Hati yang terluka

892 67 27
                                    

"Mami tak mau tahu. Kau harus menikah lagi. Mami ingin cucu. Sampai kapan mami harus bertahan terus menunggu?"

Sepertinya ini puncak kesabaran Nyonya kim menanti cucu selama empat tahun usia pernikahan Bobby dan June.

"Aku bukan mesin penghasil anak. Jika mami tak bisa bersabar dan menghargaiku silahkan ambil anak di panti asuhan." Nada suara bobby meninggi. Untuk ke sekian kalinya juga bobby menegaskan jika dirinya tak bisa di tuntut seperti ini. bobby
terluka oleh sikap maminya.

Plak.

Suasana hening. Bahkan June membeku menutup mulutnya melihat Nyonya kim menampar Bobby. Putra kesayangan yang selalu di banggakannya. Dengan gemetar June berusaha meraih tangan ibu mertuanya. Tapi dengan cepat Nyonya kim menepisnya.

"Jangan sentuh aku. Kau membuat putraku untuk pertama kalinya mengecewakanku." Desis Nyonya kim tajam. June menggeleng kuat di sela isakannya.

"Mami..."

"Tidak mi, Bobby akan menikah lagi. Aku yang akan memastikannya." Ucap June memotong ucapan Bobby dengan suara bergetar di sela tangisnya. Dia sudah cukup tersiksa melihat perseteruan suami dan ibu mertuanya yang berkepanjangan.

"June..." Bobby mencengkeram lengan istrinya. Memaksa wanita itu menatap matanya. Namun June hanya menunduk dan terisak.

"Baguslah. Aku akan mempersiapkan semuanya." Nyonya kim langsung pergi setelah mengucapkan itu. Meninggalkan pasangan yang di rundung kesedihan itu dibelakangnya.

June merosot terduduk di lantai menangis sesenggukan. Dadanya sangat sesak menerima kenyataan ini.

Ibu mertuanya hanya menyalahkannya ketika mereka tak kunjung di karuniai anak. Ibu mertuanya tak bertanya penyebabnya. Tak mau mendengar alasan apapun. Ibu mertuanya tak mau menerima alasan bobby yang ingin memperbaiki taraf hidup mereka lebih dulu.

"June... sayang..." Bobby memeluk tubuh ringkih istrinya. Mereka berdua memang menyadari jika ada yang salah saat June tak kunjung hamil. Tapi mereka sepakat tak ingin memikirkan itu dulu di saat keuangan mereka memprihatinkan. Apalagi Bobby yang bersikeras memastikan anaknya berkecukupan saat lahir. Segalanya jadi sesulit ini saat Mikoto mulai ikut campur meributkan keturunan.

"Sayang..." June melepaskan pelukan Bobby. Dia menangkup wajah tampan suaminya lalu berusaha tersenyum di tengah isakannya.

"Aku rela kau menikah dengan gadis lain."

"Tidak. Aku tak akan meninggalkanmu. Aku tak sanggup." Kini bobby sudah menangis. Jelas lelaki itu sangat takut kehilangan wanita yang paling di cintainya.

"Tidak Suamiku. Kita akan selalu bersama. Hanya sedikit lebih jarang. Aku rela berbagi." Mereka menangis bersama merasakan sesak. Jika bisa, bobby ingin membawa june pergi jauh dan tak terjangkau oleh ibunya.

Tapi itu akan sulit mengingat dia adalah putra satu-satunya. Jika bobby terlalu jauh, dia tak akan bisa ada saat orangtuanya membutuhkan. Namun bukan seperti ini bentuk kebutuhan orangtuanya yang ingin di penuhinya.

Sejak awal kedua orang tuanya memang tak menyetujui pernikahannya dengan june hanya karna june berasal dari panti asuhan.

Meski keluarga bobby termasuk kalangan menengah dan dia anak tunggal, pria itu tak akan tega membawa june tinggal bersama orang tuanya. Tangisan june selama empat malam pertama menginap bersama ibunya sudah cukup menjadi tragedi bagi bobby. Dan ketika bobby memutuskan tinggal di kontrakan, dia tak terlalu terkejut saat orang tuanya bilang tak akan membantu sepeserpun tentang kehidupan pernikahannya. bobby tak masalah selama dia bersama june. Dan sekarang dengan terus menerus ibunya meneror mereka dengan keinginan memiliki cucu. Dan sudah sangat keterlaluan dengan meminta bobby menikah lagi.

ONESHOT BOBJUNWhere stories live. Discover now