💌 Ijinkan

14 2 0
                                    

"Itu hati lo, gue nggak punya hak buat ngatur kepada siapa hati lo itu berlabuh."
💌💌💌

Sudah satu bulan Abigail bersekolah di SMA Global. Selama itu juga Nathan terus berjuang untuk mendapatkan hati seorang Abigail. Bukannya menyerah karena sering diabaikan tapi malah semakin gencar untuk berjuang. Itulah cinta yang sebenarnya, tak akan berhenti berjuang untuk mendapatkan walau serumit apa jalan yang dilalui.

Hari ini kelas Abigail sedang freeclass karena para guru sedang ada rapat. Abigail dan Priskilla memilih menghabiskan waktunya di kantin. Makan sambil mengobrol ah sungguh mengasikkan bukan?.

Namun lagi - lagi ketenangan Abigail terganggu oleh kedatangan tamu tak diundang. Siapa lagi kalau bukan  Nathan. Cowok yang selalu mengusik ketenangan Abigail dengan cara konyolnya.

"Pris, pinjem sebentar." tutur Nathan yang tanpa menunggu persetujuan dari Priskilla langsung menarik Abigail menjauh dari kantin. Abigail yang ditarik hanya diam karena tidak ingin beradu mulut dengan cowok itu.

Disinilah mereka berdua ditaman belakang sekolah. Entah maksud dari Nathan membawa Abigail ketaman apa. Yang jelas sudah selama 5 menit mereka berada ditaman, tapi sama sekali belum mengeluarkan suara.

Abigail PoV

Tadi Aku ada dikantin makan bareng Priskilla, tapi tiba-tiba Aku ditarik sama Nathan ke taman belakang. Sudah 5 menit kita ditaman tapi Dia sama sekali belum bicara. Bikin moodku turun aja, tapi Aku harus sabar ya ngga?

"Bi." Panggil Nathan yang hanya Aku jawab dengan gumaman.

"BIII." Panggilnya lagi dengan sedikit berteriak yang membuatku langsung menatapnya.

"Apa?." Jawabku malas dengan pandangan masih tertuju padanya.

"Apa perasaanmu sama sekali belum tumbuh untuk Aku Bi?." Tanya Nathan dan Aku hanya diam, Aku bingung harus berkata apa takut perkataanku salah dan akan menyakiti hatinya.

"Bi, Apa kamu mengijinkan Aku untuk terus berjuang mendapatkan hatimu?." Lanjutnya lagi dan sekarang Aku benar - benar bingung harus menjawab apa.

"Terserah. Itu hak lo. Gue nggak punya hak untuk ngatur perasaan lo. Gue nggak punya hak untuk ngatur kepada siapa hati lo itu berlabuh." Jawabku dengan sedikit berhati - hati karena takut menyakitinya.

"Tunggu Aku buat dapetin hatimu Bi." Ucap Nathan dengan berbinar. Entah apa yang membuatnya seperti itu, Akupun sangat bingung dengan tingkahnya.

Abigail PoV End

💌💌💌


Sudah seminggu sejak kejadian di taman belakang, Abigail dan Nathan semakin dekat bahkan Nathan selalu memberikan coklat dan puisi untuk Abigail. Seperti pagi ini baru saja Abigail duduk dibangkunya tapi sudah mendapatkan kejutan berupa coklat dan puisi diatas mejanya. Dengan senyum yang mengembang Abigail membuka surat puisi itu.

Kamu selalu saja membuatku bingung
Bingung memikirkan bagaimana cara untuk mengungkap rasa
Rasa yang telah ada sejak pertama jumpa

Rasa yang selalu membuatku gelisah
Galau tak pernah menentu
Karena setiap mengingatmu
Sayang itu selalu muncul

Sayangku padamu kini
Tak bisa dihentikan lagi
Karena sejak hari ini
Kamu telah termaterai dalam hati

Terkunci
Dengan cinta yang tulus ini
Dan tak akan pernah lepas lagi
Akan selalu kugenggam sampai mati

Walaupun nanti
Kamu memilih pergi
Tapi kamu tak akan pernah bisa hilang dari
Kehidupanku yang ini

Karena demi apapun
Aku sangat mencintaimu
Aku sangat menyayangimu
Tak ingin sedetikpun aku jauh darimu

Akan kujaga kau sampai kapanpun
Dengan sepenuh jiwa ragaku
Dengan setulus hatiku
Dan dengan restu Tuhanku

Mr.Nath

Dengan senyum yang semakin mengembang Abigail memasukkan surat dan cokelat itu kedalam tasnya, karena bel sebentar lagi akan berbunyi. Dan tak lupa Priskilla yang sudah ada disampingnya yang sibuk dengan handphone kesanyangannya itu.

Seperti hari - hari biasanya, Abigail akan mengikuti pelajaran dengan baik. Walaupun dia sangat pandai tapi itu semua dia lakukan semata - mata untuk menghargai guru yang sedang mengajar dan memahami lebih lagi materi yang ada.

Abigail bukan tipe orang yang memiliki Ambisi kuat untuk mendapat ranking satu. Dia juga bukan tipe orang yang setiap harinya berurusan dengan rumus - rumus yang sewaktu - waktu bisa memecahkan kepala. Dia adalah tipe orang yang apa apanya tidak memusingkan pelajaran. Dia tidak ingin masa remajanya hanya diisi dengan mata pelajaran saja, yang nantinya ketika dewasa bisa membuatnya menyesal sendiri karena telah melewatkan masa remajanya.

Mau gimanapun Dia sudah terlahir cerdas dengan kemampuan diatas rata-rata. Kalaupun Dia tidak memperhatikan guru Dia pasti bisa mempelajarinya sendiri. Bahkan dari SD saja Dia selalu mendapat peringkat satu. Padahal kalau dilihat belajar saja Dia jarang, belajarpun Dia tergantung sama mood. Orang cerdas mah bebas.

Walaupun begitu, Dia tidak pernah sombong kepada teman-temannya, kalau ada yang mau menyontek tugaspun pasti Dia beri. Itulah yang membuat banyak orang menyukainya. Dia juga orangnya ramah, selalu menghargai orang lain, dan selalu menjaga perasaan orang lain. Oleh sebab itu Dia selalu menyaring apa yang akan dikeluarkan oleh mulutnya.

Kalau disekolah pada umumnya orang yang pintar pasti akan melaporkan temannya ketika temannya itu menyontek saat ulangan. Berbeda dengan Abigail, Dia hanya akan diam toh itu bukan urusannya. Kalau menurutnya melaporkan teman yang menyontek itu sama dengan iri dan takut kesaing, walaupun menyontek sendiri itu sudah salah langkah. Tapikan setiap orang yang melakukan sesuatu itu ada alasannya, itulah yang ada dipikiran Abigail. Terlalu baik memang Dia.

Hallo guysss, maaf nih lama update soalnya sibuk wkwk. Maaf juga ceritanya ini pendek. Masih cetek mikirnya nih. Maaf yaaa unch. See uu guyss!!

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Mar 28, 2019 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

NathanaelOnde as histórias ganham vida. Descobre agora