27

1.6K 93 21
                                    

*Dirumah Syifa*

"Mah, Yah... Syifa pulang.." ucap Syifa yang terlihat lelah sore itu karena sehabis pulang sekolah dan melakukan berbagai kegiatan disekolahnya tadi.

Terlihat Fahri-abang Syifa berjalan mengendap-ngendap dan cepat ke arah Syifa dengan wajah was-was.

Syifa mengerutkan keningnya bingung melihat itu. "Bang Fahri kenapa sih bang? Kok was-was gitu emmmphh.." suara besar Syifa terbungkam oleh dekapan tangan Fahri.

"Ssssttt... diam de. Malu tau.." Syifa melepaskan tangan Fahri yang membekap mulutnya tersebut. "Ishhh.. bang Fahri apaan sih. Ngapain bekap mulut Syifa coba!? Emang kenapa sih? Malu kenapa? Ada Siapa? Calon istri bang Fahri?" Ucap Syifa bertubi-tubi dengan sedikit keras sambil menatap Fahri kesal.

Fahri langsung menarik adik gembulnya itu keluar rumah lebih tepatnya ke teras rumah mereka.

"Ade gak malu apa? Teriak-teriak gitu!? Didalam tau gak? ada siapa? Bukan calon istri abang tapi calon mertua kamu" ucap Fahri sedikit berbisik.

Mata Syifa membelalak, " siapa!? Mamahnya Vero?" Kaget Syifa dan bodohnya dia mengucapkan nama Vero tanpa berpikir dulu.

Wajah Fahri terlihat bingung, " Vero? Kenapa kok timbul Vero? Avan de ya ampun! Sumpah de, kamu tu bakal nikah sama Avan bukan Vero!" Ucap Fahri geregetan dengan tingkah Syifa.

Syifa berusaha mengelak, " hah? Yeee abang salah dengar kali. Orang Syifa bilangnya Avan kok. Ishh abang budek deh" elak Syifa dan langsung berjalan santai melewati Abangnya itu.

Fahri hanya melongo mendengar itu dari mulut Syifa lalu diakhiri dengan menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah adiknya itu.

Fahri langsung merangkul pundak Syifa, "Yaudah, sana gih kasih salam. Ada yang mereka mau omongin juga sama kamu de."

Fahri langsung pergi ke kamarnya.

Syifa melepaskan sepatunya dan mengeluarkan antiseptik dari dalam tasnya lalu menyemprotkannya ke kedua tangannya sendiri. Dia harus tetap menjaga kebersihannya itu yang Syifa pikirkan.

Dia berjalan ke arah dimana orang tua Vero dan orang tuanya berbicara sekarang.

"Hallo, Om.. tan.." sapa Syifa dengan senyumnya. Sedangkan dia hanya mengedipkan sebelah matanya ketika melihat kedua orang tuanya yang juga ada disana.

Orang tua Avan langsung menoleh dan ibu Avan langsung kearah Syifa dan memeluknya. "Hallo naakk.. sudah lama tidak ketemu dengan gembul Mama ini.." ucap calon ibu mertuanya itu ramah, sangaaat ramah.

Mereka menyudahi berpelukannya. Syifa kemudian duduk disebelah kedua orang tuanya. "Jadi begini sayang. Kami kesini ingin membicarakan sesuatu hal yang penting padamu sekaligus bersilaturahmi dengan calon besan..." mereka kedua orang tua Syifa dan Avan saling melemparkan senyum lalu beralih kembali ke arah Syifa.

"Saya merasa hubungan nak Syifa  dan Avan masih sangat jauh sekali.. nak. Karena itu, untuk membuat kalian lebih dekat lagi kami ingin.. setiap hari Avan bisa mengantar dan menjemputmu setiap pulang sekolah dan kami memberi kalian waktu berlibur hanya beberapa hari terserah kalian kapan menetukan harinya. Tidak ada maksud apa-apa hanya saja Mama pengen kalian berdua Avan semakin dekat" ucap Ibu Avan panjang lebar memberitahukan niatnya itu ke Syifa.

Syifa tertegun sebentar, dia tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dia dengar dari ibunya Avan itu.

Kalau itu benar-benar terjadi dia tidak tau lagi harus bersikap seperti apa dan bagaimana menjelaskannya kepada Vero yang sekarang adalah kekasihnya.

"Emm.. bukannya Syifa gak mau tan. Tapi itu akan merepotkan Avan, Syifa gak mau ngerepotin Avan tan." Syifa berusaha sebaik mungkin agar tidak terdengar blakblak-an menolak permintaan ibu Avan itu.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang