#10 - Rofftop

69 9 3
                                    

Rooftop tempat mereka berdua sekarang, sepi, tak ada orang satupun kecuali mereka berdua. Hanya ada suara lalu lalang kendaraan yang sangat ramai walau tak begitu terdengar di telinga mereka berdua.

Dibawah langit yang sudah berwarna jingga pertanda matahari sebentar lagi akan tergantikan dengan bulan.

"Senja mengajarkan kita bahwa perpisahan tidak harus berakhir menyedihkan" kata Arga di tengah-tengah keheningan diantara mereka berdua.

Tiza menggerakkan kepalanya 90° ke arah kanan, dia menatap Arga seolah tatapannya itu bertanya "maksudnya?".

Arga sudah menyadari arti dari tatapan Tiza sekarang.

"Entah sebagian orang menangis hanya karena berpisah, tapi ada juga yang malah bahagia karena berpisah" kata Arga dengan tatapan yang masih kurus kedepannya menyaksikan matahari yang akan terbenam.

"Seandainya lu berpisah dengan seseorang apa lu juga bakal sedih?" Lanjutnya yang kini beralih menatap mata Tiza dalam dan berbeda dengan biasanya.

"Tergantung" Kata Tiza yang beralih menatap ke arah matahari yang akan terbenam.

"Kalo gua pergi apa lu bakal nangisin gua juga?" Tanya Arga dengan mata yang juga dialihkan sehingga sekarang dia menatap kearah matahari yang akan terbenam.

"Enggak mungkin" kata Tiza

"Ck yodah ayo ke bawah" kata Arga sambil meraih tangan Tiza dan menggandengnya.

Sesampainya di lantai utama Tiza masih tidak tau acara apa yang sekarang ia lihat.

"Ini acara apa sih Ga?" Tanya Tiza yang masih heran dengan acara yang bisa dibilang mewah ini.

"Pengesahan cabang perusahaan keluarga gua" jawab Arga sambil menyodorkan minuman ke Tiza. "Bonyok gua gak bisa pulang ke Indo jadi gua yang di suruh ngewakilin mereka" Lanjutnya, sedangkan Tiza hanya ber oh ria

Fyi = Bonyok : Bokap Nyokap

"Ngapain lu bawa gw kesini?" Tanya Tiza lagi

"Pengen aja daripada lu di rumah juga ngapain? Ngabdi sama oppa-oppa lo sambil ngayal? Unfaedah banget idup lu"

"Soekarno aja pernah bilang bermimpilah setinggi langit sehingga saat kau jatuh kau akan jatuh di antara bintang-bintang, jadi apa salahnya kalau bermimpi, siapa tau gua bakalan nikah beneran sama dia" kata Tiza dengan begitu percaya dirinya.

"Tapi Soekarno lupa kalau bintang itu ujungnya lancip" Kata Arga yang membuat alis Tiza menyatu "Liat gambaran anak SD kalau gak percaya" lanjutnya lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Gila Lo!" Ketus Tiza

Setelah Arga menyampaikan beberapa pesan di depan semua karyawan, Arga mengajak Tiza untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.

Ya walaupun masih belum terlalu malam, tapi Arga sudah bilang bahwa Arga akan memulangkan Tiza pukul 9 malam.

Arga menghentikan mobilnya di depan pagar rumah Tiza.

"Makasih ya Za waktunya" kata Arga sebelum Tiza keluar dari mobilnya

"Hemm sering sering aja ajak gw makan gratis, gua gak nolak kok" jawab Tiza sambil memamerkan senyumannya

Senyum lo itu bikin gua tambah suka tau gak, eh gak! Gua gasuka sama dia! - Arga

"Yodah sana masuk, Bang Dandi udah nungguin lo tuh"

***

"Ja Lo berangkat bareng Arga ya, soalnya gw mau siap siap, gw ntar balik ke Amrik" kata Dandi di sela sela sarapannya.

"Kok lu baru bilang sama gw sih bang kalo mau pulang sekarang! Gak asik lu!"

Tiza merasa kesal dengan pernyataan Dandi tadi, kenapa Dandi mengatakan hal itu sekarang. Dan bodohnya lagi mengapa Tiza langsung meninggalkan meja makan, dan berjalan keluar begitu saja, dan bukan ke rumah Arga untuk meminta berangkat bareng.

Saat ini dia sedang kebingungan, jam sudah menunjukkan pukul 6.55 WIB dan dua puluh menit lagi bel akan berbunyi, jika dia menunggu bis pasti akan telat. Jika dia kembali ke rumah untuk mengambil motor miliknya atau ke rumah Arga untuk berangkat bersama, pasti dia akan sangat malu. Jadi niatnya itu dia urungkan.

Kini Tiza berjalan di trotoar jalan sendirian sebelum akhirnya dia sampai di halte bis, setalah lima menit bis tak kunjung datang, dan setelah Tiza berfikir panjang bagaiman dia akan sampai di sekolah tanpa telat, akhirnya dia memilih untuk berlari, dekit gak logis memang bagi orang lain, tapi bagi Tiza ini cara satu-satunya.

Tiza membenarkan tali sepatu untuk berjaga jaga agar dia tidak jatuh saat berlari nanti. Setelah selesai berkutik dengan tali sepatu miliknya Tiza melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang sudah menunjukkan pukul 7.03 WIB.

'10 menit sampe Za Lo jangan nyerah' batin Tiza dalam hati menyemangati diri sendiri.

Tiza menatap tajam ke arah jalanan lalu ngambil ancang-ancang untuk berlari secepat mungkin.

"WOI!! Ija mau ngapain lu? Mau mati gara gara lari ke sekolahan? Terus besok pagi ada berita 'SEORANG SISWI MENINGGAL DUNIA, SISWI TERSEBUT DIDUGA MENINGGAL KARENA BERLARI SAAT BERANGKAT KE SEKOLAH' " Kata seorang laki-laki dari dalam mobil dan membuat Tiza hampir jatuh karena berhenti mendadak saat dia sudah mulai berlari. Dan Tiza sudah tahu itu suara siapa. "Gak logis banget deh Ja, ayo masuk! Bareng gw!" Lanjut Arga.

Rasanya Tiza ingin mengumpat meluapkan seluruh kekesalannya atas perkataan Arga. Tapi niat nya dia urungkan, dalam hati kecil nya berkata dia harus bersyukur karena ada Arga jika tidak pasti sekarang dia sedang berlari melewati trotoar jalan hingga sampai ke sekolah.

Setelah tujuh menit di dalam keheningan bersama Arga, kini Tiza sudah berada di dalam ruang kelasnya.

"Cieee yang habis berangkat bareng pacar baru" Celetus Jingga begitu Tiza menaruh tas miliknya di atas meja.

"Dihh amit-amit deh gw pacaran sama dia, eh tunggu-tunggu btw tau dari mana lo gw berangkat bareng Arga?"

"Eh, gw tadi gabilang lo bareng Kak Arga lo Za"

"Yaampun Za seantero sekolah juga udah tau kalo lu berangkat bareng Kak Arga, sampe-sampe Mang Yoyo aja tau, ya gak Jing?" Kata Diva yang sedang berjalan menuju meja miliknya. Tiza hanya diam tak ingin membalas perkataan sahabatnya itu.

Di sisi lain Arga baru memasuki ruang kelasnya yang mendadak hening dan semua teman kelas Arga menatap kearahnya.

"Ngapa sih fans pada liatin gw? Gw tau gw ganteng, dan gw masih terima di liatin sama cewek, lah ini gw gatrima ya kalo di liatin sama cwok, gw masih normal please deh" Kata Arga yang langsung membuat kelasnya menjadi riuh kembali.

"GELI TAU GAK GA!"

"YEUUU SOK GANTENG BANGET LU!"

"GW FANS LU GA, FOTBAR SINII"

"IYAAA TAU YANG ABIS BERANGKAT BARENG PACAR BARU"

"KEK NYA KITA BAKAL DAPET PJ NI GUYSSS"

"GILAAA LO SEMUA! GW CUMAN BERANGKAT BARENG GAK PACARAN!" Kata Arga meyakinkan teman-temannya tapi tidak di respon oleh teman-temannya.


















Akhirnya Alpee Up lagiii guysss. Pada nungguin gak? Kalo gak gpp sih:)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pee~~

GAZAWhere stories live. Discover now