7. Dijodohkan?

13.5K 749 14
                                    

Sepulang nya dari jalan-jalan bersama Zifa, Zahra langsung memasuki kamar nya. Dia merasa sangat lelah sekarang. Mungkin kalau dia tidur sebentar dia akan merasa lebih baik. Saat zahra ingin menutup mata, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh Nita.

Toookk!!! Toookk!! Toookk!!!

"Iya masuk. " Teriak Zahra dari dalam kamar. Zahra merasa sedikit kesal. Kenapa saat dia ingin istirahat malah diganggu seperti ini?

"Ra, ayo makan malam dulu"

"Iya bun, bentar lagi Zahra turun."

"Oke jangan lama-lama ya sayang"

***

Mereka makan sambil berbincang-bincang.

"Ra, ayah mau ngomong sesuatu." Raut wajah Yardi berubah seketika. Sepertinya ada hal yang serius yang akan dikatakannya pada Zahra.

"Ngomong aja kali yah, kayak sama siapa aja deh. Kan Zahra putrinya Ayah. " Zahra masih menanggapinya dengan santai, karena dia fikir Ayahnya akan menanyakan hal klasik seperti tentang sekolah atau nasihat agar rajin belajar.

"Ayah bakalan jodohin kamu sama anak temen ayah."

"Uhukkk!!! Uhukkk!!!" Zahra refleks tersedak saat mendengar perkataan Ayahnya barusan. Dengan sigap Nita langsung memberikan minum pada Zahra.

"APAA? Dijodohin? Ayah, ini bukan zamannya jodoh-jodohan. Zahra bisa cari pendamping hidup sendiri." Rengek Zahra. Yang benar saja, masa zaman canggih seperti ini masih main jodoh-jodohan.

"Iya sayang, tenang aja pilihan Ayah dan Bunda adalah yang terbaik." ucap Nita ikut bicara.

"Tapi, Bun. Zahra kan nggak kenal dia siapa? Sifatnya gimana? Siapa tau dia nggak sebaik yang Ayah dan Bunda fikirkan." Zahra masih berusaha agar Ayah dan Bundanya berubah fikiran dan membatalkan perjodohan ini.

"Nggak, sayang. Ayah sudah mengenalnya sejak lama. Kamu akan menikah minggu depan"

"HAH? MINGGU DEPAN? AYAH AYO BILANG KALAU INI CUMA PRANK. AYAH DIMANA LETAK KAMERANYA? AYO BILANG?" Zahra berharap ini hanya sebuah prank. Tapi sejak kapan Ayahnya pandai membuat konten seperti itu? Ahh! Kenapa Zahra tidak bisa berfikir jernih sekarang.

"Ini bukan prank sama sekali." jawab Yardi.

" Kalau bukan prank, ayo bilang Zahra cuma mimpi. Zahra sedang mimpi kan, Yah? Haha iya Zahra mimpi." Zahra mencubit pipinya sendiri. "Aww. Apa? Ini nyata?" Zahra ingin menangis saja rasanya.

"Ini nyata, sayang. Kalian akan menikah minggu depan. Kenapa secepat itu? Karena pihak laki-lakinya ingin secepatnya. Ayah dan Bunda berfikir tidak ada salahnya jika pernikahan kalian dilaksanakan lebih cepat."

"Tapi Yah, Bun, Zahra kan masih sekolah, tamat SMA aja belum." Kini mata Zahra sedang berkaca-kaca.

"Itu ga masalah sayang, yang penting kan kalian halal dulu."

Ingin rasanya Zahra menolak perjodohan saat ini juga. Zahra hanya mencintai Zikra. Ini kali pertama Zahra mencintai seseorang karena agamanya. Biasanya Zahra hanya untuk senang-senang saja. Bagaimana bisa dia menikah dengan laki-laki yang tidak dia cintai? Jangankan cinta, kenal saja tidak.

Jodohku Ketua Rohis [Completed]✔Where stories live. Discover now