03. Timbulnya Rasa Nyaman

69 12 5
                                    


03. Timbulnya Rasa Nyaman







***











Levin memang sempat diajak oleh Steven, tapi ia terlalu malas untuk nongkrong seperti biasanya. Dan Steven mengatakan bahwa ia akan mengajak orang lain, tetapi ia tidak menyangka bahwa orang itu adalah adiknya, Aria.

Tidak lama kemudian, terdengar suara sirine mobil yang berasal dari luar rumah mereka. Aria yakin bahwa itu adalah Steven.

Ia segera keluar guna menemui cowok yang tadi siang mengajak nya keluar itu.

"Kak, gue berangkat ya. Daaa!" pamit Aria sambil berlari menuju pintu utama.

Dan benar saja, saat sampai di depan gerbang, Aria melihat sosok laki-laki tengah berdiri bersandar pada pintu mobil dan posisi nya membelakangi Aria. Tanpa basa-basi gadis itu langsung saja menghampiri laki-laki tersebut.

"Steven." sapa Aria.

Merasa namanya dipanggil, sontak membuat sang empunya menoleh.

"Lama banget sih lo, gue kepa---"

Ucapan Steven terhenti ketika melihat ada sosok gadis yang biasanya ia temui menggunakan pakaian sekolah, hari ini gadis itu tampil berbeda dari biasanya.

"Cantik." gumam Steven.

"Lo ngomong apa?" ujar Aria memastikan.

"Apa, nggak. Gue nggak ngomong apa-apa. Perasaan lo aja kali." sahut Steven mengelak.

"Udah cepet masuk, tar keburu malem mau lo, pulang malem?" kata Steven mengalihkan pembicaraan sambil memasuki mobilnya.

Aria mendengus kesal. Jelas-jelas tadi ia mendengar Steven mengatakan sesuatu. Dasar cowok aneh. bantinnya.

Tanpa mereka sadari, sejak Aria keluar rumah ada seorang laki-laki yang terus memperhatikan mereka dari dalam rumah melalui jendela dekat pintu. Senyuman indah terukir di wajah itu, wajah yang sudah sejak lama ingin melihat adik nya bahagia dengan melupakan masa lalu yang hampir membuat Aria kehilangan akal sehatnya atau depresi.



***


Di perjalanan hanya keheningan yang terjadi. Kedua nya sama-sama bungkam enggan membuka suara terlebih dahulu. Pada akhirnya karena risih dengan kecanggungan ini, Aria pun membuka suara.

"Lo mau ngajak gue kemana? Jangan ke tempat aneh-aneh yaa." ujar Aria.

"Emang lo maunya kemana?" bukannya menjawab Steven malah bertanya balik.

"Emm, gue kemana aja mau sih. Asal tempat nya nggak ngebosenin aja." ujar Aria santai.

"Gak ngebosenin ya? Oke, gue tau kita harus kemana."

"Kemana?" tanya gadis itu semangat.

"Nanti lo juga tau sendiri." jawab Steven datar.

"Ishh, lo mah gitu." kesal Aria membuang muka sambil mengerucutkan bibirnya.

Steven terkekeh, ia yang gemas melihat tingkah laku Aria lantas mencubit pipi gadis itu pelan.

"Steven lo apaan sih? Sakit," geram nya.

EncounterDove le storie prendono vita. Scoprilo ora