alda dan Koridor

Typo bertebaran,
Enjoy 😘

"Masa SMA itu cuma sekali seumur hidup, jadi ya nikmati tiap prosesnya."

-PanduAfrabian

●●●●●●

DEBU seketika menyapa indra penciuman Alda tatkala gadis itu didorong Pandu untuk masuk ke gudang di lantai dua sekolahnya.

"Apa aja yang disuruh ambil?"

"Sapu, Pel, sama ember." Jawab Pandu dari luar gudang.

Alda menghela nafas lalu mencari alat-alat pembersih itu untuk digunakan menunaikan tugas mereka akibat datang terlambat ke sekolah.

"Panduu.."

"Apa?"

"Gelap,"

"Yaudah bentar," Pandu bangkit dari duduk ala warung kopinya, meraih ponsel di saku dan menghidupkan lampu dari ponsel pintarnya.

"Cepetan doong.." teriak Alda tak sabar dari dalam gudang.

"Iya-iya. Sabar doong," balas Pandu dengan nada yang sama seperti Alda.

Pandu membuka daun pintu lebar-lebar, ruangan itu nampak sedikit tak terurus, sarang laba-laba menyambut wajahnya saat kakinya melangkah memasuki gudang itu.

Alda lagi-lagi mengomel, "Gara-gara kamu kan kita dihukum gini,"

"Lho kok aku?"

"Ya kamu ngapain tadi di lapangan ..."

"Aku ngapain di lapangan?"

"Iya itu, kamu ngapain tadi di lapangan bikin aku ..."

Mata Pandu menyipit, "Bikin kamu apa?"

"Baper," cicit gadis itu.

Pandu tertawa, "Gitu aja baper."

"Serah lo deh." Balas Alda lalu beranjak dari ruangan sesak penuh debu itu.

"Jangan ngambek dong, Al."

"Berisik."

"Yaudah kalo kamu ngambek, kamu kerjain sendiri hukumannya." Ancam Pandu.

Mendengar itu, Alda berhenti berjalan. "OGAH!"

"Keputusannya ada sama kamu." Uajr Pandu santai.

"Lo bikin gue kesel mulu ya."

"Iya Al, gue suka sama lo. Sekarang dan seterusnya lo jadi pacar gue. Terus kita nikah, terus kita punya an—"

"BERISIK LO PANDAAAA!" teriak Alda frustasi.

"—nak deh ..." sambung cowok itu sambil cengengesan seperti biasanya.

"Sebel gue!"

"Maaf, Al. Bercanda tadi,"

"Bercanda mulu. Nih bawain sapu sama pelnya." Ketis gadis itu, tangannya menyerahkan sapu dan pel kepada Pandu dengan angkuh. Pandu menatapnya sebal.