PART 33

3.4K 118 11
                                    

Mobil kami melaju santai. Aku masih saja diam di sebelah Lana. Enggak ambil pusing lah dia mau bawa aku kemana. Yang jelas aku lapar. Semoga aja dia bawa aku buat cari makanan.

Sebentar, ini jalan aku kenal deh kayaknya.

Aku memperhatikan sekeliling jalan. Toko-toko itu, nama jalannya, beberapa pohon yang kayaknya enggak asing buat aku.

"Jalanan ini kayaknya enggak asing di mata gue." Aku bergumam pelan. Hampir tak kentara.

"Loe bakal tahu nanti."

"Gue laper. Kita makan dulu boleh enggak?," aku menyatukan kedua tanganku dan mengeluarkan puppy eyes-ku.

"Nanti kita makan."

"Bener ya."

"Enggak janji."

"Shhhhhh.... Awas aja kalo kita enggak makan, loe yang gue makan."

"Loe enggak bisa makan gue."

"Kenapa?,"

"Kalo loe makan gue, gue bakalan mati dan hilang dan kalo gue mati dan hilang, loe bakalan jadi janda."

"Hyaaaaa....."

Aku memukul bahunya pelan. Bibirku mengerucut. Aku sebal sama Lana.

Lana memberhentikan mobil kami di sebuah pinggiran danau. Dia membuka seatbelt-nya dan begitu pula aku. Dia dengan mantap membuka pintu mobil bagian kanan.ya pastilah aku buka pintu sendiri.

Mataku mengedar ke segala arah. Kuperhatikan benar-benar tempat indah ini. Aku benar-benar enggak asing dengan tempat ini. Pohon besar itu, danau yang terbentang di hadapanku dan Lana. Aku pernah ke sini. Tapi kapan, aku enggak ingat.

"Tempat ini kayak pernah gue datangi."gumamku pelan.

"Dulu, loe sama papa loe ke sini bareng."

Iya Lana benar. Terakhir kali aku ke sini waktu umurku enam tahun. Aku ke sini sama papa. Waktu kecil, aku suka main di danau ini kalau papa lagi enggak tugas. Air bening dari mataku seketika menetes. Aku rindu papa.

Lana menggandeng tanganku menuju bangku kecil di pinggir danau. Langit begitu cerah. Bintang-bintang berkelap-kelip di angkasa. Tuan bulan bersinar menghiasi malam. Lampu langit paling indah.

Dan di sini, di atas bangku kecil. Sepasang suami isteri muda sedang duduk di atasnya. Wajahku seketika menyunggingkan senyum manis. Malam ini aku serasa mengenang secuil kisah masa kecil. Masa kecilku dan papa.

"Loe tahu dari mana tentang tempat ini?,"

"Mama yang kasih tahu gue."

"Mama? Mama gue?,"

"Hmm.. kata mama. Dulu masih kecil loe suka di bawa ke tempat ini. Main air dan melempar batu kecil sama papa."

Aku terharu. Dia sedetail ini menanyakan ini ke mama. Kepalaku dipenuhi nama Lana. Hatiku dipenuhi bintang dan perutku dipenuhi kupu-kupu. Malam ini, aku makin cinta. Sama Lana.

"Makasih ya."

"Buat?,"

"Udah bawa gue ke sini."

"Hm...."

"Dulu papa suka bawa gue ke sini..."

Aku mengingat-ingat hal-hal terindah aku dengan papa. Makan ice cream, kejar-kejaran di pinggiran danau, lomba lembar batu paling jauh. Masa-masa itu masa paling indah di masa kecil.

MY LANA (END)  #WATTYS2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang