9. Kakak, Ayo Baikan!

899 137 54
                                    

~Biasakan vote sebelum membaca~
💞🌨️💞

Ada yang rindu?

°

°

Apartemen Jimin jadi pilihan Jungkook untuk melarikan diri. Sebab Jungkook galau, kesal, juga sedih mengetahui teladannya jadi bahan bully. Ia marah, sebab di bullynya Yein semata-mata disebabkan karna dirinya.

Mengingat hal itu, buat Jungkook diam-diam merencanakan hal berbau jahat yang akan ia gunakan untuk membalas perbuatan para murid yang telah berani mengusik ketenangan sang kekasih.

Tinggal menunggu waktu dan kesempatan. Maka Jungkook bisa melakukan apa yang teladannya tak bisa lakukan pada tikus hama yang menyerang lahan cinta mereka berdua.

"Duh, Yeinnya jangan di ambekin lama-lama, sayangㅡKasian." Jungkook mendelik tajam ke arah Jimin. Merasa geli dengan panggilan si buntelan mochi.

Bantal sofa Taehyung lempar hingga mengenai wajah tampan pemuda Park.

"Najis, Jimin homo!"

"Ckk, apasih! Emang manggil 'sayang' cuma ke cewe doang?" Jimin berujar tak terima. "Just for your information, ya ㅡ gue masih suka melon omong-omong, bukan pisang."

"Dasar otak selangkangan!"

Jungkook tak berniat untuk menimbrung. Di keluarkannya lintingan tembakau dari kotak putih dan pematik dari saku celana. Menyelipkan pada bilah bibir untuk kemudian di nyalakan dan di hisap. Ciri Jungkook sekali jika sedang stres.

"Gue udah bilang, jangan nyebat di dalem apartemen gue, sialan!" Jimin menghardik tak suka. "Apartemen gue full AC, oke?!"

Bukannya apa, hanya saja Jimin adalah pemuda pecinta udara segar walau sendirinya juga merokok.

"Ya bukain pintu balkonnya dong, sayang." kata Jungkook santai. Buat Jimin juga Taehyung menatapnya ngeri.

"Idiih najis. Geli, Jeon!" tak sadar jika dirinya telah melakukan hal yang sama beberapa waktu yang lalu. Jimin menggerutu, tapi tetap saja bangkit menuju pintu balkon sembari mengusap kedua lengan. Sebab ia betulan merinding dengan panggilan Jungkook.

"Lagian lo ngambek kenapa, Jeon?" Taehyung melangkahkan kaki menuju dapur.

"Ho-oh, perasaan kemaren masih baik-baik aja sama doi." sahut Jimin ikut menambahkan. Tangannya mengambil remot untuk menyalakan televisi. Kemudian ikut duduk di sofa, sebelah Jungkook.

"Yeinㅡ dia kena bully."

"Hah? Bully? Yein?" Jimin terperangah. "Serius, Jeonㅡ ada yang berani bully Yein?"

Jungkook berdehem, buru-buru Jimin menambahkan, "Wah, cari perkara itu bocah."

"Dan gobloknya gue baru tau hal sepenting ini."

Taehyung kembali dari dapur, melemparkan satu kaleng Colla yang di tangkap sempurna oleh pemuda Park.

"Gue kecewa sama diri sendiri, tapiㅡgue juga marah, kesel karna doi engga mau jujur." kata Jungkook. "Seratus persen yakin, Yein engga bakal bilang kalo tadi pagi gue engga ke kelas dia."

"Gue tanya," Taehyung buru-buru berkata. "Kalo tadi pagi lo taunya karna Yein jujur, lo marah engga?"

"Entah," Jungkook mengendikan bahu, di sesapnya pelan batangan nikotin, menghempaskan asap sebelum kembali menjawab, "Mungkin gue bakal tetep marah, karna dia engga mau terbuka dari awal."

Lil Bastard [Jungkook x Yein] ㅡ #Wattys2019 💞Où les histoires vivent. Découvrez maintenant