10 ✏️ Coming Soon, PIA Ardhya Garini

Start from the beginning
                                    

"Mau makan siang apa? Tadi Mas membawa kue, atau kalian sudah makan siang di lapangan?" tanya Arfan pada Kania.

"Sudah dapat makan siang, Mas. Mas Arfan belum makan ya?" tanya Kania kemudian.

"Sudah, dapat kotak tadi. Selesai manufer di udara langsung makan padahal upacara belum selesai," jawab Arfan tertawa.

"Kita makan Bakso Bakar Pahlawan Trip, yuk?"

"Ibu kerso bakso? Dik Nia ngidam kadose." anya Arfan kepada ibunya.

"Ish, apaan sih, jarang-jarang, kan, ke Malang bisa begini," jawab Kania mencubit lengan Arfan.

"Wes ayo ojo rame wae. Selak ileran mengko si Nia," jawab Bu Arini sambil menatap lucu Kania yang masih sewot pada Arfan.

"Ibu--" bibir Kania semakin maju mendapat olokan yang sama dari Bu Arini.

Jika orang lain melihat mereka pasti akan mengira bahwa Bu Arini mengajak serta kedua anaknya. Kania merajuk kepada Arfan dan Bu Arini seperti rajukan anak kepada ibu dan kakaknya. Ya, Arfan dan Kania lebih tepat dilihat sebagai pasangan kakak beradik bukan sebagai calon pasangan suami-istri.

Sampai di Baba Trip, Arfan langsung memesan bakso bakar dengan berbagai varian rasa.

"Kamu nginep saja ya, Dik, Mas nggak bisa pulang. Nggak tega lihat kamu setir pulang pergi sama Ibu. Nanti biar Mas, yang izin Ayah," pinta Arfan.

"Hmm, mau disunat lagi sama Ayah?!" jawaban Kania kali ini benar-benar membuat Bu Arini tertawa lebar.

Bu Arini memang telah akrab dengan Kania, mungkin itu juga yang membuat Kania berani mengatakan seperti itu di depan calon ibu mertuanya.

"Arfan, minggu depan jadi loh. Sekalian Ibu mau mengenalkan Kania pada keluarga besar," kata Bu Arini ketika mereka sudah duduk dan menanti pesanan bakso bakarnya.

"Siap, Bu, insya Allah Arfan bisa. Nanti Arfan izin ke Ayah dulu."

"Aku minggu depan piket ATM, Mas," kata Kania.

"Ya, kan, di dalam kota, Dik. Kalau ada panggilan darurat masih bisa lansung meluncur," jawab Arfan.

"Memangnya minggu depan ada acara apa, Bu?" tanya Kania kepada Bu Arini.

"Ibu mau mengadakan tasyakuran untuk Arfan sekaligus mendoakan almarhum ayahnya," jawab Arini dengan lembut.

"Dan Adik harus datang untuk dikenalkan ke keluarga besar Mas," jawab Arfan diiringi dengan kerlingan khasnya.

"Iya, Ibu tunggu di rumah," kata Bu Arini menambahkan.

Tidak ada yang lebih membahagiakan sebagai seorang perempuan. Diterima dengan baik terutama oleh ibu mertua itu adalah anugerah yang tidak ternilai harganya. Kalau Arfan bisa membuat ayah Kania bertekuk lutut, menyerah. Kali ini giliran Kania yang sepertinya telah membuat Bu Arini menyerah juga.

Bahagia bersama, itu bukan hanya mimpi tetapi kenyataan yang terlihat semakin dekat.


ya sudah senyamanmu saja

Kamu ini benar-benar mirip Arfan kalau nyetir, sukanya ngebut. Pelan-pelan saja, Nduk

Mohon maaf bu, jalannya lengang sehingga enak dipakai untuk ngebut

Apa karena kamu sudah rindu dengan Arfan?

Sepertinya, Bu

Rukun sama Arfan ya, kalau ada apa apa di bicarakan. Bilang ke Ibu kalau Arfan tidak bisa dihubungi

Sama sepertimu, pendampingmu ini sudah membuat jantung ibu hampir lepas. Ngebut sekali mengemudikan mobilnya

Salah di Masjid Jami ya, Bu. Sekalian Dik Nia belum prnah jalan-jalan di Alun-alun Malang

Ibu mau Bakso? Dik Nia sepertinya sedang ngidam

Sudah, jangan bertengkar saja. Keburu ileran itu nanti Nia

🐾🐾🐾

-----------------------------------------------------

-- to be continued --

💊 ___ 💊

Jadikanlah AlQur'an sebagai bacaan utama
🙇‍♀️🙇‍♀️

Jazakhumullah khair

💊 ___ 💊

SQUADRON CINTA [Terbit]Where stories live. Discover now