25

3.6K 163 33
                                    

Happy reading!

***

Pagi itu sangat cerah tapi hening seketika karena kedua orang tua Syifa membicarakan perihal perjodohannya dan Avan. Pagi itu bagaikan petir dan gemuruh langit yang tiba-tiba menghampiri pagi cerahnya.

"Bulan depan kita harus mempersiapkan acara pertunanganmu dengan Avan. Bagaimana menurutmu, sayang?" Ucap Tania pada putrinya.

"Cie ade... abang diduluin nih... terus kamu sama Ve--"

Dengan cepat Syifa membungkam mulut abangnya dengan beberapa sayur dan membuat abangnya Fahri tidak sempat menyebutkan nama Vero.

"Nih makan sayur dulu bang, biar sehat.. biar ototnya makin bulet hehe" ucap Syifa canggung dan terlihat aneh.

Dia hanya menyengir sedikit kepada orang tuanya yang melihat kejadian itu.

"Abaang...." greget Syifa sambil sedikit berbisik.

Fahri hanya menyengir tidak bersalah.

"Lagian serakah amat, tiga cowok diborong semua.. abang ditigakan tau! Terus ayah diempatkan" Ucap Fahri asal dan ikut berbisik juga.

Fahri memang sangat menyayangi adik gendutnya itu. Karena dari kecil dulu Syifa sudah menjadi buntelan mainan Fahri.

"Iiih bang Fahri apaan sih, ngaco deh! Pokoknya bang Fahri tutup mulut rapat-rapat.. nanti didengar ayah gimana? Ishh" dumel Syifa pelan ke arah dekat telinga abangnya.

"Abang kesepian de, cinta abang belum nyampe-nyampe ke alamat abang nih. Kesasar kayanya, huft." Sendu bang Fahri.

"Makanya abang yang nyamperin  bukannya nunggu cintanya yang nyamperin abang dulu, saingan abang banyak ntar cintanya malah singgah deh dirumah tetangga! Hihihi"

"Kalian lagi ngomongin Ayah kan? Hayo ngaku? Ngomongin Ayah tentang apa?" Tiba-tiba ayah mereka menyimpang masuk ke obrolan kecil mereka.

"Ihhh ayah mah.. tau aja, ituu ngomongin kalo kumis ayah makin lebat aja. Gak nyukur, Yah?" Ucap Fahri membuat Syifa terkikik geli.

Otomatis mendengar hal itu Ayah Syifa dan Fahri langsung meraba-raba kumisnya sendiri.

"Waduh iya juga ya, pantesan Mama mu tidak mau Ayah cium ternyata takut terkena duri kumis ini toh.. hehe" kekehnya sambil mentoel-toel istrinya yang terlihat malu karena suaminya membicarakan hal Vulgar dihadapan anak-anak mereka.

Syifa hanya menutup telinganya sedari tadi dan Fahri langsung berlari ke wastafel untuk memuntahkan makanan dari perutnya tadi.

"Ayah!!" Teriak Fahri dan Syifa bersamaan sambil melirik sinis ayah mereka.

"Abang langsung berangkat aja deh" ucap Fahri langsung membawa tas kerjanya dan berjalan menuju luar rumah.

"Syifa juga deh, mau berangkat sekolah sekarang aja. Dahh Ma, dah Yah..." Syifa menyusul Abangnya ke arah luar.

"Mungkin kita harus mengadakan acara makan malam lagi bersama keluarga Hermawan" ucap Hendra pada istrinya. Tania mengangguk, " lebih cepat lebih baik" ucapnya dan mulai menghabiskan makanan yang masih tersisa dipiringnya.

***

Saat Syifa tiba di sekolahnya beberapa peralatan dan banyak bendera Indonesia tertata di beberapa lapangan dan penjuru sekolah. Suasana menyambut kemerdekaan tahun ini lebih-lebih terasa berwarna karena rasa bahagia dihatinya.

Dia kini sedang melewati koridor sekolah bersama-sama dengan siswa dan siswi lainnya.

Apa mereka menatanya saat hari minggu kemarin? Pikir Syifa.

CEWEK Gendut In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang