LS.30

13.1K 703 30
                                    

"Ra,"

Aurora berbalik badan menghadap Buk Dira -guru B.Indonesia- dengan tatapan datar. Membuat guru itu menciut. Sebab, baru tadi gadis itu menghajar Pak Ilham.

"Ada apa, Buk?" tanya gadis itu dengan suara datar seperti biasa.

"Eng-anu," mendadak Buk Dira gugup.

"Buk?" suara Aurora mulai melembut. Sebab dia tau jika guru di depannya ini sedang takut.

Buk Dira tersadar. "Eh. Ini, bisa gak tolong kasi ini ke Buk Lara? Soalnya disini gak ada yang tau rumah dia. Trus kata Dania kamu tau. Bisa ya, Ra. Buku ini penting banget soalnya," pintanya sangat.

Aurora melihat buku yang di pegang Buk Dira. Jika memang buku itu penting maka dia akan mengantarkannya kerumah Lara.

"Yaudah, Buk. Sini bukunya. Ntar langsung saya antar," katanya.

Buk Dira menghembuskan napas lega. Setidaknya bebannya berkurang satu. "Makasih ya, Ra. Kamu udah mau bantuin Ibuk," ucapnya.

"Hmm."

Sebenarnya jika bukan karena Lara, Aurora tidak akan mau membantu Dira. Karena dulu guru itu pernah menghina Dania. Dan sampai sekarang dia masih menaruh dendam padanya.

Dia memasukkan buku tadi ke dalam tas ranselnya. Lalu berjalan menuju kelas Dania. Cewek itu belum keluar karena ada jam tambahan.

Merepotkan!

☆★☆

Aurora dan Dania sudah berada di depan pintu Mansion Lara. Begitu pulang sekolah mereka langsung kesini.

"Emang tadi Buk Lara gak kesekolah, ya, Ra?" tanya Dania.

"Kesekolah, kok. Tadi aja dia yang misahin gue sama pak Ilham," ujar Aurora.

"Trus, kok Buk Dira nitip bukunya ke elo?" kata Dania heran.

Aurora mengangkat bahunya acuh. "Gak tau. Mungkin Buk Lara udah pulang kali."

Dia menekan tombol yang ada di samping pintu. Tak lama pintu mulai terbuka. Saat dia sudah melihat siapa yang membuka pintu, dia langsung menerjangnya.

"Om!!!" teriaknya sambil terus menjambak rambut orang tersebut.

Dania yang tidak mengerti berusaha melepaskan jambakan Aurora. Entah kerasukan apa hingga gadis itu bersikap brutal seperti sekarang.

"Ra, lo gak boleh gitu, ah. Gak sopan," tegurnya.

"Biar aja! Dia udah bikin gue panik tujuh keliling dan sekarang dengan santainya dia ada di rumah Buk Lara!" kesal Aurora.

Penghuni rumah itu langsung keluar saat mendengar suara berisik dari ruang depan. Mereka tercengang melihat John di jambak Aurora.

"Buahahaha!!!" tawa mereka pecah melihat ketua Butterfly kewalahan melawan gadis kecil seperti Aurora.

John menatap mereka kesal. Bukannya membantu malah tertawa. Ingin rasanya dia memukul gadis didepannya ini. Namun dia tidak bisa melakukan itu. Mengingat Ibu sang gadis juga ada disini. Itu sama saja dengan cari mati!!

"Bisa kau singkirkan Putrimu dari ku? Dia benar-benar menyiksaku!" ucapnya dalam bahasa Spanyol.

Lussy menghentikan tawanya lalu mulai mendekati mereka. Dia menarik tangan Aurora dari rambut John dengan lembut. "Udah, ya, sayang. Kasian Om John kesakitan," katanya.

Lussy Smith [Segera Terbit]Onde histórias criam vida. Descubra agora