🍋20🍋

11.1K 1K 99
                                    

Cuma mau ngasih tau aja kalau bab ini nyambung dengan kejadian di prolog. Yang udah lupa, boleh kok diulang lagi baca prolognya.

Terima kasih karena udah sabar menunggu. Selamat membaca, dan semoga Malik-Naula bisa menjadi teman buat kalian di pagi ini.

🍑🍑🍑

                                                        

"Kemarin kamu sembunyi di mana, hmm?" Malik tak henti-hentinya menciumi pipi kemerahan wanitanya yang sedang tersipu malu dan enggan membalas tatapannya.

Setelah menyergap dan membawa Naula ke ruangan ini, lalu bercinta dengannya, Malik tak mau membiarkan wanita muda itu menjauh. Duduk di sofa dengan Naula di atas pangkuan, Malik mengikat wanita yang sempat membuat ia kelimpungan mencarinya itu dengan kedua tangan.

Tubuh lembut yang sudah mengenakan celananya lagi itu ia peluk erat dalam posisi duduk menyamping.

"Jawab aku, La. Kamu sembunyi di mana?" denyutan di pangkal pahanya kembali terasa, tetapi Malik mencoba sekuat tenaga menahannya. Sebelum kembali membenamkan diri di palung terdalam wanitanya, ada hal yang mesti mereka selesaikan. Dan Malik pastikan, Naula tidak akan bisa lari lagi darinya. "Memangnya kamu nggak mikirin perasaan aku? Aku khawatir nggak bisa nemuin kamu dimana-mana."

"Maaf." kepala Naula semakin tertunduk. Ia bahkan tak terlalu menyimak saat pria yang sudah memiliki keseluruhan dirinya itu tidak lagi menggunakan kata saya sewaktu berbicara dengannya.

Malik mendengus kesal. "Aku nggak butuh maafmu, La. Yang aku mau dengar, kenapa kamu ninggalin aku sendirian di rumah dalam keadaan telanjang bulat setelah kita selesai bercinta? Dan ke mana kamu pergi."

"Saya ke rumah teman?" jawab Naula masih setia menundukan kepala.

"Kenapa?"

"Malu." cicit Naula dengan memilin tangannya di atas pangkuan. Menyadari jika jawaban singkatnya tak akan memuaskan bagi pria yang tidak mau melepaskannya itu, ia kembali menambahkan, "Saya juga takut kalau kejadian semalam cuma dijadikan selingan aja sama bapak. Saya ngeri ngebayangin pas bangun, bapak bersikap biasa aja dan minta saya melupakannya."

                                        
Dengusan geli Malik terdengar. Niatnya untuk memarahi si wanita pembangkang buyar begitu saja setelah mendengar apa yang diucapkan olehnya.

Coba bayangkan, darimana datangnya pemikiran cerdas tersebut, hingga bisa membuat seorang Naula Pradita yang dikenal tegar menjalani hidup menjadi lembek dan dipenuhi dengan berbagai pikiran negatif di dalam kepala cantiknya.

"Korban sinetron kamu, La." bibir Malik mengukir senyum. Sebelah tangannya terangkat untuk menyelipkan rambut Naula yang mencuat ke balik telinga. "Kamu seharusnya nggak lari kayak anak kecil, biar kamu bisa ngeliat betapa aku sangat puas dan ingin bercinta lagi denganmu pagi itu. Sekarang, kamu harus natap mata aku, kalau nggak, aku buat kamu terus menjeritkan namaku, kemudian kamu nggak akan punya tenaga untuk melangkah keluar dari ruangan ini."

Merangkai Angan Cinta [TAMAT]Where stories live. Discover now