#9 - Hari Aneh

87 11 2
                                    

Bel pertanda jam pelajaran berakhir sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Dan sekarang Tiza sudah 10 menit di depan sekolah menunggu angkutan umum.

Tiza sudah menghubungi kakaknya tapi Dandi tak bisa menjemputnya alhasil Tiza harus naik angkutan umum.

"Pulang bareng gua aja, angkotnya gabakal dateng, udah gua pecat semua tukang angkotnya" Kata Arga yang mengjeutkan Tiza yang sedang menunggu angkot

"Ngapain? Ogah lah yang ada gak selamet gua sampe rumah"

"Abanglu tadi nyuruh gua buat nebengin lu, dan harusnya lu tu terimakasih sama gua, kapan lagi coba di bonceng sama cogan" kata Arga sambil tertawa terbahak-bahak "satu lagi gua gak nerima penolakan" kata Arga penuh dengan penekanan dan kini suaranya berubah tak seperti biasanya.

Dengan berat hati Tiza harus mengikuti kata-kata Arga, dan mengekor di belakang Arga menuju ke parkiran.

"Nihh pake" kata Arga sambil menyodorkan helm yang selalu menempel di motor milik Arga.

"Gamau, berat" tolak Tiza

"Lu pake ini atau lu gua cium?"

Dengan berat hati Tiza mengambil helm yang disodorkan oleh Arga, dan memakainya.

"Hahahaha palalo gede"

"Mau mulut lu gua sumpelin kaos kaki?"

"Lagian lu lucu hahahaha"

Motor Arga melaju menjauhi gedung sekolah, tak ada yang memulai topik pembicaraan sama sekali di atas motor.

Arga terlalu kencang melajukan motornya, Tiza bimbang mau pegangan belakang motor atau pegangan Arga.

Dan pilihan Tiza memilih pilihan yang pertama dan sedikit menahan rasa sakit di tangannya, bagaimana tidak (motor gede woii yang di buat boncengan). Arga sedikit memelankan laju motornya.

"Pegangan gua aja, daripada tangan ku sakit ntar" kata Arga

Tiza diam, perlahan dia memegang pundak Arga tapi Arga malah tertawa terbahak-bahak.

"Gua bukan tukang ojek kali Ija" kata Arga sambil melingkarkan tangan Tiza di pinggangnya.

Tiza diam tak ingin mengatakan apapun, dan Arga semakin cepat melajukan motornya, sebelum akhirnya motor Arga berhenti di depan pagar rumah besar yang terlihat sangat elegan dengan cat berwarna abu-abu. Dan setelah beberapa detik satpam rumah Tiza membukakan gerbang rumah itu.

Tiza berniat untuk turun dari atas motor Arga tetapi belum sempat Tiza turun, Arga sudah melajukan motornya memasuki pekarangan rumah Tiza.

"Gak sampe dalem kamar nganterin nya Ga?" Tanya Dandi yang berada di teras rumah.

"Masih untung gua mau nganterin adek lo"

"Itung-itung nambah pahala ga"

"Pahala kalo gua gak ikhlas ya gak jadi pahala"

"Lagian kan lu berdua ser~"

"Debat terosssss" kata Tiza memotong perkataan Dandi sebelum  perbedaan mereka semakin rumit, lalu masuk kedalam rumah menuju kamarnya.

Tiza merasa handphone miliknya bergetar di atas ranjang miliknya, Tiza beranjak dari meja belajar lalu mengambil alih handphone miliknya.

Alis Tiza berkerut bingung, akun ini? Yang minta maaf itu kan?.

@gdrt_ : 15 menit lagi gua jemput lu, dandan yang cantik. (Tetangga Baru)

Tiza sekarang tau siapa pemilik akun ini, sudah pasti itu Arga. Alis Tiza berkerut kembali, berfikir sejenak, kenapa dia harus berdandan? Dan kenapa Arga harus menjemputnya.

Stelah 20 menit sejak pesan itu diterima oleh Tiza, kini Tiza berada di ruang tamu dengan menggunakan dress berwarna hitam selutut kaki dihiasi dengan high heels berwarna sepadan dengan rambut yang dibiarkan terurai dan sendikit bergelombang, dan tidak lupa pula Tiza memoles sedikit wajahnya.

"Mau kemana lu? Rapi banget? Gak kayak biasanya" tanya Dandi yang tak sengaja melihat Tiza di ruang tamu.

"Dandi gua minjem adek lu dulu ya, ntar malem gua pulangin" bukan jawaban dari Tiza yang Dandi dengar melainkan dari Arga yang sudah berdiri di ambang pintu dengan pakaian yang sangat formal.

Arga menggunakan kemeja putih dengan berbalut jazz berwarna abu-abu dengan celana sepadan dan sepatu berwarna hitam dan tidak lupa pula jam tangan bermerek yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Lu berdua rapi banget? Mau kemana sih?" Tanya Dandi untuk yang ke kedua kalinya.

"Ada deh" kata Arga kemudian Arga menghampiri Tiza lalu mencengkeram pergelangan tangan Tiza.

"Gw bawa dulu Di" kata Arga begitu melewati Dandi sambil mempertahankan cengkeramannya.

"WOIII ADEK LAKNAT PERGI GAK IZIN SAMA GW LU"

"KAN UDAH GW YANG NGIJININ BANG" balas Arga tak mau mengalah.

Arga membukakan pintu mobil untuk Tiza. Tentu Tiza semakin heran di buatnya, sebenarnya Tiza ingin dibawa kemana dan mengapa pakaian Arga sangat formal.

Setelah Tiza masuk kedalam mobil, Arga menutup kembali pintu mobilnya, lalu Arga melangkah menuju kursi kemudi.

Mobil Arga sudah berjalan sejak 10 menit yang lalu tapi keduanya saling diam dan hanya ada suara musik yang di stel oleh Arga.

"Lu mau bawa gua kemana sih?" Tanya Tiza di tengah-tengah keheningan

"Ntar juga lu tau" kata Arga dengan pandangan yang masih fokus ke depan.

Suasana kembali hening sampai akhirnya Tiza mengikuti alunan musik pelan tapi masih terdengar di telinga Arga.

It's only a moment, before you're gone

And I, am keeping you warm

Just act like you love me, so I can go on

(Shawn Mendez)

"Suara lu jelek mending lu diem" Kata Arga yang membuat Tiza jengkel

"Lu denger?" Tanya Tiza

"Orang yang di luar mobil aja denger apalagi gua" Ucap Arga bertepatan dengan berhentinya mobil milik Arga. "Turun udah sampai"

Tiza keluar dari mobil Arga lalu menghampiri Arga yang sedang menunggunya tak jauh dari pintu kemudi.

Arga menggenggam tangan Tiza lalu menggandengnya memasuki gedung berlantai 35 itu.

Alis Tiza berkerut heran dengan semua yang dilakukan Arga untuknya. Dan untuk apa juga ia di ajak ke gedung bertingkat dengan pakaian yang formal seperti ini.

"Kok lu hari ini aneh banget sih Ga?" Tanya Tiza di sela-sela langkah mereka.

"Anehnya gimana?" Bukannya menjawab pertanyaan Tiza, Arga malah bertanya balik kepada Tiza.

"Beda aja biasanya lu slalu gangguin gua, hari ini lu malah care sama gua"

Arga hanya merespon perkataan Tiza dengan deheman kecil. Kini mereka sudah sampai di tempat tujuan Arga.

Tiza bingung, kenapa Arga membawanya kesini? Kenapa banyak karyawan berlalu lalang dan bertunduk padanya.

"Ngapain lu bawa gua ke acara yang formal banget kek gini?" Tanya Tiza masih heran mengapa dia di bawa ke tempat seperti ini.

"Gua mau ngomong sesuatu sama lu" kata Arga dengan tatapan serius dan tidak seperti biasanya.
































































Maaf kalo post nya lama😊
Jangan lupa tinggalin jejak tapi jangan ninggalin pas lagi sayang sayangnya:(
Syakidhh brohhhhh
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pee~~~

GAZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang