BAB 4

2.4K 177 12
                                    

     Saat Aldo dan Evan kembali dari toilet terlihat Yasa dan yang lainnya masih mengibrol sambil tertawa bersama yang lainnya. Sementara Evan menunduk melihat mangkuknya.

     "Lu liatin apaan sih?" tanya Icha.

     "Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.... Amannn!" jawab Evan sambil mengaduk kuah baksonya.

     "Tenang, kita gak makan kok bakso lu." jawab Yasa sambil tersenyum menatap Evan. Dengan tersenyum Evan melanjutkan makan baksonya. Namun ia terdiam sambil megecap lidahnya.

     "Kok pedes banget ya?" tanya Evan bingung.

     "Masa? Orang lu sendiri yang masukin sambelnya." jawab Indra.

     "Ya udah ah gua mau main basket dulu." jawab Yasa membawa tas nya dan pergi mrninggalkn yang lainnya.

     "Yas! Gua ikut!" sahut Icha yang juga langsung pergi meninggalkan meja. Sementara Evan hanya mengunyah bakso dengan menahan rasa pedas memandang Aldo.

     "Sumpah ini pedes banget! Cobain deh Vik!" Kata Evan.

     "Ih gak ah, udah kenyang. Itu tadi di masukin sambel sama Yasa." kata Vika.

     "Wah sonong! Sumpah Erosi gua!" kata Evan mengambil teh manisnya.

     "Emosi Van, bukan erosi." jawab Vika.
Sementara Aldo, Vika dan Indra hanya saling memandang Evan yang merasa kepedesan.

Sore hari setelah mereka pulang dari kampus Indra segera mandi dan Evan pun mandi di kamar mandi kamar. Sementara Yasa sedang menyapu lantai. Saat melewati kamar kosong di ujung ruangan terdengar suara tangisan kecil. Yasa terdiam dan melirik kearah kamar itu. Perlahan ia mendekatkan kupingnya di pintu untuk memastikan suara itu. Terlihat di belakang Yasa sosok mahluk berambut panjang yang melintas ke arah jemura belakang. Namun Yasa kembali menyapu, saat melewati depan kamar Yasa terkejut ketika Evan membuka pintu kamar dan menabraknya.

     "Lu mau peluk gua ya Yas?" tanya Evan.

     "Dih! Ke PD an lu! Kan lu liat gua lagi nyapu lantai, lagian lu gak bisa ya buka pintu kamar pelan-pelan?" tanya Yasa sambil melanjutkan menyapu.

     "Yah kirain lu mau peluk gua, iye bawel, besok-besok gua buka pintu kamar pelan-pelan." jawab Evan dengan mulut komat kamit masuk ke dalam. Setelah Yasa menyapu sampai teras ia menutup pintu depan dan meletakkan sapu di dekat kanar mandi luar. kemudian ia segera masuk ke dalam kamar.

     "JEDDDDUUUUUUUGGGGGGGG!" Suara itu terdengar dari dalam kamar

     "Adddduuuhhhh! Somplak banget dah!" jawab Evan sambil mengusap-usap keningnya sambil meringis kesakitan.

     "Lagian lu ngapain sih di belakang pintu?" tanya Yasa.

     "Lagi gelayutan! Pake nanya lagi, ini gua mau ambil celana pendek yang di gantung. Lagian lu mau masuk ke kamar ngapain? Mau ngintipin gua ganti baju ya?" tanya Evan.

     "Dih! Gumoh gua liat lu telanjang! Gua mau mandi lah! ya udah minggir makannya, gua mau mandi." kata Yasa sambil mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu dan masuk ke dalam kamar mandi. Dengan mulut komat kamit Evan melihat Yasa yang masuk ke dalam kamar mandi dengan gaya bebek. Kemudian Evan sedikit menunduk untuk memakai celana pendek.

     "GEDEBUUUUUGGGGGGG!!" Suara itu terdengar di balik pintu.

     "Eh maaf Van, lu lagi ngapain sih di belakang pintu?" tanya Indra saat masuk ke dalam kamar setelah mandi sambil melihat Evan yang tersungkur di lantai.

     "LAGI NAEEEK KRETAAAAAA! PAKE NANYA, LU GAK LIAT GUA LAGI PAKE CELANA PENDEK?!" jawab Evan dengan mulut komat kamit.

     "Ya maaf Van, lagian lu gak kesonoan dikit kek, kan kamarnya masih luas. Lega banget itu di ujung kasur lu." jawab Indra yang hanya memakai handuk yang dililitkan ke pinggang sampai kelutut.

     "GRRRRRRR....!" Jawab Evan dengan mulut tetap komat kamit kembali memakai celana menghadap pintu. Setelah selesai Evan menggantung handuknya di belakang pintu kamar.

     "Itu handuk lu gantung di jemuran belakang gih, biar kering." kata Indra yang membuka handuknya menghadap lemari baju. Terlihat tubuhnya yang putih mulus dengan bulu-bulu tipis yang terlihat lebih segar dan manly.

     "Iye bawel.." jawab Evan, kemudian ia membuka pintu kamar menuju jemuran belakang kostan. Saat selesai menjemur Eva. Seperti mendengar suara tawa kecil di ujung gudang kecil. "Idihhh... Gua lagi jemur handuk lu ketawain... Udah sih.. Jan gangguin gua." sahut Evan yang kemudian bergegas masuk ke dalam dan menutup pintu belakang.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Where stories live. Discover now