chamomile

77 18 13
                                    

Rambut sebahu, berkacamata, alis rapi, bulu mata l3ntik, bibir merah merona. Tubuh ramping d3ngan tinggi sepersekian. Masih cantik walau usia tak lagi muda.





Minggu, 17 Maret 2021.

Pria tampan yang bernama maulana telah kembali ke negara asalnya Indonesia. Sudah 6 tahun terakhir bersekolah dan bekerja di china. Kangen kampung halaman beserta isinya termasuk belahan hatinya.

Hari spesial ini tidak dilewatkan begitu saja oleh maulana. Dari bandara segera ia menuju tempat kerja kekasihnya, sudah lama rasanya tidak memberi kejutan kecil kecilan.

Sesampainya di lokasi, maulana terus saja menebarkan senyum menawannya kepada siapa saja yang lewat. Termasuk seseorang yang di depannya dan tentu saja yang diberi senyuman tidak sadar akan kehadiran maulana.

"Say, sepertinya udahan aja creambathnya"

"Loh, kenapa sis ?"

"Udah cukup, hehe.. thanks ya"

Salah satu pelanggannya pun segera berlalu dan senyum senyum melihat tingkah maulana dan gemas melihat penata riasnya.

Maulana terus mendekati, penata rias yang ditinggalkan pelanggannya tadi.

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what i've broken
Oh, 'cause i need you to see
That you are the reason.

Seketika penata rias manis itu menyadari si empunya suara merdu nan romantis. Maulana menyanyikan lagu you are the reason nya calum scott dengan wajah dan hampir sebagian tubuhnya yang tertutupi bucket bunga besar.

Dengan jarak 2 meter, mereka kini saling berpandangan menebar senyum.

Suasana romantis mereka terus berlanjut di dalam apartemen si penata rias. Tanpa malu ia melepaskan seluruh pakaiannya di depan maulana. Maulana masih sama seperti yang dulu, masih menghormati kekasihnya dengan membuang muka ke segala arah agar tidak melihat langsung kemolekan tubuh kekasihnya.

Maulana melihat kumpulan foto dan sertifikat berpigura kekasihnya yang bernama bella yang terpampang di dinding.

"Air panasnya udah siap, buruan gih mandi udah kurang ajar banget bau keringetnya " ujar kekasih maulana yang telah memakai bathrobe berwarna putih tulang.

"Hahaha, sorry" maulana terkekeh sambil masuk ke kamar mandi.

Dua jam kemudian.

Maulana dan kekasihnya sampai di bioskop, midnight pilihan yang tepat untuk menonton marvel berdua. Dress hitam selutut dibalut dengan cardigan berwarna pink tampak serasi dengan maulana yang memakai kaos hitam berlengan panjang dan topi hitam berbordir pink. Macam couple serasi.

"Sayang bentar aku ke toilet dulu ya" ujar kekasih maulana.

Sambil menunggu kekasihnya, maulana membeli cemilan untuk mereka berdua.

"Bro"

Maulana dikagetkan oleh teman kampusnya dulu yang ikutan antri membeli cemilan.

"Apa kabar ?"
"Kapan lu datang ?"

"Alhamdulillah jar, pagi tadi."

Maulana tampak asyik berbincang dengan fajar, dan tiba tiba ponselnya maulana berdering.

"Bentar y lur" maulana undur diri sejenak menerima telpon yang sangat penting.

Fajar yang masih antri menunggu pesanan, disusul oleh kekasihnya.

"A' tebak di toilet tadi gue ketemu sapa ?"

"Ketemu siapa dek ?"

"Rasa rasanya gue tadi ketemu dengan b"

Rian pun memutuskan pembicaraannya dengan fajar ketika melihat maulana yang menghampiri mereka.

"Lur, pa kabar?" Tanya rian antusias kepada maulana, siapa yang tidak kaget bertemu teman sekampus dulu yang menghilang tidak ada kabar setelah sidang pendadaran.

Reuni dadakan pun tercipta diantara mereka hingga panggillan masuk bioskop telah mulai. Pasangan fajri memilih masuk duluan sedangkan maulana masih menunggu kekasihnya.

Saat maulana mengambil handphonenya untuk menghubungi kekasihnya, kekasihnya pun datang dihadapannya.

"Sorry, sakit perut tadi hehe"

"Aku kira kamu pingsan bee" sindir maulana pada kekasihnya itu.

Keduanya pun memasuki bioskop dengan pilihan tempat duduk yang pas lalu berselimut dengan nyaman. Keduanya menikmati tontonan dengan hati gembira, kekasihnya maulana pun merebahkan kepalanya di pundak maulana. Sesekali maulana mengusap usap rambut kekasihnya dan mencium rambut sang pujaan hati yang lurus berkilau. Tak terasa film pun usai. Maulana dan kekasihnya memilih menjadi penonton terakhir dengan alasan tidak ingin berjubel antri keluar bioskop dan antri berdiri di toilet.

Maulana pun meminta ijin ke toilet, kekasihnya menunggu di sofa luar. Kekasihnya mulai memainkan gadgetnya, menyibukkan diri karena risih digoda oleh pria pria yang keluar masuk toilet, dan menjadi pusat perhatian orang orang yang berlalu lalang di sekitarnya.

"Yuk"

Maulana tanpa canggung mengenggam tangan kekasihnya, kekasihnya pun berlindung dibalik tubuh mungil maulana. Tampak serasi mereka berdua, walau banyak pasang mata yang memperhatikan mereka namun keduanya berusaha mengacuhkannya.

Tiba di parkiran, maulana segera memanaskan mesin mobilnya. Suara klakson mobil yang terparkir disebelah mobilnya teriringi dengan terbuka kaca jendela si pengemudi.

"Duluan bro" ujar fajar sopan.

Maulana pun tersenyum mengiyakan,

Rian yang disamping fajar pun ikut berpamitan dengan maulana, tapi alangkah terkejutnya saat dia melihat yang disebelah maulana.

Seakan tau apa yang akan rian katakan, fajar segera menutup kaca jendela mobilnya dan melajukan mobilnya.

Maulana hanya menggeleng gelengkan kepalanya, melihat tingkah laku FajRi. Maulana pun memasang seatbelt kekasihnya. Kekasihnya tiba tiba meneteskan air mata.

"Oh no no no, jangan bersedih bee"
Maulana kemudian mengusap air mata kekasihnya.

"Sebegitu burukah aku ?" Ujar kekasih maulana menahan tangisnya.

"Kamu selalu menawan bee :)" balas maulana mencoba menenangkan kekasihnya sambil merapikan sebagian rambut kekasihnya kebelakang telinga.

Kekasihnya pun mendekap erat maulana begitupun maulana. Maulana sangat menyukai aroma chamomile dari tubuh kekasihnya ini. Mereka terus saja berbagi kehangatan di dalam mobil. Apalagi ditambah bisikan maut yang keluar dari bibir maulana ditelinga kekasihnya.

Aku ingin sedikit dekat denganmu, lebih dekat denganmu dan lebih banyak dekat bersamamu pangisthu.
Bahagia kini hadir tanpa syarat dan beban. ♡

Lovely ~Baysan~Where stories live. Discover now