part 7

55 6 2
                                    

Jadi malam itu mendengar suara putri yang ketakutan membuat gue melajukan motor dengan sangat kencangnya. Hingga gue berhasil dateng ke club malam itu dan alhasil setelah gue porak porandakan seluruh ruang disitu gue melihat putri sedang lemas di sebuah kasur dengan seorang pria yang berusaha melepas pakaiannya namun sebelum itu terjadi gue sudah memberikan hantaman berulang kali di wajahnya hingga dia lemas tak berkutik.

Langsung saja aku angkat tubuh wanita kesayanganku itu keluar dari tempat jahanam ini. Aku lega bisa datang tepat waktu dan aku ingat untuk memberikan hukuman pada seseorang yang bertanggung jawab atas semua ini.

"Untung loe dateng tepat waktu ka kalau nggak gue nggak tau gimana nasib gue. Bisa gila nanti gue"ucap putri

"Santai aja put yang penting loe baik-baik aja"ucap kaka

"Gimana tadi kalau sesuatu terjadi pada gue. Siapa yang bisa terima gue ka"lirihku

"Gue, gue bisa terima loe. Walaupun misalnya tadi gue datengnya telat dan semua sudah terlambat maka gue akan tetap bilang bahwa loe baik-baik aja dan gue bakal nikahin loe sehabis kita lulus"ucap kaka

"Loe sahabat yang penuh pengorbanan banget sih ka"ucap putri

"Sebatas sahabat lagi"batin kaka

Pagi ini gue sengaja banget dateng kerumah fahrel buat beri pelajaran tuh bocah. Dia dengan sengaja mau menjual sahabat gue sendiri. Dengan segala amarah aku ketuk pintu rumah itu hingga seorang lelaki dengan mata yang masih meraba-raba itu membukakan pintu.

Bughh...

"Dasar loe laknat, beraninya loe mau jual putri" marah kaka

"Hehehe apa urusan loe. Kalo loe mau cewek bekas gitu yaudah ambil aja gih. Gue ikhlas"ucap fahrel

Bughhh...

Satu tonjokan lagi gue arahkan tanpa ampun pada pacar kesayangan putri ini.kalau tidak ingat dosa udah gue habisi nih bocah.

"Tapi sayangnya, putri masih baik-baik aja tanpa kurang satu apapun"ucap kaka

"Maksud loe"tanya fahrel

"Loe bodoh yah atau emang nggak ada otak. Gue nggak akan biarin terjadi apapun sama putri. Ingat loe"kecam kaka

Gue langsung bergegas pergi dari tempat yang memuakan itu. Namun aku baru ingat sesuatu hingga memaksaku untuk kembali melihat si bajingan itu.

"Tunggu polisi dateng loe"ucap kaka

Gue langsung bergegas meninggalkan perkarangan rumah itu. Wajah fahrel amat sangat memerah dan ketakutan. Gue nggak akan biarin seseorang yang berusaha sakiti putri terus bebas berkeliaran. Nggak akan pernah.

                               ***

Sore ini aku sedang asyik bercengkrama dengan secangkir green tea dan cake brownis kesukaanku di balkon kamar sambil memandang keadaan komplek diluar sana. Hingga suara pertengkaran di bawah membuatku beranjak dari tempat dudukku. Segera kutelusuri anak tangga menuju lantai dasar. Mataku kini tercengang melihat papa dan mama bertengkar hebatnya. Awalnya aku ingin menceritakan kejadian semalam pada mereka namum aku rasa itu hanya semakin membuat keruh keadaan.

"Kenapa kamu bisa bangkrut"bentak mama

"Ini semua karena kamu yang kerjaannya belanja muluh. Pengeluaran kita jadi lebih besar dari pemasukan" ucap papa

"Lah kamu nyalahin aku gitu, jelas-jelas kamu yang kerjanya nggak becus"ucap mama

"Udah ah aku capek sama kamu"ucap papa

"Kamu pikir aku nggak capek kamu salahin terus-terusan. Aku mau kita cerai"ucap mama

Stopppp..

"Putri"ucap papa

"Jelasi sama putri ada apa ini pa"pintaku

"Apa yang perlu dijelasi lagi put, kita udah bangkrut sekarang"ucap mama

"Bangkrut"tanyaku

"Mama mau cerai sama papamu"ucap mama

Aku bingung harus berbuat apa, kenapa aku terus-terusan menangis seperti ini. Segera aku melarikan diri dari rumah ini untuk menenangkan diri. Panggilan papa dan mama tidak kuhiraukan, satu yang selalu kutuju di saat tersulit begini yaitu adalah kaka.



"Setiap bulir air mata yang keluar dari mataku. Aku hanya mempercayakanmu untuk menghapusnya" ~putri






sahabat dinginkuWhere stories live. Discover now