Jeon Jungkook VS Park Jimin

98 4 2
                                    

Tanggal 1 September,

Aku sudah berada di Gelora Bung Karno, untuk melihat mereka konser dan untuk memenuhi permintaan oppa.

Aku memasuki ruangan untuk Bangtan dan para staff,

Saat kubuka pintu, sunyi, hanya ada satu orang.













Jeon Jungkook.

Tidak ada yang lain, hanya Jungkook. Aku tidak memiliki kekuatan lagi.

Dimana Jimin disaat aku membutuhkannya?
Bahkan keluargaku saja tidak ada, atau setidaknya ada beberapa staff yang berada di ruangan itu.

Tapi nihil.

Aku hanya bisa berhalusinasi.

"Jung, Jimin dimana?" Tanpa basa basi lagi, aku langsung bertanya, karena aku takut sakit jantung jika berada di dekatnya.

"Kamu mencari Jimin?" Jungkook menatapku dengan dalam, hingga aku merasa lemah. Sangat lemah.

"Memang kenapa kalau aku mencarinya? Bukan urusanmu ini kan." Aku berusaha tetap dingin, walaupun dalam diriku terasa panas.

"Semudah itu kau membuka hatimu, Sunie?"

Jelas aku tak mengerti perkataannya.

"Maksudmu? Aku memang membuka hatiku sedikit untuk Robert, tapi nyatanya hatiku selalu kembali tertutup!" Aku sungguh tidak tahan dengannya, bukankah dia sudah tahu bahwa aku tidak segampang itu jatuh cinta dengan laki-laki.

"Bukan Robert, tapi Jimin."

"Jungkook! Jimin adalah sahabatku Jung! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?" Seruku.

"Kurasa Jimin lebih pantas untuk membahagiakanmu, apapun yang terjadi, mau kamu bilang sahabat atau lebih pun juga aku tak masalah. Kau sangat pantas mendapatkan seseorang yang bisa membuatmu bahagia." Ucap Jungkook.

Aku tahu makna dari perkataannya, awalnya aku ingin mengelak tapi karena aku sedang marah padanya, aku tak memperdulikannya lagi.

Aku kali ini sungguh tidak peduli lagi.

"Kau benar. Tidak seperti dirimu Jeon Jungkook, yang sudah menghancurkan hatiku! Aku bercerai dengan Robert karena dirimu, JEON JUNGKOOK!"

Aku meneteskan air mataku, aku tak percaya bahwa bibirku akan berkata seperti itu kepada lelaki yang sangat aku cintai.

Aku hendak keluar dari ruangan itu.

Tapi yang lain baru masuk,

Yang lain jelas sekali melihat air mataku.
Itu tidak bisa dipungkiri lagi.
Dan aku langsung lari, aku tidak memperdulikan mereka.

Aku butuh udara segar!

.
.

Jimin memegang lenganku dan langsung menarikku dalam dekapannya,
"Maafkan aku. Sungguh maafkan aku, Sunie. Maafkan aku."

Ini bukan salahnya, ini salah Jeon Jungkook.

"Jim, ini bukan salahmu, jangan minta maaf padaku. Karena kamu jelas tak bersalah." Seruku sambil menghapus air mataku.

"Aku yang salah. Aku yang membiarkanmu bertemu dengannya sendirian, bahkan aku tidak menepati janjiku, seharusnya aku menjadi kekuatanmu. Aku sungguh minta maaf, Sunie tolong maafkan aku, ya?"

Aku mengerat pelukannya,
"Tidak perlu minta maaf Jimin, ini salahku yang tiba-tiba langsung masuk ruangan kalian."

"Terima kasih, Sunie." Jimin mengelus pucuk kepalaku dengan lembut dan diciumnya. 

my happiness 💜Where stories live. Discover now