Hujan Di Pagi Hari

736 48 1
                                    

Jika terbangun dan mendengar suara air hujan yang beradu dengan atap balkon apartemennya, June pasti langsung mengeluh.

Dia benci hujan di pagi hari. Dia benci suara air yang beradu keras dengan atap balkon apartemennya. Dia benci udara yang menjadi lembab. Dia benci pemandangan di luar yang menjadi samar. Dia benci jalanan yang menjadi becek. Dia benci hujan di pagi hari.

Dia benci hujan di pagi hari. Lebatnya air yang mengguyur di luar apartemennya memaksanya meringkuk di apartemen sampai hujan berakhir, membuatnya terlambat pergi ke sekolah, dan memaksanya untuk melewatkan beberapa jam pelajaran di apartemen. Bukan, bukan karena dia sangat menyukai sekolah. Bukan. Dia juga sama tidak sukanya mendengarkan pelajaran selama berjam-jam. Hanya saja, saat hujan turun di pagi hari, sangat menyenangkan kalau dia bisa tidak berada di apartemennya.
Sebabnya gampang saja, saat hujan turun di pagi hari, penyakit 'ambeien' pasti menyambanginya dengan setia.
Pagi ini pun seperti itu.

Bukan dering jam yang membuatnya terjaga, juga bukan karena selimutnya ditarik tiba-tiba, pantatnya ditendang atau bagian tubuhnya diraba-raba.

Yang menyadarkannya dari tidurnya adalah suara berisik gemericik air hujan yang mengusik telinga sensitifnya.

Bisa ditebak, dia langsung mengeluarkan keluhan panjang.
Dia bisa saja pura-pura tertidur sampai hujan reda, sampai waktunya dia bisa masuk sekolah meski terlambat. Dia juga bisa saja nekat menerobos hujan ke sekolah berbekal payung atau jas hujan. Dia juga bisa saja menolak 'ajakan' si penyakit sialan yang membuatnya sedikit mengalami masalah dalam duduk maupun berjalan.

Tapi, masalahnya…

"Sepertinya, hari ini juga hujan, ya…"
Pemuda bermata Cantik  itu melirik sebal pada sosok yang menyeringai senang di sampingnya. Mata hitam sosok itu tampak berkilat senang, sementara tangan seputih porselennya menopang tubuhnya yang masih setengah berbaring di ranjang. Bertolak belakang dengan tampang acak-acakan yang masih melekat di wajah June, wajah pemuda berambut hitam kebiruan itu tampak segar sekali.

"Tapi dua hari yang lalu, 'kan…" bibir June terbuka untuk memprotes, tapi sosok itu menggelengkan kepala, menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya sendiri yang dihiasi seringai licik, membuat protes June terputus.

"Dua hari yang lalu dan pagi ini…" ujar sosok itu penuh penekanan tanpa kehilangan seringaian

, "dari kata-katanya saja sudah berbeda, Sayang…" lanjutnya tanpa menyembunyikan nada senang dalam suaranya.

"Dasar brengsek," putus asa, June membuang muka.

"Hn."

"Mesum…"

"Hn."

June menoleh dengan kesal. Wajahnya sedikit memerah.

"Bobby-Hyung~ kumohon…." rengeknya
.
"Ayo mandi, Sayang..."

"Hyung! Dengarkan aku, bodoh! Mau kemana kau?! Hei! Aah~ jangan menarikku, Kimbab! Hei~ kubilang…Bob~ah! Jangan cubit pantatku, maniak! Bob-mmmphh…."

Tapi masalahnya, submisif tidak bisa mengalahkan pihak dominan. Apalagi Bobby sama sekali bukan pihak dominan yang bisa merelakan submisifnya lepas dan melewatkan kesempatan di depan matanya. Atau mungkin…

"Bob  ah~"

Atau mungkin hal ini karena sang submisif juga menyukai perlakuan sang dominan padanya.

"Kubilang juga apa, kau menyukainya, 'kan, Juneya?"

"Jangan berisik te-ahh…"

Bobby, sebaliknya, menyukai hujan di pagi hari. Sangat.
Dia selalu menyukai datangnya suara gemericik air yang menimpa atap balkon apartemen yang ditinggalinya bersama June. Dia menyukai udara yang berubah menjadi lembab dan dingin. Dia menyukai pemandangan di luar yang mengabur di balik tirai air hujan. Dia menyukai jalanan yang menjadi becek. Dia menyukai datangnya hujan di pagi hari.
Karena derasnya hujan membuat jam berangkat sekolahnya 'terpaksa' dia undur beberapa jam. Lebatnya air yang menghujam bumi di luar sana memberinya akses untuk berdua saja dengan orang tercintanya. Hujan membuatnya bisa melewatkan beberapa jam pelajaran yang membosankan, dan membuatnya bisa berlama-lama menikmati kebersamaan dengan pemuda pirang 'miliknya'.
Dan lebih lagi, hujan di pagi hari selalu saja memberinya alasan untuk bisa main 'anggar'.
Pagi ini pun begitu.

ONESHOT BOBJUNWhere stories live. Discover now