Sembilanbelas

2.3K 223 6
                                    

Kuliah udah jalan setengah tahun. Dan gue nyaris lupa, gue udah cukup lama juga pacaran sama Kak Sehun. Tapi sayangnya, pacaran yang gue alami gak seperti yang dialami kebanyakan orang. Rasanya tuh biasa aja. Gak ada yang istimewa apalagi berubah. Kayak temenan biasa. Waktu Kak Sehun bilang serius, gue juga gak bisa nolak.

Terus gue harus apa?

Gue lagi duduk di kursi taman kampus dengan santainya. Ya, walaupun sesekali ini pikiran masih mikirin masalah aja.

"DUARR!!" Gue tersentak kaget lalu menoleh ke sumber suara. Ya ampun, Kak Eunwoo.

"Astaga, Kak. Gue kira siapa gitu" Ujar gue sambil mengelus dada. Kak Eunwoo cuman terkekeh lalu duduk di samping gue. "Hehe, maaf" Balasnya.

Hening. Gue kembali fokus ke depan gue yang kosong gak ada apa-apanya.

"Jangan ngelamun" Ujar Kak Eunwoo membuat gue sadar kalo di samping gue ini ada manusia.

"Gue gak ngelamun, kok" Jawab gue.

"Tapi bengong" Ujarnya membuat gue hanya menggeleng kepala.

"Beneran ini, Kak" Omel gue tak terima.

"Iya deh, gue minta maaf lagi, ya. Ngomong-ngomong, lo sendirian aja, nih?" Tanya Kak Eunwoo. Gue mengangguk.

"Biasanya sama temen-temen lo juga"

"Mereka lagi kena hukuman Pak Didik, Kak" Jawab gue.

"Loh, kenapa dihukum?" Tanya Kak Eunwoo.

"Pas mereka ke kantin, Pak Didik udah di kelas" Jawab gue.

"Oh, dosen penuh peraturan itu? Santai, kali. Kalo lo jaga attitude sama dia, sekali telat aja masih dihargai" Balas Kak Eunwoo.

"Pantesan"

"Kenapa?"

"Mereka suka keterlaluan sama Pak Didik" Jawab gue.

"Asal lo jangan" Gue tersenyum.

"Lo ngapain di sini?" Tanya gue.

"Oh, gabut. Bolos dulu" Jawab Kak Eunwoo.

"Gue kira, orang kayak lo mah gak bakal bolos begini"

"Namanya manusia, Na. Pasti ada kata luput-nya dan gak ada yang suci. Beda lagi kalo gue manusia setengah dewa"

"Padahal, lo udah ngurusin skripsi, nih. Kalo bolos, gak pengaruh apa?" Tanya gue.

"Santai, gue kan cerdik. Bisa gue akali" Jawabnya santai.

"Mantap, Kak"

Gue yang lagi mengalihkan atensi tiba-tiba berhenti kepada Kak Sehun yang menghampiri gue. Aduh, menyesal gue.

"Na, ayo kit—" Ucapan Kak Eunwoo terpotong.

"Na, kenapa kamu di sini?" Tanya Kak Sehun dengan suara baritonnya yang khas.

Gue bingung harus ngapain. Diem salah, ngomong salah.

"Oh, lagi duduk" Jawab gue.

"Terus harus sama cowok lain?" Tanyanya lagi dingin.

Gue menoleh ke arah Kak Eunwoo.

"Emangnya kenapa kalo gue duduk sama Kak Eunwoo?" Balas gue balik bertanya dengan nada tinggi.

"Kok kamu judes gitu, sih?!"

Gue berdiri. "Maksud lo apaan?" Tanya gue masih dalam aksi akting. Karena gue tau, Kak Sehun gak pengen bilang ke siapa-siapa dulu.

Kak SehunWo Geschichten leben. Entdecke jetzt