Go

961 54 20
                                    

Tuhan..
Seperti inikah kau menggariskan takdir dihidupku?
Inikah skenario yang kau buat dihidupku?
Kenangan indah yang ku coba lekatkan erat dimemori otak ku sudah hilang menguap entah ke mana..
Bagai mengukir di atas sebongkah es..
Bagai menulis di atas pasir pinggir pantai..
Ini bukan sebuah puisi Tuhan, ini hanyalah sebuah tulisan sederhana dari ku tentang hidup yang kau gariskan padaku..
.
.
.



-^!GO!^-


Flashback ON

Junhoe POV

Hanya ada sebuah lampu teplon (?) kecil yang menerangi kamar dalam apartement ku ini.

Lampu teplon kecil yang ku letakkan tepat didepan ku.
Aku duduk dilantai bersandarkan tepi kasur dengan sebuah ponsel yang tergeletak tak berdaya di sebelah ku.
Air mata masih senantiasa mengalir turun ke pipiku.

Jika kalian tanya ada apa dengan diriku? Jawabannya bisa kalian lihat pada ponsel yang ku letakkan tepat disebelahku.

"Kau benar june, aku memang mempunyai hubungan khusus dengan donghyuk. maaf atas semua kesalahanku yang telah menduakanmu. Sekarang lebih baik kita akhiri saja semua ini karena aku merasa kita tak punya kecocokan lagi, dan tolong.. jangan temui aku lagi."

Itulah kalimat terpanjang dari sang Kim Jiwon yang pernah aku dengar seumur hidup, kalimat terpanjang yang pernah keluar dari mulutnya semenjak kami menjalani hubungan selama 3tahun.

Juga kalimat terpanjang yang seketika mampu meruntuhkan susunan-susunan hati ku yang selama 3 tahun mencintainya, ia bongkar hati yang dengan susah payah sudah ku bangun dan ku jaga sebaik-baiknya.

Kecurigaanku terbukti dan ia pun mengakuinya, walau pahit tapi aku lega karena bebanku akan kecemburuan yang sudah meradang dihati langsung menguap hilang tak berbekas, bergantikan dengan rasa sakit yang aku rasa ia juga tahu bisa membuat aku gila dalam sekejap.
Tapi aku tak mau memikirkannya, aku ikhlas kalau memang itu yang terbaik untuknya, karena aku juga tahu diri bahwa aku tak bisa berlama-lama hidup disini.

Junhoe POV end

Flashback OFF
.







Busan

"juneya, kau melamun lagi?" seorang pria cantik berambut ungu menyapa june yang sedang asyik melamun diranjang tempatnya dirawat.

"Aa.. maaf jinani," june tersenyum dan buru-buru menghapus airmatanya.

"Kau ingat dia lagi?" tanya jinan sembari mendudukan dirinya ditepi ranjang.

"Sulit untuk melupakannya jinani," june menunduk lesu menjawab pertanyaan sang sahabat.

"Itu sudah setengah tahun yang lalu juneya, kau pasti bisa. itu pun kalau kau memang mempunyai niat untuk melupakannya." terang jinan.

"Aku tahu jinani." june tersenyum lemah, jinan mengusap lengan sahabatnya.

"Ya sudah, nyonya park sudah menunggu diruang terapi, ayo.." jinan berdiri dan mengambil sebuah kursi roda, june tersenyum dengan perlahan ia turun dibantu jinan dan duduk di kursi roda tersebut.

Jinan pun mendorong kursi roda tersebut dengan perlahan, tanpa june sadari setitik air mata terlihat turun dari mata cantik jinan.

Kanker otak, itu lah yang di idap june sejak 5 tahun yang lalu, membuat june harus berjuang keras untuk sekedar bisa bernafas .

5 tahun? dan pasti tentu saja jiwon harus nya tahu tentang penyakit jiwon ini karena ia sudah menjalani hubungan dengan june dari mulai 3 tahun yang lalu.

Tapi sayangnya tidak, june tak pernah memberi tahu apapun tentang penyakitnya dengan jiwon, satu-satunya orang yang tahu hanya kim jinhwan, sahabatnya dari kecil yang tentunya juga dilarang habis-habisan oleh june untuk memberitahu jiwon.

ONESHOT BOBJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang