BAB 14

2.1K 156 3
                                    

     Siang itu cuaca sedikit mendung, hawa dingin masih menyelimuti jalan, Yasa dan Yang lainnya membuka pintu kaca mobil sambil melihat pemandangan, terlihat banyak pepohona yang masih rindang dan bukit-bukit yang menjulang tinggi.

     "Eh kita mau kemana nih?" tanya Icha.

     "Gimana kalau kita ke air terjun yuk!" ajak Evan.

     "Hah? Yakin?" tanya Vika.

     "Iya lah yakin, sekali-kali kita merasakan keindahan alam, bakal bikin kita fresh liat air terjun sama panoramanya." kata Evan.

     "Wah boleh juga tuh, tapi emang kalian bawa baju ganti?" tanya Yasa.

     "Gua bawa sih, gak tau yang lainnya." kata Evan penuh semangat.

     "Gua bawa kok." sahut Indra.

     "Gimana Al? Lu tau jalannya?" tanya Yasa.

     "Gampang, kan ada GPS, kita tinggal ikutin aja." jawab Aldo.

     "Oke let's go kita kemon!" sahut Evan penuh semangat. Kemudian mereka pergi ke suatu tempat yang terdapat sebuah air terjun.

Ketika sampai semua tercengang akan kekaguman keindahan alam yang sangat luar biasa, pohon-pohon tua yang menjulang tinggi dan rindang, udara yang dingin, dan beberapa pengunjung yang sudah memarkirkan kendaraan nya di tempat parkiran. Mereka akhirnya turun dari mobil Aldo dan berjalan menuju loket. Setelah membayar mereka masuk dengan jalan bebatuan. Terlihat batu besar dan air terjun yang sangat tinggi membuat mereka semakin antusias dengan lingkungannya. Mereka pun menyewa saung yang menghadap air terjun.

     "Indah banget ya! Sejuk pemandanganya, trus air terjunnya juga cukup deres, ini baru namanya menikmati hidup." kata Evan menghirup udara segar.

     "Eh emang kita bawa makanan?" tanya Indra.

     "Tenang, kita udah bawa bekel makanan kok, kecuali kalian mau mie rebus tinggal beli aja tuh di situ ada warung." kata Vika.

     "Wah kita jadi kaya keluarga berencana ya." sahut Evan sambil membuka bajunya dan menggantungkan di saung bambu.

     "Idih lu mau langsung ke air terjunnya?" tanya Yasa.
 
     "Iya, udah gak sabar gua pengen kecimpringan di air terjun! Ayo kita gambreng siapa yang duluan nyemplung di air itu?" jawab Evan. Dengan semangat Yasa, Indra dan Aldo saling melebarkan tangan.

     "Hom.. Pim.. Pa alaium hombreng!" kata Evan sambil membalikkan tangannya.

     "ALAIHUM GAMBRENG! BUKAN HOMBRENG!" kata Yasa memandang Evan.

     "Masa sih?" Emang udah diganti?" tanya Evan dengan mulut komat kamit.

     "Bukan di ganti Evan, tapi emang awalnya udah begitu." jawab Aldo kalem. Setelah melakukan itu satu persatu membuka baju mereka, terlihat Evan membuka celana pendeknya.

     "Eeeehhh Evan aduuhh, ganti celananya di kamar mandi sih!" kata Vika sambil menutup wajahnya dengan tangan.

     "Tau lu, kan ada anak cewek disini, gak enak." kata Yasa.

     "Lah kan gua pake celana boxer, jadi aman gak terlalu sexy juga." kata Evan.
Kemudian mereka berjalan menuju dekat bibir air terjun, dengan perlahan mereka menimati bermain air, sementara Vika dan Icha hanya duduk di saung sambil menyiapkan perbekalan.

Saat Evan mencoba melompat ke air yang lainnya hanya bertepuk tangan melihat aksi Evan. Namun tak berapa lama terlihat celana Evan yang mengambang di permukaan air.

     "Idih celana lu melorot yak! hahahahahahah!" kata Indra. Dengan sigap Yasa melompat ke air dan mengambil boxer Evan yang mengambang di permukaan air.

     "Eh Yasa! Jangan di ambil! Balikin! Ini gua gak pake celana dalem!" kata Evan dengan mulut komat kamit. Tak lama ada sosok bapak tua yang menghampiri.

     "Ayo, jangan buat becandaan, banyak penunggunya loh disini. Jangan bengong juga ya." kata Bapak tua itu.

     "Oh gitu ya Pak, ia maaf ya." jawab Yasa dan memberikan celana boxer pada Evan.

Setelah bermain-main di dalam air, mereka juga merasakan percikan air yang menghantam bebatuan. Yasa, Aldo dan Indra duduk di bibir dekat air sambil menikmati air dan suara air terjun yang deras. Sementara Evan asik bermain air, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang menyentuh kakinya. Dengan bingung Evan terdiam dan menghampiri teman-temannya.

     "Eh gaaaaaiiisss, tadi ada yang pegang kaki gua loh!" kata Evan.

     "Ah masa?" ikan kali?" tanya Indra.

     "Mana ada ikan disini? Serius gua!" tanya Evan dengan mulut komat-kamit.

     "Emang yang lu rasain apa?" tanya Aldo.

     "Kaya ada yang mau tarik kaki gua, udah ah yuk kita ke saung!" kata Evan. Kemudian mereka beranjak dari duduk dan membilas tubuh mereka di kamar mandi umum. Setelah membilas mereka menghampiri Vika dan Icha yang sibuk mengabadikan suasana disana.

     "Ayo kita makan, ngomong-ngomong lu bawa apaan Vik?" tanya Yasa.

     "Tadi pagi udah siapin mie goreng, sosis goreng, nuget, sama gua bawa roti nih, ada saus juga." kata Vika.

     "Kagak ada nasi?" tanya Evan.

     "Nanti pulang dari sini baru kita cari tempat makan, kan banyak tuh jual, kaya ikan bakar, jagung bakar, lalapan." Sahut Icha.

     "Mantab! Ayolah kita makan!" kata Evan.
Akhirnya mereka menikmati makan bersama dslam suasana kehangatan, seperti persaudaraan yang sangat kental dan bersshabat.

     "Cha, lu gak makan?" tanya Yasa.

     "Bentar, gua masih rekam video nih, bagus banget pemandangan disini." kata Icha. Kemudian ia mematikan rekaman video di handphone nya dan menikmati makan bersama.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Where stories live. Discover now