🍋26🍋

4.6K 991 207
                                    

Akhirnya hari yang Malik nantikan pun tiba. Tepat di hari ini dengan didampingi seorang pengacara, ia melangkah mantap memasuki gedung pengadilan.

Jiwanya bersorak riang karena tidak lama lagi akan benar-benar terlepas dari wanita yang sudah menipunya belasan tahun lamanya. Namun langkah Malik seketika terhenti di depan pintu gedung pengadilan kala melihat Thania sudah berdiri di sana. Dari sikap yang wanita itu tunjukan, nyata sekali jika wanita itu menunggunya di sana.

Malik yang semula ingin kembali meneruskan langkah terpaksa harus mengurungkan niatnya tersebut saat merasakan lengannya dicengkram erat.

"Tunggu dulu, mas." Thania memegang lengan pria yang menatap jijik padanya kuat-kuat agar pria itu tak melangkah pergi meninggalkannya. "Ada yang mau aku omongkan." ucapnya dengan suara memelas.

Malik mendengus kesal. Dengan perasaan dongkol ia membalikan badan dan menyorot tajam wanita yang masih memegang lengannya tersebut.

Tak peduli jika ia akan dianggap tak punya hati, Malik menyentak kasar tangannya agar terlepas dari genggaman Thania, hingga membuat wanita itu terdorong ke belakang dan hampir saja terjatuh jika tak disanggah oleh pria yang berdiri di belakangnya, yang Malik yakini adalah seorang pengacara yang ditunjuk mantan istrinya itu sebagai kuasa hukumnya.

"Kamu kok sekarang kasar sih, mas, sama aku?" Thania menatap sedih pria yang tak lagi menatap lembut padanya. "Aku memang salah, tapi 'kan kamu nggak harus sekasar ini sama aku."

"Untuk seorang perempuan yang tidak tahu bagaimana caranya menjaga kehormatannya sebagai seorang istri, sikap lembut sangat tidak pantas kamu dapatkan." ucap Malik tanpa perasaan. Ia bahkan tak menaruh rasa iba saat dengan jelas bisa melihat tubuh Thania yang mengurus.

                                                            
Reaksi Thania atas sikap Malik yang tidak peduli lagi padanya tersebut benar-benar membuatnya melotot tak percaya. Kemana perginya cinta Malik untuknya? Perhatian serta kasih sayang pria bahkan tak menyisakan bekas bahkan secuilpun untuknya.

Apakah ini adalah cara Malik untuk membalas dendam atas sikap tak setianya? Ataukah ini adalah hukuman dari Tuhan karena sikap jalangnya yang sangat di luar batas?

Yang mana pun itu, untuk beberapa menit yang terlewati, Thania tidak tahu harus melakukan apa. Sepatah katapun tak mampu terucap dari bibirnya saat bisa dengan jelas melihat tatapan jijik yang Malik layangkan padanya.

"Kalau kamu masih mau menjadi patung, silahkan saja. Tapi saya tidak memiliki waktu untuk menunggu drama memuakan kamu ini hingga akhir." pungkas Malik cepat. Ia sudah bersiap akan melangkah, namun lagi-lagi tangannya kembali dicengkram oleh wanita yang sedang memainkan peran sebagai seorang wanita yang terluka. "Apa lagi?" sentak Malik kesal. Ia mundur dua langkah agar Thania tak bisa menyentuhnya lagi.

"Tolong dengerin aku sebentar aja, mas." pelas Thania meminta, tak peduli beberapa pasang mata kini tengah memusatkan perhatian padanya. "Aku sedang hamil saat ini, mas. Dan aku nggak mau kamu ceraikan dalam kondisi berbadan dua begini."

Senyum sinis terbentuk di bibir Malik. Tatapan menghina ia arahkan untuk wanita yang baru saja membuka aib lainnya yang dia hasilkan dari perilaku tak setianya. "Apa peduli saya?" tanyanya setelah mendengus kesal.

"Tapi, pengadilan pasti akan menunda perceraian kalau mereka tau aku sedang hamil saat ini. Kamu akan dianggap laki-laki tak bertanggung jawab karena menceraikan aku yang sedang hamil."

"Saya tinggal mengatakan kepada hakim ataupun orang-orang yang bertugas di ruang pengadilan sana bahwa anak yang kamu kandung itu bukan anak saya." Malik menjawab santai.

"Tapi kamu nggak punya bukti untuk mendukung kata-katamu itu." melihat Malik yang diam setelah mendengar kata-katanya, Thania merasa berada di atas angin. Karena itu, ia berkata, "Pada akhirnya kamu hanya akan mendapat penilaian buruk dari orang-orang karena menceraikan istrimu dalam kondisi berbadan dua. Dan kamu akan semakin malu kalau aku mengatakan bahwa alasan kamu menceraikanku adalah karena kamu mempunyai perempuan lain. Jadi, daripada kamu malu, lebih baik kamu urungkan niatmu untuk melangkah masuk ke gedung pengadilan ini. Tunda keinginanmu untuk menceraikanku, setidaknya sampai anak yang ada di dalam perutku lahir dan kamu memberikan nama belakangmu untuknya."

Merangkai Angan Cinta [TAMAT]Where stories live. Discover now