Takdir, aku padamu

16 0 0
                                    

Dalam gusar malam yang sepi serta ingatan yang menyeruak.
Kala mata membangkang untuk menutup barang sejenak.

Kantung mata sudah cukup untuk menampung segala resah.
Jiwa ragaku meratap harap menanggung lelah yang membuncah.

Hidup memang begini, lalu mau seperti apa lagi?
Lahir, tumbuh dan dewasa lalu mungkin menikah dan berkeluarga setelah itu tua dan mati.

Amor fati! Aku tidak kalah juga menyerah pasrah pada apa yang sudah di gariskan.
Aku menjalaninya dengan semangat tanpa penyesalan.

Aku padamu, takdir.

- Abeng kris
Batam, 9 Maret 2019

SecercahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang